webnovel

7. Memegang Peran penting

Di apartemen jam 7 malam, baru pulang sebab perlu lembur lagi.

"Kamu hebat suami!" Teriak Wanqiu

"Hebat?" Aku bingung dengan maksudnya

"Penampilan mu di tv keren, aku tak tau kamu ternyata bisa main piano loh"

Aku tersenyum.

"Suami mu ini kan orang yang serba bisa" Tipu ku

"Tapi jujur, bagaimana caranya kamu bisa begitu hebat main piano?" Wanqiu sampai terheran heran

"Sebenarnya aku tak terlalu pandai, lagu itu punya kunci yang mudah jadi tak perlu belajar lama"

"Oh begitu rupanya, lantas bagaimana dengan suara mu yang bisa merdu tadi?"

"Suara ku memang merdu, karena alasan itulah pak direktur menerima ku jadi karyawannya"

"Masa?"

"Dih gak percaya, kamu kira aku masuk ke saluran tv itu karena kekuasaan atau pendidikan ku bagus, enggak lah semua itu murni bakat" Agak menipu tapi nyatanya memang seperti itu walaupun harus bayar 40 yuan di awal

"Ku pikir ada benarnya juga sih, aku baru tau juga loh, ternyata di tempat kerja mu itu banyak wanita cantiknya ya"

Aku ganti yang kaget.

"Kenapa kaget begitu?" Sambung Wanqiu

"Aku kerja di saluran tv, dimana tiap hari bisa menayangkan artis artis terkenal dan cantik, shooting biasanya ada di studio namun jika rapat selalu di gedung, jadi ya sangat wajar jika di kantor terdapat wanita cantik, toh penyebabnya mereka itu artis dan penyanyi yang pintar merawat diri"

"Kamu malu punya istri seperti ku?" Wanqiu

"Malu untuk apa?"

"Penampilan ku seperti orang desa dan tak ada modis modisnya seperti orang kota, kamu pasti jenuh melihat ku di rumah"

"Mana ada begitu, aku ini masih orang desa dan tak ada yang bisa menghapuskan identitas itu"

"Lalu wanita cantik di kantor mu itu apa sesekali kamu lirik?"

"Tidak, wanita ku kan hanya kamu, mana mungkin aku berani melirik yang lain"

"Sumpah?"

"Iya aku bersumpah, lagian sebentar lagi jadi ayah, jika sampai melirik yang lain aku akan sangat malu pada anak ku nantinya, dah ayo buruan makan aku lapar"

"Tidak mandi dulu?" (Wanqiu senang mendengar jawaban suaminya barusan)

"Nanti saja, aku dah lemas"

"Oke, paling tidak cucu basuh kaki dan tangan dulu"

"Tentu"

.

.

Minggu.

Kabar bahwa aku masuk tv tersebar di antara tetangga desa, kebanyakan memuji namun banyak juga yang menghujat tanpa alasan jelas.

Jam 5 sore.

Penayangan eps kedua singing talent, masih di stage pertama lanjutan kemarin, dilanjutkan dengan penentuan siapa yang lolos ke babak berikutnya.

Yu Hajin.

Mendengar nama ku di sebut Wanqiu sangat gembira. (Padahal dia sudah tau Hajin juara dua, namun masih saja antusiasnya tinggi saat tahu Hajin lolos stage 1)

(Respon penonton baik dan 40% dari penonton menyukai penampilan Hajin, sisanya menyukai kontestan lain, jika di buat daftar urutan Hajin menempati posisi pertama dalam daftar kontestan pemikat penonton)

.

.

Rapat dadakan oleh direktur.

"Hajin, bagaimana proses shooting mu? Apa bisa minggu depan di tayangkan?" Pak direktur tanya

"Sekarang saya baru mulai shooting eps 4 pak, jadi bisa bisa saja, namun ada alasan apa pak, bukannya program saya tayang dua minggu lagi?"

"Program yang akan kamu gantikan ratingnya semakin turun dan sangat buruk sekarang, ditambah dengan adanya singing talent, programnya jadi sangat ampas, aku sudah melihat eps pertama program mu, itu sangat bagus dan menghibur, jadi aku berpikir untuk segera mengakhiri program sebelumnya, dan kuasai jam tayang tv dari jam 5 sore sampai 9 malam!"

"Ya saya sih oke oke saja pak, namun bagaimana pandangan senior saya pemegang program sebelumnya, bisa bisa saya di kucilkan dengan argumen anda memanjakan saya" Ucap ku

"Soal senior kamu tenang saja, dia tak terlalu kompeten, jikalau dia marah padaku tinggal aku tendang dia, pokoknya kamu persiapkan program mu ya, mulai minggu depan program mu akan tayang"

"Baik pak saya mengerti"

.

.

Aku tak suka merebut pekerjaan orang lain, namun karena ini perintah atasan apa boleh buat.

