163.) Sekarang Panik

Jam 6 sore aku istirahat selama 30 menit, sekalian makan juga. Pergi ke dapur untuk minta makanan dulu. "Mau coba rendang?" tanya Sayu "Boleh saja" balas ku Sayu memberikan sepiring nasi dengan rendang yang sudah tidak utuh, maklum yang utuh kan di jual. "Terima kasih" ucap ku saat menerima piring itu "Sama sama makan yang lahap, setelah ini restoran akan jadi seperti pasar" "Baik Sayu san" balas ku . "Hmm rendang memang yang terbaik, dengan rempah dan rasa gurih ini memang bikin kangen" komentar ku saat makan rendang Miyakoshi masuk. "Kido makan mu sedikit sekali tambah sana" suruh Miyakoshi "Tidak perlu, ini sudah cukup" balas ku "Jangan sungkan untuk tambah, koki yang menentukan jumlah makanan untuk kita" kata Miyakoshi "Baik Miyakoshi san" balas ku . Jam 6.30 aku lanjut kerja dan benar saja restoran tambah ramai, sangat ramai bisa di bilangnya. Aku tetap jadi pelayan sampai jam 8.30, tapi karena gelombang pelanggan masih banyak aku ikut jam lembur selama 1 jam. Jam 9.30 aku baru pulang dari sana, biasanya jika ada makanan sisa di dapur akan di bagikan ke pegawai, namun kebetulan semuanya sudah habis, hanya tinggal rendang, tapi rendang itu makanannya yang bisa di hangatkan, jadi tidak bisa di bagi. . Aku juga langsung mendapat tunjangan sepeda btw, jadi aku bisa membawanya pulang. Sampai rumah jam 9.40 malam. Note : tadi surat keterangan izin Kido, tanda tangan orangtuanya di palsukan. . "Huh terkunci?" ucap ku saat mencoba membuka pintu Ku coba mengetuknya. Tok tok "Ibu bukakan pintunya" ucap ku . Cklek Pintu terbuka. "Kamu kerja part time kan?" tanya ibu sebelum membiarkan aku masuk "Iya tapi kebetulan tadi tambah lembur" balas ku "Sudah makan?" tanyanya "Sudah, tadi di resto ada bagian makan untuk karyawan" balas ku "Hmm, baiklah segera masuk kamar, mandi nya besok saja, langsung tidur" suruh ibu Aku masuk lalu mengunci pintu. . Langsung pergi ke kamar. Bermain ponsel. Note : Kido baru saja di masukan ke grup kelas juga. Pesan dari Handa. "Kido kun, besok setelah pulang sekolah aku ingin bicara padamu" pesannya "Maaf, aku sibuk saat itu, aku harus kerja part time" balas ku "Setelah kerja pun tidak masalah" pesan ku di balas langsung "Tidak bisa, aku pulangnya malam, jangan ganggu aku lagi, hubungan mu dengan kakak ku saja yang kamu perhatikan" Pesan ku tidak di balas lagi. Di rumah Handa. "Apa diriku berbuat kesalahan padanya" pikir Handa . Jam 6.30 sarapan sama di dapur lagi, tapi kali ini aku sekalian pamitan pada keluargaku. "Kamu mau pergi kemana?" tanya Ibu "Mau tinggal sendiri, aku mau mandiri" balas ku "Tapi aku tidak bisa memberimu uang untukmu" ucap Ayah "Tidak masalah, aku ini orangnya tidak ingin merepotkan orang lain, selama tinggal, kalian tidak menganggap ku jadi bagian keluarga ini lagi pun aku menerimanya" ucap ku lalu pergi Respon keluarga ku biasa saja, namun hati ibuku berkata bahwa ada yang salah. . Jam 7.30 aku sampai di apartemen milik Tsukasa. "Permisi" ucap ku saat berdiri di depan apartemennya "Ya ada apa?" tanya Tsukasa yang baru keluar dari rumah Ku lihat perutnya sudah lumayan