Isak tangis gadis itu sembari memeluk erat guling, rasanya ingin cepat-cepat dewasa agar bisa seperti Andrei, sang kakak yang sudah kuliah di Korea. Alasan Aletta seperti itu agar bisa keluar dari rumah ini. Rumah yang ia anggap sebagai neraka.
Ketika gedoran pintu terdengar kasar, Aletta buru-buru mengganti baju seragamnya dengan pakaian santai. Alana sang ibu menyuruhnya untuk membersihkan rumah. "Keluar lo, beresin rumah sampe bersih! Baru lo makan. Ngerti?"
Aletta menjawab dari kamar seraya memakai celana pendek, "Iya ma,"
Aletta membuka pintu kamar, terdapat Alana yang bersidakep menatap tidak suka ke arahnya. Tatapan itu seperti jijik, padahal Aletta adalah anaknya. "Cepetan turun, awas kalau nggak bersih." tegasnya seraya menarik tangan Aletta dengan kasar. Gadis itu mengikuti mamanya turun, cekalan itu membuatnya meringis kesakitan. Luka 2 minggu lalu yang terkena pukulan dari Alana masih belum pulih.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com