webnovel

15. Debat sedikit

Di apartemen jam 10 pagi.

Jam kerja ku masih jam 12 sampai 7, belum ada perubahan sampai 6 hari ke depan.

Untuk mengisi waktu tayang TITS, perusahaan tetap menayangkan acara tersebut namun hanya rekaman dulu, perusahaan ingin mencoba menarik minat lagi apa masih ingin program ini tayang walaupun terkena kasus baru baru ini.

"Suami, jangan terlalu ambil pusing soal pekerjaan, maaf aku terlalu mengkhawatirkan nya dan membuat mu tak nyaman" Wanqiu dengar percakapan suaminya dengan rekan kerjanya, hampir semua meminta suaminya untuk segera membuat projek baru jadi itu pasti membuat tekanan batin

"Aku tak terlalu mikir pusing juga, cuma aku juga tak bisa terlalu bersantai juga, sebab aku menggantungkan hidup di perusahaan itu, jikalau aku keluar dari sana aku akan lebih kesusahan cari kerja karena faktor pendidikan, jadi tak perlu merasa bersalah sebab ini memang sudah kewajiban ku dan tugas mu memastikan aku tetap bekerja"

"Kamu baik, mungkin saja jika aku punya suami yang berbeda, aku sudah di bentak olehnya karena membuatnya tambah pusing"

"Itulah keunggulan ku asal kamu tau, jadi banyak banyaklah bersyukur punya suami seperti ku"

"Dih malah sombong kamu jadinya" Wanqiu kesal

"Hehehe, bercanda bercanda, aku lah yang harusnya banyak bersyukur punya istri seperti mu, sudah cantik, badan bagus, dada besar dan pipi empuk"

"Huuu, memuji tapi terlihat mesum begitu" Wanqiu menyoraki

"Tidak masalah, yang penting itu termasuk pujian, oh iya istri bisakah kamu nanti memasak iga babi rebus untuk ku makan siang dan bekal? Aku sepertinya ngidam itu" Ucap ku

"Aku yang hamil kamu yang ngidam, ilmu dari mana itu"

"Ada kok, namanya kehamilan simpatik, jadi aku ikut merasakan ngidam dan terkadang merasakan begah di perut"

"Gak logis dan hanya keinginan mu saja itu, tapi karena kamu ingin maka akan ku masakan, kamu jarang jarang juga minta menu makanan"

"Terima kasih, kamu memang istri terbaik, be the best"

..

Tidur siang sejenak, bangun bangun jam 11.30 siang.

Mandi dan makan siang dengan lauk iga babi rebus sudah matang.

Lahap karena itu enak.

Jam 12 berangkat.

Cup, kecupan lembut di dahi Wanqiu

"Hati hati di jalan"

"Oke, kamu juga baik baik di rumah, jika ada apa apa segera ke tetangga"

"Iya aku paham"

.

.

Di kantor direktur.

"Hajin kamu selamat!!" Direktur senang

"Hah? Selamat atas apa pak? Aku tidak tertabrak kapal Titanic tadi kayaknya"

"Bukan itu, tapi program tv mu selamat, penayangan ulang program mu kemarin membuahkan hasil, penonton tetap ingin menonton namun dengan keinginan kamu saja yang jadi host tidak perlu ada pengganti seperti keponakan Monyet babun" (Pak direktur ikut ikutan menyebut Huanin dengan Monyet babun

"Eh seriusan pak? Anda apa melakukan survey?" Aku kaget

"Tentu saja, aku survei perusahaan kita, perusahaan pemberi sponsor, dan beberapa warga sekitar, mereka kata kejadian kemarin tak terlalu membuat minat menonton berkurang, cuma mereka berharap program ini jadi lebih baik dan sopan lagi sama seperti dulu"

"Wah kalau begitu aku juga untung, sebab aku tak perlu mikir buat projek baru pak"

"Eits jangan senang dulu Hajin, kamu harus membuat program TITS kembali bersinar dulu"

"Urusan itu gampang pak, tenang saja"

.