bulat, namun perkiraan ku itu baru 6 bulan. (mantan jadi ayah 5 kali) . "Benar dengan Tsukasa san?" tanya ku "Benar ada apa ya?" "Saya ingin menyewa apartemen untuk jangka panjang" balas ku "Oh penyewa baru, duduk dulu di teras, aku akan kembali sebentar lagi" "Baik" . Aku di wawancarai, Tsukasa masih dengan prinsipnya, asal orang itu baik, ia boleh menyewa apartemennya. . Diskusi selama 30 menit lalu, aku di beri kunci apartemen nomor 18, sebab aku juga berkata bahwa aku kerja di restoran Wagnaria dan kenal dengan Sayu serta Megumi. 20 rb yen ku keluarkan, untuk menginap selama 2 bulan dulu, sebab aku tidak punya uang juga. . Masuk ke apartemen, ku tata barang barang yang ku bawa dengan dua tas. Di dalam apartemen seperti biasanya, sudah ada kompor, kasur, ac, dan sofa, perlengkapan lain seperti kulkas tv belum ada sebab apartemen belum tentu di pakai, sementara barang elektronik ketika tidak lama di pakai akan rusak. . Jam 9.30 pagi aku baru pergi ke sekolah. Ku bawa surat izin, yang menyatakan bahwa diriku ada kegiatan di luar sekolah. . Aku masuk kelas. "Kido kun sekarang apa jadi berandalan ya?" pikir teman teman cupu ku saat melihat ku "Tambah ke geng?" tanya siswa nakal ke teman lainnya . Duduk di kursiku. "Kido kun, dari mana saja kamu?" tanya Handa "Pindahan rumah, apa ada tugas?" tanya ku "Tidak ada tugas, kamu yang pindah atau keluarga mu?" "Hanya diriku" balas ku "Aku sudah putus dengan kakak mu" ucap Handa "Lha terus?" tanya ku "Apa kamu menyukai ku?" tanyanya "Iya, tapi dulu, semenjak kamu sex dengan kakak ku aku jadi jijik dengan mu, lebih tepatnya jijik dengan kepribadian mu" balas ku "Maaf aku terlambat menyadarinya, jika mau mari saat kamu libur kerja, kita jalan bersama" ajak Handa "Tidak bisa, aku orangnya sibuk" "Ayolah kita teman masa kecil, aku hanya berbuat salah sekali, masa kamu langsung acuh padaku?" tanya Handa "Aku memangnya peduli, hidup ku ini susah, tidak ada waktu untuk main main, kamu teruskan saja hubungan mu dengan kakak ku, kamu pasti menikmati sex dengannya kan?" tanya ku Handa tidak menjawab, namun jika kata kata itu keluar dari mulut Kido seakan akan kekesalannya naik sangat tinggi. "Aku tidak" balas Handa "Oh benarkah? Lalu yang mengatakan kimochi kimochi itu siapa?" tanya ku Handa terdiam. "Dasar wanita murahan" hina ku padanya Plak! Aku di tampar di hadapan semua siswa kelas ku yang belum keluar kelas tentunya. "Kamu jangan besar kepala karena bisa mengatakan itu, kamu laki laki jahat Kido kun!" teriak Handa lalu keluar kelas Aku mendapat tatapan tidak senang dari teman sekelas ku, tapi masa bodo, aku mana peduli. . Jam 10 saat masuk jam pelajaran, Handa kembali ke kelas, tapi aku gantinya keluar dari kelas sebab di panggil bk. "Kido, apa yang kamu perbuat dengan Handa, bapak tau mungkin kalian ada hubungan tapi jangan di buat menangis juga si Handa itu" "Maaf pak tidak akan saya ulangi lagi, saya hanya berkata begini, tapi si Handa yang merespon secara berlebihan" balas ku . Aku keluar dari ruang bk 30 menit setelahnya. Jam 10.30 aku kembali ke kelas. Mengikuti pelajaran dan ujian dadakan. . Jam 