webnovel

25. Pulang Kampung

Pagi tanggal 14 Juni.

Ku ajak Yuan Yuan jalan jalan di sekitar rumah, naik kereta dorong tentunya.

Walaupun aku ayah kandungnya, dia seakan akan tak mengenal ku, tiap kali ku gendong dia selalu menghindar dan menolak, lalu jika ku paksa dia akan menangis seperti monyet kecil yang di pisahkan dari ibunya.

Pagi ini ku coba walaupun menangis awalnya, dia akhirnya mau ku ajak (disogok pakai susu asi yang di tuang ke botol susunya)

Dia diam selama perjalanan, mungkin dia masih asing dengan lingkungan di sini.

Aku pun sama namun coba saja lebih sopan dan membaur, tiap ada orang yang lewat di sapa, terutama orang tua yang jalan kaki untuk olahraga.

.

Berhenti di tepi sungai.

Airnya masih jernih namun sudah agak tercemar sedikit, mungkin 10 tahun lagi akan jadi coklat susu, sebab era generasi pertama akan muncul, era dimana pertumbuhan ekonomi dan industri meningkat pesat.

Ku turunkan Yuan Yuan dari kereta dorongnya.

Turun ke bawah untuk merasakan dingin nya air sungai.

Yuan Yuan meringis takut ketika merasakan kakinya air yang dingin.

"Hahaha, kamu takut dingin rupanya, padahal ayah mu ini perenang handal dan tak takut dingin, musim dingin saja aku berani cari ikan dan nyebur di sungai" (Yuan Yuan tak mengerti apa yang di katakan Hajin)

"Halo nak, sedang mengasuh anak mu?" Seorang pria tua menyapa

"Iya paman, wah anda dapat banyak tangkapan ikan ya, padahal masih pagi begini"

"Aku mulai memancing sejak jam 3 pagi, ini malah dapat terlalu banyak menurut ku"

"Kalau begitu boleh ku beli beberapa, kurasa istri ku di rumah menyukai ikan air tawar"

"Boleh saja, di beli semuanya pun boleh"

"Tidak paman, hanya beli beberapa yang besar saja, takut tidak termakan jika banyak banyak"

"Benar kamu benar, takut busuk jika tak termakan, kalau begitu pilih saja, harganya kamu yang tentukan sendiri, sebab aku memancing sebenarnya untuk mengisi waktu luang saja"

"Oke paman akan ku pilih"

Yuan Yuan melihat ikan sambil ku gendongan, dia ingin menyentuhnya namun segera ku cegah.

"Aii!" Yuan Yuan marah

"Astaga kamu marah padaku karena tak memperbolehkan mu menyentuhnya, oke ku biarkan menyentuh"

Ku biarkan namun Yuan Yuan malah takut menyentuhnya, seperti anjing yang suka menggonggong di belakang pintu, namun setelah pintu di buka dia langsung diam dan takut.

"Tau takut, sok sok marah pula"

.

.

Ku pilih 4 ikan yang besar.

"Berapa harganya paman?" Tanya ku

"Berikan saja terserah kamu nak, 20 sen pun tak masalah" Diberikan murah sebab ikan di sungai sangat melimpah

"Kalau begitu ini 50 sen untuk mu paman"

Paman menerimanya dan hendak memberikan kembalian.

"Tak perlu paman, ambil saja semuanya, tak masalah" Ucap ku baik

"Baiklah kalau begitu nak, aku mau kembali dulu, sampai jumpa"

"Ya, hati hati di jalan paman"

.

.

Kembali ke rumah dengan membawa ikan.

"Istri aku kembali dan bawa ikan"

Wanqiu datang.

"Dapat dari mana?"

"Dari paman tua yang memancing, dia memberiku 4 ikan seharga 20 sen, namun ku beri dia 50 sen karena tak enak saja memeberi sedikit"

"Itu baik, aku akan memasaknya, mau di goreng biasa atau di buat lauk sayur?" Wanqiu tanya

"Goreng biasa saja"

"Oke, kamu kembali urus Yuan Yuan ya"

"Serahkan padaku, selama asi di botolnya masih, dia tak akan menangis"

"Jika bisa jangan buat dia selalu minum asinya, dia akan kembung dengan cepat, dia sudah bisa makan bubur soalnya"

"Oh begitu rupanya" Aku lupa jika Yuan Yuan sudah 8 bulan, dia bisa makan makanan pengganti asi sekarang

"Iya, aku kembali dulu ke dapur, jangan buat Yuan Yuan menangis"

"Iya iya aku paham"

.

