webnovel

Battle Arena 2

Pertarungan antara Tim Deku melawan Tim Bakugo pun berlangsung sama seperti di anime, yang dimana Tim Deku lah yang memenangkan pertandingan.

Saat mereka semua keluar dari tempat pertarungan, terlihat Muka jelek Bakugo yang sedang mematung karena Shock akibat kalah dari orang lemah seperti Deku.

Zen hanya menggelengkan kepalanya saat melihat temannya yang satu ini. Dia tidak bisa menolong apapun namun Zen hanya menepuk pundaknya dan menyemangatinya. "Don't Mind!" Ucap Zen kepada Bakugo.

Namun, Bakugo masih tidak membalas dan masih memasang wajah Shock membatu. Dia terus menggumamkan kata "Aku Kalah!" selama istirahat.

"Baiklah, Selanjutnya adalah Tim C Vs Tim E!" Ucap All Might.

Kali ini, Tim Zen dipanggil dan mendapatkan posisi sebagai Villain. Itu berarti, dia harus meletakkan bomb nya di tempat yang jarang di ketahui oleh orang lain dan melindunginya agar tidak di sentuh oleh tim hero.

Zen dan Momo pun memutuskan untuk merwncanakan formasi serta pertahanan mereka.

Zen berkata "Momo-chan, aku punya 1 ide untuk rencana kita kedepan dalam menghadapi mereka berdua!" Sambil melihat ke arah Momo.

"Bisakah kau memberitahu ku?!" Tanya Momo.

Zen tersenyum lalu menjawab "Baiklah. Pertama, aku ingin kau menaruh bomb ini di tempat yang jarang diketahui ataupun gampang di duga oleh orang lain.

Kedua, jika kau bisa membuat sesuatu seperti kaca cermin dari Quirkmu, maka itu akan sangat berguna untuk melapisi bagian luar Bomb. Gampangnya buat dinding cermin di dekat Bomb.

Ketiga, untuk pertahanan, aku menyerahkannya padamu. Masalah penyerangan kau bisa serahkan kepadaku. Mereka semua belum mengetahui secara detail cara kerja Quirk yang kumiliki ini!" Jelas Zen panjang lebar.

Mendengar hal ini, Momo mengangguk dan mengikuti perintah yang dikatakan Zen.

Beberapa saat kemudian, Tim C dan Tim E masuk ke dalam area pertarungan.

Di dalam gedung, Zen dan Momo memasang Bomb di lantai 2 dan menempatkannya mepet dengan dinding lalu melapisi bagian luar dengan dinding kaca yang tinggi di sekeliling Bomb tersebut.

Karena Bomb nya berbentuk bulat besar, maka kaca yang dibuat Momo harus berbentuk setengah bulat menjulang tinggi. Karena Bomb di tempatkan mepet dengan tembok. Karena itulah Zen memyuruh Momo untuk membuat kaca nya berbentuk setengah bulat dan melapisi sekitar Bomb sampai menyentuh tembok kanan kiri bagian Bomb.

Setelah siap, akhirnya pertandingan pun dimulai.

"Momo, kau bisa bersembunyi terlebih dahulu. Jika musuh sampai disini, kau bisa menyerangnya dengan serangan diam-diam!" Ujar Zen.

Momo mengangguk mengerti lalu menjawab "Baiklah, sayang!" Sambil malu-malu.

Zen mengabaikan sifat fanatik Momo lalu pergi untuk menyerang Tim E, yaitu Aoyama dan Mina.

'Jika tidak salah, Aoyama memiliki Quirk yang dapat mengeluarkan sinar leser dari pusarnya dalam jangka waktu 1 detik. Lalu Mina memiliki Quirk yang dapat mengeluarkan cairan yang dapat melelehkan benda apapun dari tubuhnya!' Pikir Zen menganalisis kemampuan lawannya.

