"Gimana saya tidak berpikir seperti itu, Agung! Mengingat Megha pernah pergi meninggalkan Alvan."
Balasan Kakek Ben menyentak perasaan Papa Agung. Sebagai ayah ia merasa tersudut. "Waktu itu Megha pergi untuk menyelamatkan keutuhan keluarga Mahawira!" begitulah pembelaan sang ayah terhadap putrinya.
"Apa kamu yakin, Gung? Justru saat saya mengenal Megha, saya melihat kepergiannya di masa lalu hanyalah sebuah tanda bahwa dia ingin lari dari masalah. Dia pergi, namun tidak menggugat cerai Alvan. Apakah lepas begitu saja tanpa kejelasan atas komitmennya pada Alvan bisa disebut tanggung jawab? Bisa disebut sebagai pengorbanan? Dia hanya sedang menggantung perasaan cucu saya. Dia ingin keluar dari masalah, tapi dia juga egois karena tidak mau melepas apa yang dia punya. Ini kekanakan!" Kakek Ben tegas menekankan itu. "Dan sekarang terjadi lagi. Apa kamu pikir cucu saya adalah sebuah mainan yang bisa dimainkan saat ingin, dan ditinggal saat sudah bosan?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com