.

Ku ajak Yuan Yuan ke ruang tamu, gelar matras bayi di lantai untuk mencegah hawa dingin lantai.

Taruh di atas matras dan biarkan Yuan Yuan merangkak kemanapun dia mau.

"Ai!" Dia mengoceh sambil meminta naik ke atas sofa

"Jalan saja di bawah tak usah naik" Ucap ku padanya

"Ai ai"

"Bawah" Ucap ku sambil menepuk nepuk matras

.

Yuan Yuan tetap merengek ingin naik.

"Baiklah kamu menang" Ku turuti dan aku duduk di sampingnya

.

.

Yuan Yuan hanya bertahan sebentar dan minta turun. (Dia hanya ingin mencoba)

"Sudah duduk yang tenang, jangan kebanyakan gerak" Ucap ku sembari mencegah tubuhnya memberontak

(Menggeliat minta turun)

"Huh, kamu jika dengan ibumu kayaknya bisa tenang, kenapa dengan ku susah sekali" Ucap ku agak mengeluh

"Tetap sabar, jika dia sudah lalah pasti akan diam juga" Wanqiu berkomentar

"Apa jika dengan mu selalu lelah?" Aku tanya sebab yang ku tau Yuan Yuan jika dengan Wanqiu selalu diam menurut

"Tentu saja tidak, namun dia sepertinya sudah sadar akan pentingnya menghormati ibunya dan tak boleh membuatnya lelah"

"Hmm bicara mu sangat mudah sekali, aku tak percaya dengan begitu"

.

.

.

Setelah sarapan.

Yuan Yuan ikut Wanqiu untuk di berikan asi.

Ku pandangi kegiatan itu.

.

"Suami apa kamu tak merasa malu melihat ku dengan pandangan seakan bilang 'aku tak ingin kalah, aku mau coba juga'" Wanqiu tak senang di pandangi begitu

"Aku tak memandangi itu, aku memandangi muka Yuan Yuan yang menggemaskan itu, ku pikir sel keturunan ku bekerja banyak"

"Kamu memang benar, kata orang orang memang Yuan Yuan mirip dengan mu daripada aku"

"Itu memang kenyataan, oh iya mumpung aku longgar bagaimana kalau kita merencanakan masa depannya mulai dari sekarang?"

"Boleh juga, serta rencanakan masa depan anak seterusnya pun boleh juga"

.

.

Yuan Yuan tertidur dan kami mulai berdiskusi dengan Wanqiu sebagai notulen.

"Pertama kita perlu memikirkan soal pendidikannya" Ucap ku

"Sandang pangan harus di pikirkan juga, namun tak masalah jika pendidikan yang pertama" Wanqiu menanggapi

"Oke, aku ingin menyimpan uang untuk sekolahnya sampai dia lulus kuliah, jadi mari berhitung sejenak"

"Eh, kenapa sejauh itu?" Wanqiu kaget, bukan masalah uang namun masalah jangka waktunya, Wanqiu memang tak paham ekonomi namun Hajin pernah berkata padanya gaji sangar tinggi Hajin yang sekarang mungkin dianggap biasa di tahun 2000 an, dia memahami sedikit setelah Wanqiu membeli sayur di desa setelah dia kembali, sayur naik 2 sen, dengan jumlah yang sama, padahal Wanqiu merantau hanya dalam kurun waktu 6 bulan lebih sedikit.

Wanqiu memahami ilmu dasar uang, tergerus oleh waktu namun tak bertambah secara nilai tukar.

"Lebih baik daripada tidak, toh tabungan ku banyak"

"Tapi katamu uang akan selalu menyusut tiap tahun, kamu saja bilang menabung bukan solusi paling tepat"

"Menabung adalah solusinya namun bukan di bank dan bukan di asuransi" Jawab ku

"Lalu dimana itu?"

"Aku sudah menginvestasikan uang kita di emas dunia, aku menginvestasikan sebanyak 6 juta Yuan" Ucap ku ringan

Wanqiu terkejut, sangat sangat terkejut

"Berapa suami!"