12 siang, istirahat makan siang. Aku berkumpul dengan grup cupu kelas. "Maaf Kido kun, jangan gabung dengan kita lagi" ucap si gemuk "Kenapa memangnya?" tanya ku "Kamu sudah bukan Kido yang dulu lagi, maaf kamu telah di keluarkan dari grup ini" ucap Si kacamata "Hmm kalian aneh, grup tidak ada persetujuan juga, aku hanya ingin makan dengan kalian, bukan mengajak bertengkar kalian, tapi ya sudahlah jika aku tidak di terima di sini" balas ku lalu pergi ke tempat siswa nakal "Mau bergabung?" tanya si Rendy (Anak ternakal sekelas) "Tentu saja, di grup cupu aku di usir" balas ku "Hahaha baiklah mari bergabung, namun tolong belanjakan kami minuman dulu" aku di suruh "Beli saja sendiri, aku sudah beli sebabnya" ucap ku "Eh tidak bisa begitu dong aturannya, anggota baru harus membelikannya" ucap si Sai (orang nakal kedua) "Tidak mau, jika kalian ingin beli ini malah ku traktir" ucap ku sambil mengeluarkan uang 1000 yen Rendy memanggil salah seorang anak cupu. "Kamu mau pesan apa?" tanya Rendy padaku "Susu coklat kemasan sedang" balas ku . Rendy menyuruhnya lalu mengobrol dengan ku. "Kido kun memang sudah berubah" pikir Handa saat melihat ku . Jam 3 sore pulang. Baru melangkah keluar kelas aku di tarik oleh Handa menuju lorong samping. "Ada apa?" tanya ku "Kamu anak baik jangan ikut dengan gerombolan itu Kido kun" ucap Handa "Baiklah besok aku tidak ikut" balas ku "Heh secepat itu setujunya?" tanya Handa kaget "Tidak usah kaget, aku ini pintar cari pergaulan, orang yang nakal belum tentu jahat, tapi orang seperti kamu itu termasuk orang jahat, bye Handa san, jangan lupa sex lagi ya di rumah ku, mungkin main foursome bisa juga hahaha" ucap ku Aku di hentikan dan dintampar lagi. "Serendah itukah kamu memandang ku Kido kun!" ucap Handa "Jangan main tampar, penampilan ku ini penunjang kerjaan ku, bagaimana aku bisa melayani pembeli jika penampilan ku buruk, mau tanggung jawab?" tanya ku "Maaf soal itu, tapi kata kata mu sungguh tidak mengenakan di telinga ku, apa tidak ada tempat bagiku lagi untuk di pandang baik oleh matamu?" tanya Handa "Hey jangan baper, kenyataannya memang begitu otak mu sudah eror sebenarnya saat memilih kakak ku, apalagi nge sex dengannya, yah sudah terlanjur juga, sekarang nikmati saja buah hasilnya, dan benar juga kamu di mata ku itu sudah tercap di bibir dada dan bawahan mu itu sebagai lonte" balas ku lalu berjalan menjauh Note :¬^ . Sampai di restoran aku langsung berganti pakaian, langsung mulai kerja. Kali ini aku yang mengurus bar, alias tempat memesan minuman, namun aku tidak sendiri aku di bantu oleh Daisuke. "Kamu apa baru saja di tolak?" tanya Daisuke sambil menyiapakan minuman jus "Tidak, tapi aku baru saja melepas cinta pertama ku" balas ku "Wow lebih berat dong" ucap Daisuke "Tidak terlalu kok, biasa saja sebenarnya" "Kamu apa benar laki laki kuat mental?" tanya Daisuke "Tentu saja kuat" (Mental pembuli, mental penjajah, dan lain lain) . Bekerja kali ini cuma sampai jam 8.30 sebab bukan giliran ku lembur sebabnya. Sebelum keluar ku bertemu Sayu dan Megumi. "Kamu apa sudah pindah?" tanya Sayu memastikan karena