Dino membuka pintu mobil Lucas, memberi kode kepada Sonya untuk naik terlebih dahulu. Gadis itu mengangguk segera melompat naik mobil milik temannya.
Setelah memastikan temannya sudah duduk tenang di dalam mobil, pemuda itu segera mengikuti, masuk ke dalam mobil lalu duduk di kursi belakang dengan nyaman tak lupa menutup pintu dan jendela.
"Kita langsung ke kantor polisi nih?" tanya Sonya memastikan, "Gue takutnya di sana Rame banget please,"
"Eh tapi mending kalian telfon Arjuna dulu,"
"Ah iya bener kata Lucas. Hape gue mana ya?"
"Dashboard Ki," Lucas menjawab, "Dasar pikun,"
"Diem," gadis itu menatap Lucas tajam, sedangkan yang di tatap hanya terkekeh kecil.
"Jangan kaya gitu. Malah jadi cute tau nggak,"
"Oh kita jadi nyamuk sekarang," pekik Sonya.
"Yaudah lo sama gue sini biar nggak jadi nyamuk," Dino tersenyum lebar.
"Gas terosss sampe mampos,"
"Udah diem dulu. Mau telfon Arjun nih,"
"Iya sayang diem ini gue,"
"Halo?"
"Eh...Juwita?" seru Yuki.
"Yuki? Kenapa Ki?"
"Arjun dimana?" tanya gadis itu.
"Di samping gue nih. Mau ngobrol Ki?"
"Kalian di mana sekarang?"
"Di jalan. Mau ke rumah Arjun," jawab Juwita.
Yuki terdiam, menatap Lucas sekilas sebelum kembali menatap layar ponselnya, "Kalian bawa senjata,"
"Ada banyak pistol di sini Ki. Lo ada senjata nggak? Kalo nggak kalian nyusul kita aja. Ke rumah Arjun ya," ujar Juwita.
"Oh god thank you. Oke gue ke rumah Arjun. Tunggu di sana ya. Kalian habis dari mana?"
"Habis dari rumah gue sama rumah Yeri. Bentar lagi kita nyampe. Lo di mana sekarang,"
"Same. On my way. Tunggu ya,"
"Yuki. Di dashboard mobil Lucas ada empat pistol di sana. Gue yang naroh," dari seberang sana Arjun menyahut cepat, "Kalian gunain itu. Ada pelurunya,"
"Oke makasih Arjun i know gue bisa ngandelin lo di saat kaya gini," ujar Yuki sebelum mematikan sambungan telepon mereka, "Kita ke rumah Arjun,"
"Tapi Ki, bensinnya abis, dan gue pengen pipis," jawab Lucas membuat gadis itu memutar bola matanya malas.
"Pom bensin masih jauh nggak sih?" tanya Sonya.
"Nggak deh kayaknya, di deket pertigaan depan ada," sahut Dino, "Kalo nggak penuh sama zombie,"
"Zombie mah masalah belakangan, kamar mandi lebih penting,"
Yuki menarik napas panjang gadis itu membuka dashboard mobil Lucas dan benar saja, ia dapat menemukan empat buah pistol dari sana beserta sejumlah peluru, "Ini buat kalia. Gue harap kalian bisa makenya. Ini enak kok, pilihannya Arjun ga pernah salah. Apalagi soal pistol,"
"Lo tau banyak tentang pistol?" tanya Dino seraya memeriksa pistol di tangannya sebelum mengisi peluru pada benda itu.
Yuki terkekeh, mengedikkan bahu dengan acuh, "Gue emang gaikut ekskul menembak. But gue punya les privatnya. Ga privat karena gue, Lucas, Juwi, sama Arjun yang ikut lesnya,"
***
Lucas berlari kencang menuju toilet, sengankan Sonya tengah mengisi tangki mobilnya dengan bahan bakar.
Di sisi lain, Dino dan Yuki sibuk menghalau para zombie agar tidak mendekati Sonya maupun Lucas.
Jumlah mereka sangat banyak membuat Yuki dan Dino agak kewalahan.
Dor dor dor
Peluru datang dari arah lain.
"OW SIST IM COMING," Arjun melompat dari mobilnya, berlari dengan kecepatan penuh, lalu melepaskan tembakannya membabi buta.
Yuki mengerjabkan matanya beberapa kali, mencoba mencerna apa yang sudah terjadi, saking fokusnya melawan zombie, gadis itu bahkan tidak menyadari kehadiran Arjun.
"MARK HERE," Mark ikut turun dari mobil Arjun dengan katana panjang di tangannya, "YERIANA LO ISI BENSIN YA,"
"OKE,"
Dor dor dor
Suara tembakan saling bersahutan, dan cukup membawa perhatian zombie-zombie lain untuk mendekat, dan itu sangat tidak bagus. Hampir seluruh penjuru pom bensin dipenuhi oleh makhluk mengerikan itu.