"6 juta Yuan"

"Kamu gila ya untuk apa orang beli perhiasan sebanyak itu!" Wanqiu mengira emas yang ku maksud adalah perhiasan yang di pakai

"Bukan perhiasan, tapi emas murni, emas adalah benda penunjang uang, aliasnya emas adalah benda yang membuat uang berharga, emas selalu naik harganya secara stabil namun jika turun tak akan signifikan, makanya aku menabung di emas" (Tentunya aku juga tak akan menabung di bank ecek ecek yang mana di tahun 90 an akan tutup karena inflasi, yang mana membuat customer di buat gonjang ganjing sebab uang yang mereka tabung hilang tanpa jejak)

Dulu ping ping (Jinping anak pertama ku dengan Wanqiu di kehidupan lalu), dia berkata seharusnya menyimpan uang di emas saja atau saham, sebab jika menanam di tahun itu pasti di tahun depan akan naik nilainya.

Maka dari itu aku menabung di emas, sebenarnya ingin di saham, namun bursa efek di China belum di buka.

.

.

"Itu beneran beli emas? Lalu dimana emasnya? Apa kamu simpan di apartemen dan kamu tinggalkan!" Wanqiu khawatir

"Bukan seperti itu sayang ku, menabung emas di bank itu sama seperti menabung pada umumnya cuma benda yang di tabung adalah emas, bank sebagai distributor dan gudang penyimpanan barang"

"Bisa begitu ternyata, aku baru tau loh, ku kira emas itu samaseperti yang di jual di toko emas"

"Ya tentu saja beda, lalu apa kamu tau berapa emas yang ku dapat?"

"Berapa?"

"750 kg emas" Ucap ku bangga

"Gila, itu bahkan lebih berat dari hasil panen cabai milih ayah" Wanqiu kaget lagi

"Kamu tidak marah kan, karena aku tak mendiskusikan ini padamu di awal?" Aku tanya

"Tidak, aku memang sudah kepikiran untuk menyimpan uang, pengeluaran kita tak terlalu banyak jika di banding penghasilan mu suami, lalu berapa banyak sisa tabung mu di bank?"

(Gaji perbulan ketika drama di tayangkan adalah 1,1 juta yuan jadi selama 6 bulan aku mendapatkan 6,6, tambah di bulan sebelumnya masih punya simpanan 1,4 juta yuan, terakhir 2 juta yuan dari pak direktur, sisa uang 4 juta yuan)

"4 Juta Yuan"

"Maaf berapa?" Wanqiu tanya lagi

"4 juta Yuan, ini gajiku sisa investasi, eh tunggu sebentar"

Ku ambil buku tabungan ku.

4.000.000

-3.600.000

400.000

"Ternyata bukan 4 juta tapi 400 yuan, 3,6 baru kemarin ku belikan tanah seluas 40 hektar di Beijing, di harga 8,5 yuan per meternya" Sebelumnya harga ada di 19 yuan, namun karena pemberlakuan larangan urbanisasi di kota, harga tanah yang awalnya melonjak tajam sekarang turun tajam.

Aku sudah menganalisa sejak Januari dimana peraturan di tetapkan dan di bulan Mei Akhir adalah titik terendah di harga tanah, kedepannya akan mulai naik walaupun perlahan, lalu akan naik tajam di generasi 2, yaitu tahun 90 an dan akan lebih tajam di tahun 2000 an.

"Apa itu hal baik? Kamu jika mau tanya seharusnya beli saja di desa, dengan uang 500-1000 yuan saja sudah dapat rumah yang bagus di sini" Wanqiu khawatir dengan suaminya yang boros

"Aku membeli tanah bukan untuk di bangun rumah, namun untuk di jadikan investasi diam, jika emas adalah investasi bergerak, maka biarkan tanah diam dan biarkan dunia yang menentukan harganya, lagipula aku sebenarnya ingin memulai bisnis, cuma aku belum punya modal cukup"

"Investasi terus, kamu tak sadar kah kalau kamu boros?" Wanqiu mengeluh marah

"Aku hidup di kota pengeluaran ku saja tak sampai 150 yuan, 400 rb yuan sudah cukup bahkan untuk 100 tahun kedepan, jadi aku tak boros sebenarnya"

"Benarkah? Lalu apa kamu yakin 150 yuan mu itu berharga di tahun 90 nanti atau 2000 nanti?" Wanqiu mencoba bijak

"Mungkin iya mungkin tidak, lebih baik kembali ke topik, berapa estimasi untuk Yuan Yuan sekolah nantinya"

Uwekkk Uwekkk (Yuan Yuan terbangun)

"Kita bahas lagi nanti, aku akan memenangkan Yuan Yuan dulu" Wanqiu

"Hmm, ya sudah sana"

.