ia melihat Kido tadi "Sudah, tadi pagi" balas ku "Oh benar ya jadi tadi pagi kamu yang pindah" ucap Sayu "Pindah kemana?" tanya Megumi "Ke apartemen sebelah mu Megumi chan, nomor 18 atau 16?" "Nomor 18" balas ku "Eh bersebalahan jadinya ya" ucap Megumi "Iya, Megumi san" balas ku . Jam 8.35 sampai di apartemen. "Selamat tidur" ucap Sayu karena apartmentnya ada di lantai dua sementara aku dan Megumi di lantai 3 . Di apartemen ku. Aku sedang berpikir bagaimana mendapatkan uang secara cepat tapi tanpa judi. "Ah menggambar manga" ucap ku "Tidak jangan, menggambar manga itu keterlaluan pusingnya dan waktunya juga pasti banyak" ucap ku lagi Jualan online shop, juga tidak ada modal. Bikin light novel adalah pilihan terakhir ku . Ku buka ponsel lalu ku tulis cerita berjudul "Lord of the rings", sebab ku lihat tidak ada novel seperti ini. Novel petualangan yang keren karena nama tokoh serta alur yang sangat berbeda dengan novel petualangan lainnya. Ku mulai menulis lewat ponsel. 30 menit kemudian aku pergi ke dapur untuk membuat kopi. . Jam 12 malam, kopi sudah habis, jadi ku buat lagi. Jam 2 dini hari, novel sudah jadi setengah. . Jam 6 pagi, akhirnya novel pertama ku sudah jadi. "Jancuk akhirnya jadi!!!" teriak ku . Sekarang tinggal menggambar ilustrasinya saja, ku gambar di kertas, tapi belum ku warnai sebab tidak punya cat air. Jam 6.45 Tok tok Ku buka pintu. "Kido kun, ini sarapan untuk mu" ucap Megumi "Tidak bayar?" tanya ku "Tidak usah, aku biasanya memasak sendiri, terkadang ku bagikan ke tangga juga" balas Megumi "Oh, ku terima ya, terima kasih" ucap ku "Sama sama, jika begitu aku pergi dulu" pamit Megumi "Kemana?" "Pergi kerja, aku di shift pagi serta dapat giliran lembur soalnya" balas Megumi "Baiklah, sampai jumpa" ucap ku Note : hari ini sabtu . Jam 9 pagi aku pergi ke kantor Haruka, yang light novel. . Di perusahaannya. "Permisi, saya mau mencoba menerbitkan novel saya di sini apa bisa?" tanya ku "Punya tanda pengenal?" tanya resepsionisnya "Kartu pelajar boleh?" tanya ku "Boleh" Ku keluarkan kartu pelajar miliku, resepsionis menulisnya. "Judul cerita anda apa?" tanyanya "Lord of the ring" balas ku "Latar dunia?" tanyanya "Dunia sihir dan para monster" balas ku "Baiklah, silahkan mengantri dulu, nanti nama mu akan ku panggil" "Baik" . Ku duduk di ruang tunggu, banyak penulis yang mencoba peruntungannya di sini, sebab dari yang ku lihat di google, perusahaan ini memang yang terbaik di Jepang, sebab meriliskan light novel dalam jumlah banyak dalam hal cerita bukan kuantitas tiap cerita. Contohnya saja bulan kemarin, dimana perusahaan lain paling hanya 10 light novel baru dan 5 - 7 light novel lanjutan, tapi di sini 25 light novel baru, serta 67 light novel lanjutan, jumlah yang sangat banyak bukan. Tentunya hal ini juga di karena perusahaan ini jadi satu antara manga, anime, dan live action, jadi mereka butuh ide sebanyak banyaknya, oh benar juga, terkadang jika light novel bagus, ceritanya akan di kolaborasikan dengan game, atau mungkin malah jadi game juga. Jam 9.30 giliran ku di panggil. Aku masuk ke ruangan yang berisi 4 orang