webnovel

131.) Pesta ke 2

Jam 3 sore Saki membangunkan diriku.

"Oh sudah jam 3 ya" balas ku saat melihat jam di meja

"Iya, segera bersiap jika perlu mandi" ucap Saki

"Kamu sudah mandi?"

"Dah"

"Oke"

.

Jam 3.30 mulailah sesi icip icip makanan buatan siswa, Megumi yang sebagai penikmat ingin membantu teman satu asramanya dulu, namun apa daya ia hanya muat 2 porsi dari tiap anggota bintang polar.

"Haruka kun icip icip yang mana?" tanya Saki

"Ke kursi nomor 10, Nakiri Erina" balas ku

"Yang mana kursinya?" tanya Saki

"Yang di pojokan, dekat dengan si rambut merah"

"Ayo kesana kalau begitu"

Walaupun makanan dari telur, Nakiri mampu menyulapnya jadi makanan berkelas.

"Halo" ucap ku pada Nakiri

"Shinomiya san, silahkan di coba makannan yang saya buat" ucapnya

"Baiklah" kami mengambilnya

"Ini namanya apa?" tanya Saki

"Eggs Benedict" jawab Naiki

Kami coba satu gigitan.

"Wow, ini enak" ucap kami berdua bersamaan

"Terima kasih atas ulasan baiknya" balas Naiki sambil tersenyum manis

"Hey, pak Manager coba juga telur gulung ku" ucap Souma di samping

"Souma jangan tidak sopan dengan tamu utama di Resort!" teriak Nakiri

"Tidak masalah, Megumi kata Haruka san itu baik kok" balas Souma

"Baik siapakan dua ya, untuk ku dan istriku" balas ku

"Oke, tunggu satu menit" ucap Souma

.

Setelah selesai makan di Nakiri kami makan di meja milik Souma.

"Wohh ini empuk, rasanya lebih ke guruh atau manis?" tanya Saki

"Lebih ke manis, aku mengkocok putih telur hampir menjadi krim, ku tambahkan sedikit gula sehingga ini seperti kue pancake namun lebih lembut" balas Souma

"Kami coba ya" ucap Saki

"Silahkan silahkan"

Satu gigitan.

Brushh

Otak ku dan Saki ngeblank sebentar.

"Ini meletus letus di mulut" ucap ku

"Bukan tapi seperti meleleh di mulut" kata Saki

"Kamu benar, orang mengira meletus letus, tapi sebenarnya meleleh di mulut sebab adonan di dalam belum terlalu matang, jadi di sebut setengah matang" balas Souma

"Ini enak terima kasih atas makannannya" ucap ku

"Sama sama"

.

Kami pergi dari meja sana.

"Telur gulungnya enak, tapi masih kalah jauh dengan masakan Nakiri" ucap Saki

"Yups, mung ada sensei yang meleleh tapi porsinya kebesaran makan 3/4 saja aku sudah eneg sebenarnya, tapi ya entah dengan yang lain"

"Jika menurut ku sih tidak eneg, kamu sih makan selainya langsung sekali suap, seharusnya sedikit sedikit sampai kuenya habis" balas Saki

"Ya mana ku tau, ku kira di dalamnya ada selai lagi, ternyata tidak ada"

.

Selanjutnya ke meja peserta paling berani dalam berpakaian, yaitu Miku dimana keluarganya punya perusahaan peternakan sapi pedagang A5 terbaik se Jepang.

"Ini ada dagingnya, apa tidak menyalahi aturan?" tanya ku

"Tidak, selama porsi daging yang di berikan tidak melebihi aturan pengawas, lihat di samping itu kan ada pengawasnya"

"Oh begitu rupanya" balas ku

.

Kami mencoba masakan rebusan miliknya, rasanya enak dan menyegarkan cocok untuk musim panas yang tambah panas.

"Good job" ucap Saki

"Terima kasih" balas Miku

.

"Saki chan, cocok kah menu ini di buat ke restoran" tanya ku

"Tidak, mungkin saat musim dingin cocok" balas Saki

"Oke, Miku san bolehkah kami minta resepnya, sebagai imbalan akan ku datangkan sebanyak sekitar 40 orang untuk makan di sini" ucap ku sambil berbisik

"Baik deal" balas Miku cepat karena ia hanya baru menghabiskan 78 piring

Ku terima catatan darinya, lalu ku telepon tim sukses ku, antara lain klub voli, klub basket, atletik, dan kelas.

Mereka yang sudah membaca pesan ku di grup segera menuju ke lokasi ku, satu persatu datang dan makan masakan Miku.

