Melihat sikap Naoki pada dirinya, membuat Ken teringat dengan istrinya, Akira. Sifatnya sama persis saat baru-batu kenal. Kenyataan pahit tentang sang istri yang entah ada di mana, entah sudah melahirkan anaknya atau bagaimana wajah anaknya saat ini. Dirinya masih tetap akan mencarinya. Satu hal yang ia yakini, istri dan anak di kandungannya masih hidup hingga kini.
'Akira ... apa kabarmu saat ini? Aku yakin kamu masih hidup hingga saat ini. Tapi tidak tahu kamu berada di mana, sekarang. Semoga saja kamu baik-baik saja hidup tanpaku. Memang aku suami yang tidak berguna sama sekali,' sesal Ken dalam hati. Pikirannya dipenuhi rasa bersalah terkait dengan istrinya yang entah berada di mana saat ini.
Bila diizinkan, Ken ingin bertemu dengan anak dan istrinya. Walaupun itu hanya sesaat saja. Yang penting, ia bisa bertemu dengan mereka. Meskipun itu mengorbankan nyawanya sendiri, ia pun rela untuk sekedar melepas rindu. Kini ia hanya bisa menatap sungai yang berada di perbukitan. Jelas ini adalah wilayah, di mana ia tinggali kemarin. Saat ia bertemu dengan wanita dan anaknya. Sekarang ia tidak tahu bagaimana kabar mereka. Entah sudah mati atau masih hidup dengan tenang. Untungnya mereka membawa cukup uang dan perhiasan untuk digunakan sehari-hari. Jadi tidak terlalu khawatir soal itu.
"Di sini airnya jernih dan bisa diminum, mungkin. Semoga di dalamnya tidak ada monster yang menyerang kita, hohohoho!" canda Matt dengan tawanya yang besar. Pria itu membersihkan tangannya dengan air itu. Ia sebelumnya mengambil air dengan wadah yang ada di bagasi motornya. Karena airnya yang telihat jernih, beberapa tengguk ia minum air tersebut.
"Hei! Apakah kau meminum air tanpa dimasak terlebih dahulu? Sudah sering ku katakan, tidak baik meminum air yang belum matang! Sudah tua tapi tetap saja kayak anak kecil!" hardik Naoki terhadap Matt. Karena ia merasa lelaki paruh baya itu cukup ceroboh.
"Oh, tidak apa-apa, Naoki. Di sini airnya masih belum tercemar. Jadi ini masih bisa diminum tanpa bikin sakit perut. Tapi ini khusus untuk para pria yang kuat. Kalau air untuk minum, kita masih memilikinya di beberapa botol. Kau ambil saja di bagasi!" ekak Matt.
Baginya hanya minum air saja tidak masalah. Tanpa bicara lebih lama lagi, ia membawa air dalam wadah seperti panci ke tempat yang kering. Ia mencari batu dan membentuk seperti tungku. Ia mengambil korek dan minyak yang mudah terbakar api. Ia mengambil beberapa ranting yang berjatuhan agar bisa menyalakan api.
Di situasi yang modern seperti saat ini, mereka biasa menggunakan alat pemanas air dari listrik sebenarnya di motornya ada listrik yang bisa disalurkan untuk merebus air. Namun Matt khawatir jika kehabisan energi listrik.
"Kamu selalu saja beralasan, Matt! Kalau begitu, terserah saja padamu. Mau kamu sakit perut atau bagaimana, kamu yang menanggungnya," pungkas Naoki. Wanita itu tidak ingin berurusan dengan Matt yang selalu tidak sepemikiran dengannya.
Karena kerongkongan yang merasa haus, Matt pun berinisiatif untuk mengambil air minum yang ada di bagasi motor. Bagasi motor yang mereka miliki, memiliki beberapa tempat untuk peralatan memasak darurat di mana saja. Dan ada juga makanan dan minuman yang ada di tempat berbeda. Namun karena stoknya yang sudah semakin sedikit, membuat Hidethosi mencari bahan makanan yang berada di sekitaran tempat mereka.
Ken melihat Matt dan Naoki yang seperti keluarga. Walau ia tahu mereka bukan siapa-siapa tapi sama-sama orang yang kehilangan keluarga. Tentu mereka sudah terbiasa hidup bertiga sebagai rekan yang selalu bertarung untuk membunuh pada makhluk yang tidak diinginkan di dunia ini.