.

Menunggu di depan TV dari pagi sampai sore.

"Suami, aku tau kamu tak punya kegiatan dan ingin istirahat dari kerja, namun jika kegiatan mu tiap hari di depan tv terus aku yakin 1 minggu kemudian aku akan pangling dengan mu yang berubah jadi gendut" Wanqiu menyindir

"Tak masalah, yang penting istri ku tetap sayang padaku" Balas ku

"Aku tak mau jadi angka satu dari angka sepuluh ketika jalan berdua dengan mu loh ya" Wanqiu menyindir lagi

"Hei aku tak akan sebulat itu juga, ini juga baru sehari biarkan aku rehat sejenak, kamu boleh mengeluh jika aku 1 minggu begini terus"

"Aku tak ingin mengoceh ketika kamu tau sendiri akibatnya, pekerjaan mu membutuhkan tubuh yang sehat bukan tubuh gempal penuh lemak" Wanqiu menyindir garis keras

"Ugh, kamu terlalu berisik istri, ya sudah aku akan pergi dari tempat ku sekarang"

"Mau kemana?" Wanqiu ingin tau kegiatan apa yang akan di lakukan suaminya

"Mandi, mau ikut?"

"Yeh, ku kira mau ajak Yuan Yuan jalan jalan apa, ternyata cuma mandi"

"Ini sudah jam 5 sore, waktunya mandi, oh iya istri, aku punya sesuatu untuk mu"

"Apa itu?"

"Tutup mata mu dulu"

"Ayolah kita sudah dewasa tak perlu kejutan begitu" Wanqiu malu

"Ayo tutup mata saja dulu"

"Oke oke aku akan menutup mata"

.

.

Wanqiu menutup mata.

(Bau kentut)

Wanqiu langsung buka mata, dia tau ini hanya candaan dan bukan kejutan.

"Itulah hadiahnya, selamat menikmati" Teriak ku

"Dasar kurang ajar!!" Sandal di lempar ke arah Hajin

.

.

Malam jam 7.

Makan malam, sambil nonton tv.

.

.

Setelah selesai dan berniat menurunkan makanan dulu.

"Suami, aku mau minta tolong belikan sesuatu di toko kelontong di depan gang"

"Belikan apa?" Aku sigap

"Belikan biskuit anak untuk Yuan Yuan, sekalian titip cotton bud, gunting, pisau, plester, dan kertas minyak"

"Barang titipan lebih banyak apa apaan itu, dan kenapa beli itu kamu mau buat lampion memangnya?"

"Bukan, aku cuma mau titip saja"

"Yeh, ada ada saja kamu ini, ya sudah mana uangnya?" Pinta ku

"Dompet ku kayaknya di gondol tikus" Wanqiu menolak memberikan uang

"Ya sudah, pakai uang jatah bulan depan kalau begitu" Ucap ku

"Loh loh loh, kok bisa begitu, ini tidak adil sama sekali" Wanqiu protes

"Baiklah kalau kamu ingin adil, pakai uang ku tapi kamu yang pergi bagaimana?" Saran ku

"Oke tak masalah, berikan uang 10 yuan"

"Oi, kamu gak salah hitung? 10 Yuan untuk beli apaan, barang barang mu paling hanya 2 yuan"

"Sisanya bisa ku jajakan snack untuk kamu makan malam nanti"

"Dih alasan lagi"

Ku berikan 5 yuan saja.

"Oke tak masalah 5 yuan"

.

.

Wanqiu hendak pergi namun Yuan Yuan buru buru menangis.

"Dasar anak sesat" Gerutu ku

"Gimana jadinya?" Wanqiu tanya sambil memberikan jempol virtual pada Yuan Yuan

Aku jadinya yang pergi uang 5 yuan hangus sudah sebab Wanqiu tak mau mengembalikan.

Next!!

berikan komentar atau tinggalkan ulasan untuk buku ini, jangan cuma baca!

U_ardicreators' thoughts
Siguiente capítulo