"Habis ini bantu aku lagi ya" ucap ku pada yang lain

Note : Haruka memanfaatkan kondisi ini untuk mencari resep baru, untuk temannya ia berikan permintaan agar jangan makan dulu agar saat ia memberikan kode mereka makan sesuai yang Haruka suruh, untungnya mereka semua mau, lagipula semua makanan di sini sebenarnya enak, cuma di atas enak itu masih ada level lagi.

Salanjutnya masakan dari Takumi Aladini, dissert mewah namun murah, ku beli resepnya dengan konsumen, ia pun mau.

Milik adiknya juga oke, yang mengusung tema italia, kubeli juga resepnya.

.

Banyak resep yang ku beli hingga akhirnya tim sukses ku bilang untuk berhenti sebab tak kuat lagi untuk makan.

"Terima kasih ya" ucap ku dan Saki

"Sama sama, makanan enak tapi tidak bisa tamak di sini" ucap Tanaka yang perutnya sudah buncit

"Kamu sudah tamak Ryu kun" ucap Konaka

"Belum sebenarnya, tapi aku sudah tidak kuat makan lagi intinya"

"Itu sama saja tamak" balas ku

"Terserahlah, Konaka bantu aku berjalan" ucap Tanaka

"Baik baik" balas Konaka

.

Aku dan Saki jalan lagi untuk melihat lihat jikalau ada makanan enak, ku temui dari Nakiri lagi, tepatnya Nakiri Alice, siswa Totsuki yang berambut putih.

"Aku prihatin padamu, masih muda sudah punya penyakit keras" ucap ku padanya

"Oi rambut ku memang seperti ini dari lahir, bukan karena penyakit keras!" teriak Alice

"Puffff" Saki menahan tawa

"Saki, katamu ubanan saat muda pertanda penyakit!" ucap ku pada Saki

"Ini bukan uban, ini rambut biasa yang pigmennya kurang!"

"Puffttt" Saki tambah ketawa

"Maaf maaf ku kira itu uban, jangan marah oke, apa masih ada makanannya?" tanya ku

"Maaf sudah habis untuk mu, silahkan pergi, untuk istrimu masih ada" ucap Alice

"Eh kenapa pilih kasih" balas ku

"Masakan di buat untuk pelanggan, koki punya kehendak siapa saja yang boleh masakannya" balas Alice

"Huh baiklah, terserah kamu" balas ku

Saki mencoba sendirian telur itu.

"Oh ini mengejutkan, kamu masukan minuman coklat di dalam telur ini ya?" tanya Saki

"Benar sekali, heldigvis prøvede denne idiot ikke min madlavning (untung saja si dungu ini tidak mencoba masakan ku)" ucap Alice dalam bahasa Denmark

"Oi aku bisa mendengar mu yang ngehina diriku" ucap ku pada Alice

"Åh virkelig, jeg er imponeret (Oh benarkah, aku terkesan)" kata Alice

"Noh noh walaupun aku tidak lancar bahasa Denmark tapi aku tau kamu menghina ku" ucap ku padanya

"Sudah jangan bertengkar" ucap Saki melerai lalu mengajak ku pergi

"Du er smuk, så vær opmærksom på dit sproglige savn Alice (Kamu cantik, jadi tolong jaga bahasa mu nona Alice )" ucap ku

"Baka!" teriak Alice

.

"Kamu bilang apa Haruka kun?" tanya Saki

"Ku kata bahasanya terlalu kasar" balas ku

"Oh, ayo lanjut lagi"

"Tentu"

.

Kami berpapasan dengan rombongan keluarga ku dan keluarganya Saki katanya mereka ingin rehat, sebab sudah makan banyak.

"Kakak coba makanan yang pembuatnya seram, makanannya enak dan manis" ucap Mai chan

"Tidak kak, coba yang sana saja yang pembuatnya cantik berambut merah" ucap Rin

"Kheee!" ucap Mai

"Ngajak ribut" tanya Rin chan sudah mengepalkan tangan

"Sudah jangan ribut, malu dengan Yuki dan Ame" ucap ku sambil menutup kedua mata mereka

Aku dan Saki ke sana, Rin dan Mai ikut rombongan.

Pertama ke Kurokiba.

Masakan dissert yang manis seperti kata Mai, enak tidak eneg dan cocok untuk teman bersantai, Saki kata ia bisa membutanya jadi kami tidak usah minta resepnya, lalu ke asisten Erina.

Dengan masakan gurih namun uniknya gurih sehat.