.

Kembali ke studio satu, tim ku sudah berkumpul di sana dan siap bekerja seperti sedia kala.

"Shuqi, kirim surat undangan pada bintang tamu yang dulu, katakan padanya kita ingin meminta maaf dan akan membersihkan namanya, tuliskan juga di surat aku sendiri yang akan memimpin acara jadi tak perlu khawatir, selipkan juga buah tangan ketika mengirim undangan" Suruh ku

"Baik pak" Shuqi mengerti dan langsung bertindak

"Baiklah, karena kemungkinan bintang tamu itu akan merespon 1-2 hari dan kita kemungkinan baru bisa Shooting di hari ke 3 jadi mari kita buat suasana yang baru terlebih dahulu, mari buat versi baru yaitu TITS 0.2 (Zero point two)"

"Apa artinya itu pak?"

"Artinya versi yang lebih baik dan lebih menarik daripada yang dulu, dah jangan banyak tanya, segera bantu tim penataan dan perencanaan dekor"

"Baik pak!"

.

.

Pulang jam 8 malam, lumayan dapat lemburan satu jam.

Di apartemen.

"Terima kasih ya tuhan, kamu tak membuat hidup kami jadi susah" Wanqiu bahagia setelah ku beritahu informasi soal program ku yang akan tayang lagi

"Karena ini hari bahagia mari ke kamar istri"

"Eh eh eh! Apa kamu lupa apa yang di katakan oleh bu bidan, tidak di anjurkan berhubungan badan saat di trimester pertama, bisa menyebabkan kontraksi dan keguguran!" Wanqiu sangat pandai meniru

"Pakai tangan?" Saran ku

"Astaga, apa kamu sudah sangat kebelet"

"Aku ingin memeluk mu dengan telanjang, jadi memang sudah kebelet"

"Hmmm, kalau begitu pakai tangan tak masalah, tak perlu sampai telanjang" Wanqiu menawar

"Ya, ayo ke kamar" Aku setuju saja, toh yang penting dengan istriku dan bisa muncrat.

.

.

Seminggu berlalu, Qinqin sudah mulai menjalani terapi berjalan dan persiapan operasi kedua yaitu pembenaran posisi organ tubuh.

Dua hari berselang operasi kecil di lakukan, operasinya lancar.

Qinqin kembali menjalani terapi dan perlahan mulai bisa jalan.

.

Acara ku kembali bersinar semenjak aku menyampaikan permintaan maaf secara tulus pada bintang tamu sebelumnya dan sekarang acara ku jadi no 1 lagi.

.

.

3 minggu berselang

Gajian bulan April, di terima pada tanggal 1 Mei.

Nama : Yu Hajin

Jabatan : Staf Umum This Is Talk Show 0.2 & Host This Is Talk Show 0.2 (Judul harus ditulis dengan benar)

Gaji pokok :

- Staf Umum This Is Talk Show = ¥ 700

- Host This Is Talk Show = ¥ 750 * 24 = 18.000 (bayaran per eps adalah 750) (acara berhenti selama 4 hari, di bulan feb ada 28, jadi hanya tertulis 24 kali masuk)

Tunjangan :

- Jabatan = ¥ 1000

- Istri = ¢ 500 (Tunjangan istri naik entah apa alasannya)

Bonus :

- Acara This Is Talk Show = ¥ 62.500 (Keuntungan bersih acara ini adalah 2,5 juta Yuan, sesuai kontrak baru 2,5% akan menjadi milik Hajin) (berkurang dari bulan lalu karena banyak sponsor yang menulis ulang kontrak, biaya sponsor lebih sedikit jadinya)

- Lembur =50*5,5 = ¥ 275

Potongan.

- Tidak masuk = 0 (cuti bukan termasuk)

- Kesehatan = ¥ 20

Total setelah pajak dan potongan lain =

¥82.565

Lebih kecil daripada bulan sebelumnya.

