"Assalamualaikum."
Abighail dan Mamahnya sekarang sudah kembali lagi ke dalam ruangan Faras. Mereka berdua mau memastikan jika Faras saat ini sedang baik-baik saja.
"Waalaikumsallam. Udah selesai Mah makannya?"
"Iya. Udah nak. Kok kamu masih melek si? Ga istirahat?"
"Tadi udah Mah. Faras tiab-tiba kepikiran sama Shafa deh. Kira-kira Shafa rewel ga ya sama Chintya?"
"Kepikiran sama Shafa apa sama yang bawa Shafa. Kak Chintya."
"Kamu itu. Ledekin kakaknya aja terus."
"Hahaha. Ampun boss."
"Udah, udah. Kamu kalo kepikiran sama Shafa, telepon Chintya aja. Mamah juga kepikiran Shafa. Takutnya Shafa ngerepotin Chintya gitu. Kan kalo gitu bisa Mamah jemput sekarang buat bawa lagi ke sini."
"Iya Mah. Kalo gitu Faras telepon dulu ya Mah."
"Iya nak."
Setelah mendapat saran dari Mamahnya, akhirnya Faras memutuskan untuk menelpon Chintya malam ini.
"Assalamualaikum Chintya. Saya ganggu kamu ga ya?"
"Waalaikumsallam. Engga kok Mas. Ada apa emangnya? Kamu ga kenapa-kenapa kan?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com