"Ini beneran sedikit lemak?" tanya Saki

"Benar Shinomiya san, bisa di sebut ini sangat rendah lemak, aku membuat dari kaldu ringan namun ku perkuat dengan bumbu bumbu alami sehingga kuahnya bisa sedap namun aman untuk penderita kolesterol" ucapnya

"Cocok untuk menu restoran, Haruka kun beli dengan tim sukses" ucap Saki

"Mereka sudah ko" balas ku

"Hisako san bolehkah resep ini kami beli?" tanya Saki tanpa pikir panjang

Hisako sedikit bingung karena disini kan gratis makanannya.

"Maaf tapi bukannya makanan di sini gratis ya" tanya Hisako

"Iya, tapi aku ingin resepmu, jika berkenan di jual aku akan memberikan kesempatan untuk mu berlatih di restoran milik ku, bulan September nanti" ucap Saki bisik bisik

"Huh, maksudnya?" tanya Hisako

"Kuberikan bocoran sedikit, katanya akan ada magang pkl nanti bulan september, aku punya restoran aku di undang juga jadi bagian dari Totsuki maka dari itu aku punya kewenangan untuk mengambil atau memilih siswa yang bisa magang di resto ku" ucap Saki

"Aku belum dengar itu" ucap ku

"Diam dulu sayang" kata Saki

"Baiklah kita sepakat, namun jangan merendahkan penilaian jika kamu memilih ku, aku berterima kasih atas informasinya saja, ini resep dari masakan ku" ucap Hisako

"Terima kasih, tenang saja infonya akurat kok" balas Saki

.

"Istriku sudah pintar menyuap juga ternyata" pikir ku

.

Acara selesai jam 5, banyak peserta lolos karena kami, ya walaupun harus mengorbankan teman sendiri, tapi tidak masalah lah.

Kami para tamu kembali ke hotel untuk ganti pakaian, persiapan nonton Hanabi tentunya, atau bisa di bilang kembang api hari pertama dalam festival obon.

.

Jam 6 turun ke taman menggunakan yukata, di jalan jalan banyak koki yang menjajakan makanan seperti yakisoba(Mie goreng), Yakitori (Sate jepang), Cumi bakar, Taiyaki, okonomiyaki, takoyaki, ramen, udan dan masih banyak lagi, agar semua tamu kebagian sebab ini gratis, tiap tamu hanya di beri kesempatan memilih maksimal 4 makanan dan 2 minuman, tandanya di cap di tangan, tapi khusus untuk ku dan Saki dan keluarga kami boleh sepuasnya.

Aku dan Saki beli dulu Takoyaki, lalu cumi bakal, terkahir minuman sirup.

Kami duduk di bersama di bangku yang telah di sediakan bersama dengan keluarga ku juga.

Sembari menunggu kembang api jan 8, kami makan saja dulu, sambil mengobrol.

.

Tanaka

"Sial kenapa tandanya tidak bisa di hapus, jika aku beli uangnya tidak mungkin cukup" teriak Tanaka mencoba menghapus cap di tangan

"Jangan malu maluin, biarkan, lagian perut mu belum kempes itu" kata Konaka

"Konaka chan, ini hanya porsi icip icip jadi kurang, lagian kenapa kamu hanya beli okonomiyaki dan Takoyaki saja?" tanya Tanaka

"Ini sudah cukup" balasnya

"Eh eh malu malu rupanya" ucap Tanaka menggodanya

"Jangan di bicarakan keras keras juga, aku sudah kenyang asal kamu tau"

"Hahaha baik baik" balas Tanaka

.

Jam 7,59

Kami menghitung mundur dari 10.

10

9

8

7

6

5

4

3!

2!!

1!!!

Duar duar duar duar!!

Kembang api megudara sangat cantik, penuh warna dan suara yang bising namun menyenangkan.

Daichi sudah sukses menyatakan cintanya, ia saat ini sedang duduk bersama dengan pacarnya Michimiya

.

"Indah, seperti ketika kamu tersenyum Haruka kun" ucap Saki sambil bersandar padaku

"Senyum ku penuh warna?" tanya ku

"Yap, senyum mu memberi warna kehidupan untuk ku, tolong jangan berhenti tersenyum untuk ku, tolong tetap jaga senyum manis mu" ucap Saki

"Tentu saja" balas ku sambil mengelus rambutnya

"Mungkin yang lebih cantik dari Saki banyak, yang lebih berisi banyak, yang lebih bulet dan besar banyak juga, namun cinta bukan hanya fisik yang di pandang, keteguhan hati ketika tidak bersama, komitmen dan rasa percaya adalah salah satu bumbu bumbu cinta agar tidak ada kata bosan, Ingat jika memandang fisik seseorang pasti akan bosan entah istrimu secantik apapun itu, sepeti artis artis Hollywood sampai bollywood, pasti akan bosan akhirnya entah 1 tahun, 1 bulan, atau mungkin satu minggu, seperti orang yang sedang suka sesuatu, berusaha mendapatkan, jika sudah di dapat awalnya senang, tapi lama kelamaan menganggap biasa dan akhirnya bosan, selama merayakan festival obon!" ketik ku di Twitter bersama ku uplod foto selfie ku dengan Saki

"Semoga langgeng bang sampe maut memisahkan" tweet dari akun lain

"Keren kata katanya!"