pengamat. Ku serahkan copian cerita ku. "Kamu yang membuat ilustrasi hitam putih ini?" tanya si pengamat A "Benar bu, saya yang membuatnya" "Kenapa tidak di warnai?" tanya si B "Aku tidak punya perlatan warna ataupun peralatan gambar" balas ku "Baiklah tidak masalah, mari baca dulu sinopsisnya lalu bab 1-2" ucap si C . Mereka membaca selama 5 menit, membaca sekilas namun karena sudah pro mereka sudah tau cerita ini punya potensi atau tidak. "Lolos" ucap si A, lalu disusul B, C, dan D "Serialisasi?" tanya ku "Belum, ini hanya lolos pengamatan kami, cerita akan kami tampung, tanggal 28 nanti akan kami umumkan apakah cerita mu akan di serialisasikan atau tidak" balas si A "Oh" "Cerita ku ini sudah semua atau masih berlanjut?" tanya si B "Masih pak, nantinya Lord of the rings itu, akan ada 4 volume, dengan tiap volume berisi 10 - 14 bab, tiap bab berisi 4000 - 5000 kata" balas ku "Menarik juga, baiklah karena kesempatan novel mu di atas 80% terbit, kamu akan langsung ku berikan editor, perbaiki ceritamu lagi, satu minggu sebelum pengumuman serahkan kembali ke sini" suruh si D "Baik Bu" balas ku . Aku keluar dari sana sudah di tunggu editor ku, ia cantik putih tinggi lagi. "Kamu Kido Kanda kan?" tanyanya "Benar" balas ku "Mari ke ruangan ku dulu" ajaknya padaku . Di ruangannya. "Perkenalkan, aku Maki Sakiya, aku yang akan jadi editor Light Novel mu, aku sudah membaca sekilas dari bab 1 - 3, apa ada lanjutannya lagi?" tanyanya "Aku sudah menyelesaikannya satu volume, ada 14 bab" balas ku "Bisa kamu serahkan salinannya, bentuk dokumen pun tidak masalah" . Ku kirimkan dokumen novelku padanya. "Baiklah, sudah ku catat nomor mu, akan ku cek dulu novel ini, jika ada kesalahan atau ada yang perlu di ubah akan ku hubungi kamu, dimana rumah mu?" tanya Maki "Aku tinggal di apartemen Tsukasa, apartemen nomor 18" balas ku "Oh sama aku juga tinggal di apartemen Tsukasa, aku di nomor 21, kamu baru pindah kesitu kan?" "Benar Maki san, kemarin aku baru pindah" balas ku "Syukurlah jika dekat, sekarang kamu boleh kembali, buat lanjutan novel ini, nanti malam jika sudah ku baca semua novel ini aku akan berdiskusi dengan mu" ucap Maki "Baik" balas ku . Aku keluar dari sana dan kudapati lowongan pekerjaan dari perusahaan ini juga, yaitu pekerjaan sebagai ilustrator. Tapi karena aku tidak punya alat gambar, ya sudah aku tidak melamar. . Aku pergi ke kuil untuk berdoa lagi, ku berdoa agar hidup ku tidak berpindah pindah lagi setelah misi ini. . Selesai bedoa ku lihat rumah ku yang besar dan megah. "Huh, kapan aku bisa bersetubuh dengan Saki lagi" pikir ku . Gerbang terbuka, ku lihat ada mobil Civic dari dalam. Aku menyingkir. Ku lihat keluarga kecil yang bahagia di dalamnya. Aku sedikit menangis, mungkin ini karma ku juga karena sudah menikah di dunia one piece. "Tegar Haruka tegar, jangan menangis, selesai ini kamu bisa kembali" ucap ku pada diriku sendiri . Aku pergi ke apartemen, karena bingung mau apa. "Kido kun, habis dari mana?" tanya ku Tsukasa "Dari kuil" balas ku "Mau mampir?" tanya Tsukasa "Tidak perlu Tsukasa san, aku mau belajar saja" "Baiklah jika