(Berpapasan dengan senior pemilik program sebelumnya)

"Senior" Ucap ku menghentikannya

"Maaf sebelumnya karena merebut program acara mu sebelumnya waktu yang di tentukan" Ucap ku tulus padanya

"Tak masalah, aku mengakui juga kegagalan ku, jam tayang minggu apalagi menjelang malam itu sangat susah mendapatkan rating tontonan, perusahaan swasta lebih mendominasi sebab program mereka lebih menarik, ini juga keputusan direktur jadi kamu tak perlu merasa bersalah"

"Tapi aku tetap merasa tak enak pada anda"

"Kalau memang merasa begitu, mari nanti malam minum bersama untuk menebus rasa salah mu itu, tapi aku tidak memaksa jika kamu tak mau"

"Akan saya traktir anda senior"

.

.

Jam 8 malam minum bersama di kedai bir.

Hanya berdua dan kami menikmati minum bersama.

Jam 10 malam baru usai.

Aku tak cukup mabuk namun agak pusing.

.

.

Sampai apartemen ternyata tetap teler juga.

"Kamu minum?" Wanqiu tak pernah melihat suaminya minum, namun dia tau apa itu bau alkohol khususnya bir

"Hanya sedikit" Balas ku

"Mana mungkin sedikit jika kamu sampai teler begini"

Aku di seret ke kamar mandi lalu di siram olehnya, dimandikan olehnya.

Dingin dan aku tak tau apa tujuannya, namun setelah mandi kurasa tubuhku kembali segar dan aku bisa kembali terjaga sama sebelum aku minum.

"Ini minum air" Wanqiu menyerahkan gelas

Ku minum saja.

"Segarnya" Ucap ku

Ku lihat Wanqiu tepatnya di wajahnya, dia terlihat marah sekarang, atau mungkin marahnya sejak tadi.

"Istri kenapa wajahmu terlihat marah begitu?" Tanya ku

"Untuk apa kamu minum, bahkan pulang sangat sangat terlambat"(ini jam 12 malam)

"Maaf, aku tadi mentraktir senior ku minum, ini seperti tradisi yang muda mentraktir yang tua, atau yang baru mentraktir yang lama, dari kondisi itu aku mentraktir senior ku yang program nya akan ku gantikan, aku merasa tak enak padanya jadi aku mengajaknya minum sebagai permintaan maaf"

"Apa perlu minum sampai sangat mabuk begitu, lalu senior mu itu perempuan atau pria?"

"Ya sebenarnya tak juga sampai mabuk, cuma karena terbawa suasana saat mengobrol aku malah keterusan"

"Perempuan atau pria!"

"Senior ku perempuan, tapi aku hanya mengajaknya minum tak lebih istri"

"Kamu mengantarnya pulang?"

"Tidak, dia di jemput oleh pacarnya"

"Oh ya sudah kalau begitu, di masa depan jangan minum terlalu banyak pokoknya!"

"Dimengerti, aku bersumpah"

Tentunya Wanqiu khawatir, suaminya semenjak di kota selalu mencoba hal baru, kadang positif kadang juga negatif.

Alangkah lebih baiknya mungkin harus di batasi.

.

.

Hari senin, waktunya libur.

Beruntung tak punya ponsel, sebab jika punya kemungkinan aku sudah di telepon oleh tim yang mungkin tanya ini itu.

Hari ini pokoknya harus ku gunakan untuk bersantai!

"Suami, ayo temani aku belanja kebutuhan pokok untuk satu minggu kedepan" Wanqiu seakan akan tak bisa melihat suaminya santai sejenak

Agak kesal namun apalah daya, tak mungkin juga ku serahkan urusan rumah tangga pada Istri, perlu pembagian tugas dan saling bantu.

"Mau beli di mana?" Tanya ku lembut

"Di supermarket saja, ternyata harganya tak beda jauh dari yang di pasar, malah kadang kadang ada promo lebih murah dari harga normal, jadi mari kita ke sana"

"Oke"

Jam 8 pagi berangkat.

.

Di lokasi.

Ambil troli dan mulai belanja.

Pertama ke tempat beras.

"Kamu suka yang mana? Harum, biasa, atau panjang?" Wanqiu tanya soal jenis beras

"Yang harum dan pulen saja, harganya agak mahal tak masalah"

Pilih beras harum kemasan 10 kg satu karung, harganya 4 yuan, jika yang biasa berharga 2,5 yuan, yang panjang 3 yuan.

"Beli daging dan snack juga untuk camilan di rumah" Suruh ku

"Iya tenang saja, itu beli nanti, kita belanja kebutuhan pokok dulu, mari ke tempat minyak dan bumbu dapur"

Aku menurut dan mengikuti Wanqiu sambil mendorong troli.

"Pilih satu liter harga 4 sen atau satu setengah liter harga 5,5 sen ya" Wanqiu tanya lagi

"Beli saja yang besar, minyak tak cepat kedaluwarsa jadi aman jika di simpan jangka panjang"

"Oke"

.

.

Beli ini itu dan itu lagi hingga troli ini penuh.

Ke kasir dan menghitung, total belanjaan sampai 4 karung tambah satu karung beras.

"Totalnya 75 yuan bu" Kasir

"Suami tolong bayarkan" Wanqiu melemparkan tagihan padaku

"Lah cash di dompet ku gak ada segitu" Balas ku

Kasir panik

"Pakai kartu bisa?" Wanqiu tanya ke kasir

"Bisa bu"

"Tuh bisa pakai kartu, pakai kartu saja"

"Hmmm"

.