Sebenarnya para manusia juga kasihan. Karena mereka tidak tahu apapun dan mati tanpa tahu bagaimana caranya mati. Karena kesadaran mereka telah diambil sepenuhnya oleh alien parasit. Keadaan akan menjadi menegangkan jika datang monster yang menyerang. Seperti saat ini, muncul sesosok makhluk aneh dari dalam air. Meniliki bentuk tubuh seperti ikan yang memiliki bentuk yang lebih kekar dan mengerikan. Makhluk itu muncul dari teluk yang dalam dan terlihat berwarna menyerupai batu kali.
"Wahh! Makhluk apa itu? Kenapa itu sangat mengerikan sekali? Kalian harus berhati-hati! Jangan sampai kalian berdua lengah! Akan kubunuh makhluk yang mengerikan ini!" ujar Matt. Ia meletakan air yang hendak direbis. Setelahnya ia mengambil batang besi yang diambil dari pertarungan sebelumnya. Lalu ia memukul makhluk air yang seperti batu itu.
Mereka memang menyisahkan beberapa barang untuk dipakai dalam keadaan darurat. Tapi besi itu tidak cukup untuk menahan serangan makhluk besar itu. Naoki yang melihat Matt dalam kesulitan, langsung mengambil senapan dan menembak perutnya. Namun itu tidak mempan.
"Kenapa masih tidak mempan juga? Harus bagaimana membunuh monster batu ini?" keluh Naoki yang putus asa. Namun ia masih melihat Matt tetap berusaha untuk mengalahkannya makhluk itu apapun yang terjadi.
Melihat Naoki yang menyerah dan Matt yang kesulitan untuk mengalahkan makhluk besar itu, membuat Ken geram. Ia tidak bisa melakukan apapun karena tubuhnya sulit untuk digerakan. Seandainya ia bisa bergerak dengan keadaannya saat ini pun adalah sebuah keajaiban.
"Hyaaaa! Mati kau monster keparat! Mati kau!" teriak Matt dengan putus asa, menyerang dengan membabi buta. Namun tubuhnya terhempas ke dalam air karena tubrukan monster yang hidup di air tersebut.
"Dasar ceroboh!" pekik Hidethosi yang baru kembali membawa sekantung makanan. Berupa daging dan buah-buahan dari hutan. Ia melepaskan tali dari dalam tangannya dan melemparkan ke arah Matt. "Ditinggal sebentar, malah mau mati di sini?"
Karena kecerobohannya, Matt yang putus asa itu pun hanya bisa merenungkann dirinya. Tubuhnya yang kuat itu tidak ada artinya lagi saat dalam keadaan lemah. Untungnya ia diselamatkan oleh Hidethosi tepat waktu.
Makhluk itu kembali muncul ke permukaan dan melompat. Matt yang tidak memiliki senjata kapaknya lagi, hanya bisa menggunakan besi yang bahkan tidak dapat melukai monster tersebut. Ia ditarik ke daratan karena tubuhnya terlilit tali yang dilempar Hidethosi.
"Untungnya masih menyimpan tali di dalam sarung tanganku. Ternyata masih berguna juga. Matt! Bawa monster itu ke daratan! Dia tidak memiliki kaki dan tangan! Hanya bisa menggigit dan berenang di air. Kalau di daratan, mungkin kita bisa menghabisinya!"
Yang dikatakan oleh Hidethosi memang ada benarnya. Matt segera keluar dari air dan memancing monster itu ke daratan. Benar saja, makhluk itu melompat ke daratan. Dengan tubuhnya yang memang seperti ikan, membuatnya tidak bisa berjalan di daratan. Walau masih bisa bernafas di daratan, tubuhnya sekeras batu, nyatanya di daratan sulit bergerak.
"Malam ini kita beristirahat di sini. Besok kita baru kembali ke markas. Ayo kita makan dulu! Saya bawakan daging hewan buas yang masih belum terkontaminasi dengan makhluk parasit itu." Hidethosi mengambil kembali makanan yang ia peroleh dan mengeluarkannya dari karung.
***