begitu" . Di apartemen ku. Disini masih kosong, belum ada barang barang apapun, sehingga mulailah diriku mencari uang secara online. Ku pergi ke situs dark web lewat hp, melihat lihat jikalau ada pekerjaan yang bisa menghasilkan. "Misi kok, misi membunuh semua" pikir ku saat melihat isi job yang ada Setelah ku cari selama 15 menit, tidak ada yang baik, hasilnya aku malah melihat lihat video di sana. . Jam 1 siang, Sayu datang mengantar makanan untuk ku. Jam 3.30 aku berangkat kerja. Bersama Sayu. Pekerjaan kali ini adalah jadi pelayan tukang cuci piring dan kebersihan. Note : tiap hari rolingan terus pekerjaannya (khusus pelayan), jika koki mereka akan fokus pada bagian masakan yang di kuasainya, tapi jika mau gantian pun boleh boleh saja. Bresss Ember untuk ku mengepel di tendang oleh seseorang. Ku lihat orang itu. "Itsuki nii" ucap ku "Kido, kamu kan yang menyuruh Handa putus dengan ku!" teriak Itsuki Plak! Ku pukul dia dengan gagang pel hingga pingsan. "Maaf silahkan di lanjutkan makannya, ia hanya pengganggu saja" ucap ku pada pembeli Ku pergi ke dalam, lalu ku suruh laki lakinya menyeret kakak ku keluar resto. . Ku taruh ia di keranjang sampah. "Ini kakak mu tidak masalah kamu ginikan?" tanya Chika "Tidak masalah, ia itu pengganggu" balas ku . Ku bersihkan air yang menggenang di lantai. Setelah bersih kembali bekerja di dalam. . Jam 8.30 malam pulang kerja, ku lihat kakak ku sudah tidak ada, jadi kemungkinan ia sudah pulang. . Pulang. Jalan sendirian ke apartemen, sebab giliran Sayu yang lembur, Megumi shift pagi, jadi aku pulang sendiri. Sampai di depan apartemen, ada seseorang yang menunggu ku. "Hmm kamu dari mana, kamu beneran anak sekolahan kan?" tanya Maki padaku "Iya anak sekolahan, tapi bekerja sebagai pelayan" balas ku "Mari masuk, ada yang ingin ku katakan soal Novel mu" ucap Maki "Baik, eh ini kan rumah ku kenapa kamu yang ngajak masuk?" tanya ku "Maksudnya cepetan di buka pintunya" "Ohh" . Di dalam apartemen, ku berikan minum air putih. "Sebenarnya jika ada jus mau ku berikan jus, tapi sayangnya aku tidak punya kulkas, maaf ya hanya air mineral" ucap ku "Tidak masalah, yang penting soal novel mu ini" ucap Maki sambil mengeluarkan novel ku dari tasnya Aku duduk. "Ada apa memangnya?" tanya ku "Novel mu di lirik oleh owner komplek perusahaan, Haruka Shinomiya, dari 25 slot novel baru, novel mu sudah menempati satu, jadi bersiaplah menulis volume ke dua" ucap Maki "Benarkah? wow, aku dapat berapa uangnya?" tanya ku "Kamu sepertinya memang kekurangan uang ya, perusahaan penerbit kami, menggaji penulis berdasarkan royalti 15% perlu ku jelaskan?" tanya Maki "Tidak perlu, tapi berapa exemplar yang akan terbit?" tanya ku "2000 eksemplar dulu, serta buku mu akan terbit sebanyak dua buku sekaligus karena ketebalannya melebihi aturan perusahaan, jadi jikalau terbit akan jadi volume 1 a dan 1 b, jadi kamu akan mendapat sekitar 600 rb yen setelah di potong pajak" ucap Maki "Cetakan ke dua akan ada?" tanya ku "Ada jika novel mu laris, sekarang mari kita berdiskusi soal cover buku dan ilustrasi di dalamnya" ucap Maki "Aku bisa membuatnya, namun