.

Ku keluarkan kartu atm.

Masukan pin lalu kasir membuat tagihan, lalu aku masukan pin lagi.

Pembayaran sukses.

.

Sekarang bingung cara membawa barang bawa an yang sangat banyak.

"Kamu bawa tiga, aku bawa satu dan satu karung beras" Suruh ku

"Oke tidak masalah"

.

.

Supermarket ke apartemen hanya 4 menit, untungnya apartemen kami di lantai satu, tak merasa lelah dan mari anggap ini olahraga pagi.

"Istri, lain kali jika belanja tak perlu terlalu banyak, belanja untuk dua sampai tiga hari kedepan saja" Saran ku

"Mumpung promo harus di manfaatkan!"

"Tidak perlu beli walaupun ada promo jika itu tak terlalu penting, ingatlah kita perlu berhemat untuk dapat modal ketika kembali ke desa" Aku sedikit marah

"Ini kebutuhan, kan kamu juga yang minta di belikan camilan"

"Aku juga yang salah"

"Seseorang dari tv pernah berkata, di dunia ini ada dua aturan, pertama laki laki selalu salah, kedua jika wanita tidak benar maka kembali ke aturan pertama"

"Jangan selalu anggap tv itu benar, terkadang juga salah"

.

.

Satu minggu kemudian, sabtu babak kedua singing talent dimulai dan respon program ini lebih besar lagi sebab kontestan yang lolos berbakat semua.

Aku tampil di hari sabtu sesi dua terakhir.

Nyanyian lagu promise, berhasil meluluhkan para wanita dan membuat para laki laki untuk selalu bekerja keras demi cintanya daripada menyesal di kemudian hari.

.

Hari Minggu, tentunya aku lolos di babak kedua, namun acara yang penting kali ini adalah program acara ku mulai tayang, "This is Talk show"

Dengan promosi penuh aku yakin program ku bisa menarik banyak penonton!

.

.

Jam 7.01 program ku mulai tayang, banyak orang yang masih di channel CCTV sebab sebelumnya mereka menonton Singing Talent.

"Eh acara baru dan pembawa acaranya si Hajin?" Penonton tv di rumah

"Akhirnya ini tayang, aku pengen melihat acara baru ini" Penonton yang sudah lama menunggu karena tau promosi acara

"Coba lihat dulu, jika tak bagus ganti saja ke channel 2"

.

.

Fase pertama dimulai.

Nyanyian singkat dariku untuk membangkitkan rasa semangat penonton dan untuk ciri khas acara This Is Talk Show.

"Lumayan keren, dia memang pintar nyanyi sih"

"Intro yang keren"

"Coba lihat dulu"

.

.

Masuk ke Fase dua.

Perkenalan dan ngobrol ringan dengan bintang tamu satu dan dua.

"Jadi menurut kalian itu... "

.

.

Fase 4

Menyambut bintang tamu ke 3 dan 4.

Fase 5 event dan komedi.

Fase 6 penutup dengan pemutaran lagu klasik namun asik.

..

Acara 1 jam 30 menit pun usai.

"Eh sudah selesai" Penonton terlalu terbawa suasana sampai lupa waktu

"Astaga ini acara yang sangat menarik, banyak unsur hiburan di jadikan satu, anak anak pun bisa menonton ini"

"Kapan eps berikutnya tayang, apa besok?"

"Tidak, acara ini hanya tiap minggu"

"Yah, gak seru dong kalau satu kali seminggu"

.

.

Besoknya jam 8 pagi.

"Selamat Hajin, rating penonton untuk acara mu sangat tinggi 30%" Pak direktur memberikan selamat

"Itu karena acara saya tampil setelah singing talent, jadi penonton masih menonton di channel yang sama" Ucap ku rendah hati

"Jangan merendah begitu, acara mu memang sangat menarik, kemungkinan minggu depan akan naik ratingnya, untuk itu aku berencana menambahkan jam tayang di hari sabtu"

"Eh, anda yakin pak?" Aku kaget sebab tak ku sangka satu eps punya pengaruh sebesar ini

"Langsung saja ke bagian Penyiaran, aku sudah mengatakan pada mereka untuk menambah jam tayang, jadi tenang saja"

"Lalu acara apa yang mundur pak?"

"Program acara film akan di mundurkan jam 8.30" (Sabtu itu malam minggu, jadi waktu krusial bagi kumpul keluarga selain hari minggu)

"Kalau memang begitu pengaturannya saya tak akan menolak, kalau begitu saya pamit dulu pak, saya mau mempersiapkan eps 7 dulu"

"Oh iya, kamu juga bisa mengajukan kenaikan dana acara, aku percaya selama program ini kamu pegang, banyak sponsor yang datang, jadi aku berharap banyak dan jangan mengecewakan ku di masa depan"

"Baik pak"

"Nanti bawa saja dokumen administrasi ke ruangan ku, jika memang cocok akan ku setujui"

"Baik pak, akan saya rapatkan dulu dengan tim"

.

.

Siguiente capítulo