"Kok Felix--"
"Mereka kembar dan bisa ngerasain perasaan satu sama lain," Juna menyela ucapan Yuki, "Feli yang takut dan Felix yang putus asa, jangan di bayangin perasaan mereka berdua sekarang,"
"Hey Felix, rasanya sedih, kecewa, dan ngerasa nggak becus kan? Sampe rasanya mau mati?" Yuki tersenyum, namun tanpa sadar air matanya mengalir deras, "Gue juga pernah, dulu gue punya adek, cantik banget kaya boneka, namanya Haruka, kalo dia masih ada, umurnya udah 5 tahun, tapi gara-gara gue teledor, dia dia jadi-hiks,"
"Udah Ki," Lucas memeluk tubuh gadis, "Jangan diinget-inget lagi ya, kejadiannya udah berlalu,"
"Tapi Cas-hiks-kalo aja gue--"
"Udah," Arjun menyela, "Gue nggak mau liat lo nangis lagi Ki, udah cukup lo seminggu full nangis terus, jangan lagi,"
Juwita menunduk, "Sekarang mending kita balik ke markas dulu ya,"
***
"Racun itu, menghambat pembuluh darah di otak Felicia," ujar Dokter Shela, "Kita tidak bisa melakukan apa-apa jika tidak ada penawar racunnya,"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com