aku tidak punya alatnya" balas ku "Oh jadi gambar gambar kecil hitam putih ini kamu yang buat?" "Yap buatan ku" "Baiklah, besok akan ku atur hal itu, kamu bisa alat gambar elektronik?" tanyanya padaku "Bisa" balas ku "Baiklah besok akan ku bawakan, penilaian tanggal 15 nanti, jika lolos novel mu akan terbit bulan Februari" "Baik" Note : sekarang tanggal 6 Januari. . Aku langsung tidur setelah Maki pergi, aku kelelahan jika di bagian bersih bersih. Jam 5.30 pagi aku bangun, lari pagi agar tubuh ku bugar dan berotot, sekalian berharap agar penis ku membesar jika bisa. (8 cm saja bre sebabnya, bisa ku panggil imut imut dia) . Kali ini aku mampu lari 2 km, lalu mau pingsan di buat setelahnya. Aku bertemu dengan Haruka lagi. "Novel mu bagus Kido kun, darimana kamu dapat ide itu?" tanya Haruka yang tiba tiba duduk di samping ku "Oh Shinomiya san toh, aku sebelumnya berterima kasih untuk bantuan anda karena mau meloloskan Novel ku, lalu aku dapat ide itu dari novel novel isekai Jepang" balas ku "Novel mu bagus, jadi tentu saja ku loloskan, kurasa novel mu akan jadi best seller berikutnya, lalu aku juga berniat mengadptasi novel mu jadi manga, anime dan live action yang mungkin jadi big movie, segera selesaikan ya" ucap Haruka lalu pergi "Tentu" balas ku "Diriku memang yang terbaik" ucap ku . . Jam 9 pagi Ringggg! Telepon ku berbunyi. "Dimana kamu?" tanya Maki yang sudah menunggu di depan apartemen "Aku pergi keluar sekarang, ada apa memangnya" ucap ku "Ini alat gambar mu sudah ku pinjamkan, kamu nanti ambil di tempat ku jam 7 malam ke atas ya" "Oke" balas ku . Sementara itu aku yang di lokasi ku berdiri. Ada Handa yang sedang curhat karena dirinya hamil. "Lalu aku harus bagaimana Kido kun" ucap Handa padaku "Ya aku mana tau, kalian juga yang keluar di dalam saat sex, masa aku harus yang bingung" balas ku "Kakak mu tidak mau tanggung jawab, ia bilang tanggung jawab sana pada mu" "Lah kok, aku kan tidak sex dengan mu" "Ia berpikir, aku putus dengannya karena kamu Kido, bagaimana ini, aku takut jika di suruh aborsi dan aku tidak ada uang, lalu yang terparah bagaimana jika orang tua ku tau" ucapnya sudah sangat panik ia sudah hampir menangis (Meanwhile : semoga tidak jadi ikatan cinta) . Aku tak tega jadinya. "Kamu menyukai Itsuki?" tanya ku "Suka tapi bukan cinta" balasnya "Kamu pernah di coba Souma juga?" tanya ku lagi "Tentu saja tidak pernah apa apaan kata katamu itu, aku ini wanita yang buruk tapi tidak sampai seburuk itu" balas Handa "Ya siapa tau pernah ku sarankan sih aborsi saja, janin yang baru 3 hari masih mudah di gugurkan" ucap ku "Tapi aku tidak punya uang, lalu bagaimana nasib yang harus ku tanggung jika aku ketahuan aborsi" "Kamu jangan nambah beban pikiran, itu kan juga kesalahan mu, main sex sembarangan, keluar di dalam lagi" balas ku "Kamu harus tanggung jawab karena kamu yang mengajak ku kerumah mu waktu itu" ucap Handa "Ngawurmu gedhi" ucap ku dalam bahasa jawa "Ha?" Handa bingung "Aku tidak mungkin tanggung jawablah, aku bukan ayahnya, kamu cari saja sana laki laki di biro jodoh" suruh ku Next...

Siguiente capítulo