Beberapa saat kemudian, Zen pun berpaprasan dengan kedua orang tersebut di lantai pertama. Entah kenapa Mina sendiri seperti seorang yang sedang kegirangan dan Aoyama seperti seorang yang memiliki Syndrome 8 tingkat dewa. Atau Chuni.

'Heee, mereka berdua adalah pasangan tim yang cocok, hahaha! Kalau begitu, mari kita uji kemampuan mereka!' Pikir Zen.

Tiba-tiba, muncul api berwarna biru air laut di telapak tangan kanan Zen. Api itu semakin membesar saat dia mulai menggenggam tangannya.

Zen melapisi kepalan tangannya menggunakan Api Phoenix miliknya untuk melumpuhkan kedua pasangan chaos ini.

Mengambil ancang-ancang, Zen bersiap-siap menyerang mereka berdua. Dia menargetkan Aoyama terlebih dahulu, karena Quirknya yang merepotkan serta kepribadiannya yang membuat Zen jengkel.

Terlihat, otot dibagian pergelangan kaki Zen mulai mengejang. Urat-urat mulai terlihat seperti akan keluar di bagian kakinya, yang menandakan jika Zen menyalurkan tenaga fisiknya ke bagian kaki.

Dalam sekejap, Zen langsung melesat menuju ke Aoyama dengan kecepatan yang sangat tidak masuk akal dengan mengandalkan kekuatan fisiknya saja. Itu terbukti karena pijakan lantai yang di injak Zen untuk melesat sampai retak membentuk jaring laba-laba, yang menandakan jika kekuatan fisik Zen bukan main-main.

Tanpa pikir panjang, Zen langsung memukul Aoyama dibagian kelemahannya, yaitu di Perut bagian pusar dengan keras sampai Aoyama terpental. Walaupun Zen menahan diri sngat banyak, namun efeknya masih tetap sangat ekstrim sampai sampai Aoyama terpental karena pukulan Zen yang dilapisi dengan Api Phoenix.

Karena tidak sempat melihat serta bertahan, akhirnya Aoyama terkena pukulan maut Zen dan terpental ke belakang membentur tembok lalu dia mengerang kesakitan dan pingsang di tempat.

Semua murid kelas 1-A kecuali Bakugo menatap layar dengan mulut terbuka lebar sampai-sampai dagu mereka menyentuh tanah karena kekuatan fisik murni Zen sangatlah mengerikan.

Mina yang berada di samping Aoyama terkejut dengan serangan dadakan Zen yang langsung membuat Aoyama pingsan di tempat. Diapun mrnjadi panik dan mencoba untuk menyerang Zen menggunakan cairan miliknya.

Namun, sebelum Mina bisa menyerang Zen menggunakan cairan miliknya, Zen sudah terlebih dahulu bertindak dengan menyerang Mina.

Zen memukul perut Mina menggunakan kepalan tangan Api Phoenixnya dan membuatnya menunduk kesakitan sambil memegangi perutnya karena kerasnya pukulan Zen.

Disini, Zen tidak pandang bulu dengan kelamin saat dia sedang bertarung. Baginya, kemenangan adalah hal yang nomor satu jika dia menjadi seorang Villain.

"TIM HERO GUGUR!!! DAN PEMENANGNYA ADALAH TIM VILLAIN!!!" Teriak All Might

Pertandingan Tim C dan Tim E pun berakhir dan dimenangkan oleh Tim C, yaitu Hanaoka Zen dan Momo Yaoyorozu.

'Huft* begini leboh baik. Aku lebih suka menyelesaikan secepatnya daripada harus menunggu hal hal yang merepotkn datang!' Batin Zen

Beberapa saat kemudian, Aoyama dan Mina dibawa ke ruang UKS untuk mendapatkan perawatan medis akibat luka yang dia peroleh saat pertarungan tadi.

Disini, Zen tidak sedikitpun merasa bersalah kepada mereka berdua karena di pertempuran yang sebenarnya, tidak ada yang namanya bersenang-senang ataupun ampunan. Yang ada hanyalah kemenangan.

Siguiente capítulo