Masih banyak dan aku menyukainya!!

"Eh"

Kehilangan tenaga dan pandangan jadi gelap

.

.

.

Pak pak, anda kenapa!

Ku dengar dan ku lihat orang orang berdatangan ke arah ku.

.

.

Bangun.

Tubuh terasa sangat lelah bahkan untuk membuka mata terasa berat.

Wanqiu terbangun ketika merasakan gerakan pada suaminya. (Ini jam 3 pagi)

"Suami kamu sudah siuman akhirnya, apa terasa sakit atau ingin buang air?" Wanqiu tanya

"Dimana ini?" Tanya ku pelan

"Di rumah sakit, kamu pingsan ketika di kantor, teman teman mu membawa ke sini, dokter kata kamu kelelahan akibat bekerja dan kelebihan begadang, kamu sangat membuat ku cemas asal kamu tau"

"Oh begitu rupanya" balas ku laku menghela nafas

"Hei, jangan anggap ini remeh, apa kamu tak tau seberapa jantungannya diriku ketika teman mu datang mengetuk pintu jam 10 malam dan bilang kamu sedang ada di rumah sakit, aku sangat panik dan takut terjadi apa apa padamu!"

"Maaf aku rasa yang teledor kali ini, aku lupa makan malam ketika jeda shooting, aku hanya ngemil dua roti karena tidak suka lauknya"

"Jangan pernah mengulanginya lagi, tubuh mu tak sekuat kakak kakak mu, aku pernah dengar dari ibu mertua kalau kamu itu punya keluhan soal perut, kenapa kamu tak bilang padaku?"

"Tenang oke, tenang dulu, aku sakit di sini bukan untuk mendengar kamu marah tapi di sini untuk sembuh"

Di cubit lengan ku.

"Iya iya aku minta maaf, aku yang salah!" Ulangku

..

Setelah agak tenang.

"Ibu apa tau?" Aku tanya

"Dia tau tapi ku cegah untuknya datang, jenguk ketika pagi lebih baik, merawat qinqin adalah yang utama baginya"

Qinqin belum cukup baik untuk jalan sendiri jadi perlu ada seseorang di sampingnya.

"Itu memang benar, aku sudah cukup baik kemungkinan pagi nanti sudah bisa keluar rumah sakit" Ucap ku

"Mau ku pukul biar lebih lama dan anteng di sini? Sudah tau sedang sakit tapi masih nekat keluar cepat, mau sembuh dan pergi harus ikuti kata dokter, minimal 2 hari kamu harus di rawat"

"Hah? Ya mana bisa begitu, aku sudah sehat dan bisa kerja kok, apa perlu ku tunjukkan kalau aku bisa berlari sekarang?"

"Diam dan jangan kebanyakan tingkah!" Wanqiu marah

"Perlu ku panggilkan perawatan untuk memberimu obat penenang?" Wanqiu mengancam

"Tak usah, aku akan diam di tempat" Aku entah kenapa takut saja kalau istri ku yang biasanya kalem jadi marah begitu

"Sekarang kembali tidur" Wanqiu menyuruh

"Iya aku tidur"

Wanqiu berjalan ke sofa samping dan tidur di sana.

Suami mana yang tega begitu, dia tidur di ranjang empuk sementara istrinya tidur di sofa keras dan pendak.

"Istri, kemarilah dan tidur di samping ku, masih ada cukup ruang, kamu ambil di sebelah kiri" (Sebelah kanan ada tiang penyangga infus)

"Tidak usah, aku cukup tidur di sini" Wanqiu menolak sebab takut membuat suaminya tak nyaman karena sempit

"Kamu sedang hamil, disitu dingin dan keras, kakimu bahkan tidak bisa lurus, jadi kemarilah, jika tak mau tidur dengan ku maka aku akan pindah dan kamu tidur sendiri di sini"

"Kamu yang sakit kenapa aku jadi yang susah" Wanqiu heran

"Menurut saja, kemari masih cukup banyak ruang" Aku sedikit geser

Wanqiu menurut dan naik ke ranjang.