Bahkan Yeri dan Sonya kini ikut menembaki para zombie yang mendekat.
"LUCAS UDAH BELUM?" tanya Dino, "BURUAN,"
"UDAH TAPI INI MEREKA NUTUPIN JALAN!" balas Lucas tak jauh dari sana.
"BURUAN LUCAS!" Yuki berteriak kesal, "YANG LAIN MENDING KE MOBIL DULU,"
"OKE,"
Sonya dan Yeri segera memasuki mobil Lucas, diikuti Yuki dan Juwita.
"MOBIL LUCAS UDAH PENUH. PINDAH PINDAH," usir Juwita pada Dino.
"IDIH," pemuda itu mendengus, lalu dengan cepat berpindah menuju mobil Arjun yang tak jauh dari sana. Pemuda itu dengan mudah menghabisi sejumlah zombie yang menghadangnya.
"WOY TUNGGUIN," Lucas berlari tunggang langgang, dengan cukup banyak zombie yang mengejarnya.
Yuki mendengus, kepalanya menyembul dari kaca jendela mobil Lucas, lalu mulai menembaki zombie yang mengejar pemuda itu.
"MOBIL LO PENUH. SAMA ARJUN SANA," ujar Sonya.
"MOBIL SIAPA YANG MAKE SIAPA," omel Lucas namun tetap berjalan cepat memasuki mobil Arjun.
"Oke girls jangan lupa tutup jendela," ujar Yuki sembari mengenakan sabuk pengaman, "Lo bisa nyetir kan Yer?" tanyanya pada Yeri yang tengah duduk di kursi kemudi.
"Eh enggak! Tadi reflek aja, mending lo yang nyetir,"
"Oke oke," Yuki segera berpindah duduk di kursi kemudi sedangkan Yeri di kursi penumpang, "Pake sabuk pengamannya, gue mau ngebut,"
"Kresek, mana kresek," ribut Juwita, "Buat jaga-jaga kalo ada yang muntah,"
"Tuh di belakang," jawab Yuki mulai melajukan mobil Lucas dengan kecepatan diatas rata-rata.
"Heh belum-belum udah ngegas aja neng," cibir Sonya, "Duh kaya lagi terbang,"
Juwita menghela napas berat, "Gue pusing Ki jangan lo bikin tambah pusing deh," gumamnya malas.
Yeri memijat pelipisnya, merasa deja vu seperti saat ia berada di dalam mobil Arjun beberapa waktu yang lalu.
"Kita harus cepet cepet lah buat sampe rumah Arjun. Di luar sini nggak aman. Gue nggak bakalan bisa tenang," jawab Yuki gelisah, masih mengemudikan mobil Lucas dengan kecepatan djatas rata rata. Tampak beberapa kali menabrak zombie di depan sana.
Sonya memegangi kepalanya yang berdenyut. Benar benar merasa pusing akan kebiasaan menyetir Yuki, "Ki gila lo lulus SIM ga sih? Apa jangan jangan pake calo ya lo bikin SIM nya,"
"Iyalah," gadis itu menjawab dengan tenang, "Kayanya sih. Soalnya gue minta sama bokap. Terus di kasih beneran SIMnya. Belajar mobil sehari doang sama Arjun,"
Mendengar jawaban Yuki sontak membuat Juwita menoleh dengan cepat, "Kenapa sama Arjun? Lo tau sendiri dia kalo bawa mobil kaya orang kesurupan," ujarnya frustasi.
Yuki hanya mengedikkan bahunya acuh, "Lucas lebih parah sih kalo bawa mobil. Jadi gue minta ajarin Arjun aja. Dia kan sedikit lebih mending kalo bawa mobil,"
"Bener juga," Yeriana bergumam kecil, "Tapi sama aja sih mereka berdua kalo bawa mobil ugal ugalan.
"Iya," Juwita mendengus keras, "Bikin stress. Eh anyway itu Sonya anak kelasnya Yuki kannn?"
Sonya tersenyum lebar seraya mengangguk, "Lo Juwita kannn anak kelas sebelah yang ituuu," ujarnya.
Yeri terkekeh kecil, "Yang habis putus sama Hendry ya?"
"Bitch jangan diingetin dong," Juwita menukikkan alisnya, menatap kesal ke arah Yeriana yang hanya tersenyum tanpa dosa, "Ya emang sih bener gue habis putus sama Hendry. Tapi yaudahlah lupain. Males gue bahasnya,"
"Selingkuhannya mantan musuh gue waktu SMP," ujar Sonya santai.
"Oh ya?" Juwita melongok ke belakang saking penasarannya.
"Iya. Nanti gue ceritain kalo udah sampe rumah Arjun,"
"Oke,"