"Lihat ini jadi sempit" Wanqiu bilang

"Tidak, ini cukup, dah tidur"

Wanqiu tidur dengan memeluk ku.

.

.

Tak perlu risau dengan pekerjaan sebab program tv punya eps cadangan jika hal seperti ini terjadi atau bintang tamu berhalangan hadir, punya sekitar 3 eps jadi hari ku di rumah sakit aman.

.

.

Satu bulan berlalu, sekarang tanggal 1 Juni.

Qinqin sudah berjalan normal dan dia telah kembali ke desa bersama dengan ayah dan ibu, (ayah datang menjemput, sebelumnya dia pulang duluan sebulan yang lalu demi mengurus ladang)

Qinqin sudah jadi gadis normal dan cantik, tubuh lurus dan kulit putihnya lebih bersinar.

Mungkin aku akan merindukannya, namun apalah daya tiket pesawat mahal harganya jadi coba di tahan sampai tahun baru imlek tahun depan.

.

.

Sekarang tinggal aku dan Wanqiu di ibu kota negara.

Kehamilannya sudah menginjak 3 ke 4 bulan, perutnya sudah agak membesar, ada keluhan kaki kebas dan terkadang pingang sakit, alhasil tiap malam selepas kerja aku selalu memijatnya.

Acara tv masih berjalan, sekarang ada pesaing dari saluran tv lain, namun mereka kalah populer sebab hostnya kurang ganteng seperti diriku.

.

Gaji bulan Mei ini cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dari gabungan dua bulan lalu, yaitu 215 rb yuan.

Bisa selangit begitu karena pak direktur khawatir program ku mlempem jadi dia memberikan ku tambahan agar aku bekerja lebih keras dan membuat acaranya lebih meriah.

Cuma susahnya sekarang adalah.

.

.

"Aku gak mau pindah ke desa kalau bukan dengan mu suami" Wanqiu menolak ide ku untuk membiarkannya di rawat oleh ibunya di desa, maksud ku dia hamil dan akan lebih besar lagi, dia perlu seseorang untuk dimintai tolong setiap waktu, dan aku tak bisa sepenuhnya untuk nya, jadi aku meminta padanya untuk kembali ke desa terlebih dulu dan biarkan aku di sini sendiri

"Aku tak bisa menjaga mu sepanjang waktu sayang, untuk beberapa waktu sampai kamu lahiran biarkan kita berpisah sejenak, aku lebih takut jika terjadi apa apa dengan mu dan aku tak ada di samping mu waktu itu" Aku menawar

"Tapi aku gak mau pisah ranjang, titik" Wanqiu tidak mau mendengar penjelasan apapun

"Ayolah jangan egois begitu, aku membuat keputusan untuk kebaikan mu juga, aku sudah meluangkan waktu sebisa mungkin di tempat kerja sana, namun tetap saja minimal aku kerja tetap 9 jam bahkan paling parah bisa sampai 14 jam"

"Nah itu gunanya aku ada di rumah, kamu tak perlu mikir kebutuhan rumah, kebersihan rumah, pakaian mu, bahkan perlengkapan kerja, aku kan yang menyediakan"

Wanqiu benar, namun itu sebenarnya bisa ku lakukan sendiri walaupun akan memakan waktu lebih.

"Istri, apa kamu tak butuh uang?" Ucap ku menyadarkannya dengan logika

Wanqiu geleng geleng sebab tabungan sudah cukup bahkan sampai anaknya nanti kuliah.

"Kita butuh, jangan geleng geleng begitu, aku perlu fokus kerja, aku tak bisa terus khawatir dengan mu yang di rumah sendirian"

"Aku bersumpah, aku akan baik baik saja saat kamu pergi" Wanqiu

"Hmmmmm, bagaimana bisa aku percaya"

Wanqiu tetap menolak dan tak kunjung usai debatnya.

.  .

Siguiente capítulo