"De best lah, kaum halu hanya bisa melihat kembang api dari video aja, males keluar, kanan kiri hanya ada orang pacaran"

"Tapi apa salah menikahi seseorang karena fisik?" tanya salah satu akun

Ku balas pertanyaannya.

"Boleh saja, namun usahakan tumbuhkan cinta dari hati ke hati, bukan dari badan ke badan"

"Woke bang saya paham!"

.

Kami berdua menikmati lagi kembang apinya entah sudah berapa lama aku tidak peduli yang penting pesta ku meriah, perlu kalian tau aku mengeluarkan uang sebesar 25 juta yen hanya untuk kembang api ini, harga yang sangat fantastis, tapi ya kaya mau gimana lagi.

Murid murid Totsuki pun ikut melihatnya, semua kegiatan di hentikan setelah penjamuan tamu tadi, sebab jika di lanjut juga tidak mungkin karena juri bertugas menjaga stand.

"Gila sudah 35 menit masih meluncur terus, apa itu petasan murah ya" ucap Yoshino

"Asal saja jika bicara, petasan yang di gunakan itu ku dengar seharga 25 juta yen asal kamu tau" ucap Marui

"Heh 25 juta yen hanya untuk petasan" tanya Duo pembuat onar kaget

"Ya namanya keluarga Shinomiya, ku dengar asal kalian kerja dengan mereka hidup mu akan terjamin, entah itu jadi cleaning servis sekali pun, aku berniat mengejar jadi koki di restoran yang akan di buka anak mereka Haruka, katanya gajinya sangat sangat lumayan" kata Marui

"Kenapa kata sangatnya ada dua?" tanya Fubuki

"Yah sekitar 300 rb yen bisa di dapat perbulan, Megumi kata, padahal ia hanya part time, lumayan bukan jikalau belum bisa buka restoran sendiri" kata Marui

"Memang lumayan banyak sih" balas Yoshino

"Kerja saja kalian di kedai ku, akan ku gaji air putih dan makan sepuasnya" lawak dari Souma

"Kerja saja sana sendiri!" teriak yang lain

.

Beralih ke Hori dan Miyamura.

"Kamu kerja saja di perusahaan Haruka san sayang, perusahaan mu terlalu ketat itu masa minta cuti 4 hari untuk menikah di tolak, hanya boleh satu hari lagi, perusahaan ku saja cuti 1 minggu saja di setujui, namun hanya gaji separuh" ucap Hori

"Ya mau bagimana lagi, bos ku terlalu galak, tidak patuh maka di pecat" ucap Miyamura

"Kamu keluar saja, lalu lamarkan di perusahaan ku, akan ku rekomendasikan di bagian marketing, kamu oke komputer kan" saran Hori

"Tidak usah, aku akan izin saja jika nanti 1 hari kurang"

"Sudah pasti kurang itu!" kata Hori

"Ya makanya izin"

.

Jam 9 acara kembang api selesai, genap 1 jam kembang apinya mengudara dan meletus di udara.

"Mudahnya bakar uang 25 juta yen" pikir ku

.

Kami semua kembali ke hotel, tamu kembali ke acara bebas kegiatan yang artinya terserah mereka mau apa, entah mau ke kolam renang lantai atas, jalan jalan, ataupun yang lainnya, untuk aku dan Saki lebih memilih gabung bersama keluarga besar di restoran.

.

Jam 10 malam sudah di kamar bersiap untuk tidur.

"Haruka kun besok kita langsung berangkat ke Amerika, jam bedapa?" tanya Saki

"Jam 12 siang" balas ku sambil mainan Hago

"Kamu tidak main game clash royale itu lagi?"

"Tidak, aku kalah di penyisihan grup pertama"

"Oh, aku juga sudah belajar loh main game itu ayo kita main bersama" kata Saki lalu membuka ponselnya

"Boleh saja, ayo login dulu" kata ku

Setelah login ku invite idnya Saki, id lv 4 dengan trophy 250, yah biarkan saja.

Ku ajak 1 v 1.

"Lah kenapa main yang ini, main yang dua versus dua itu Haruka kun!" kata Saki

"Maaf tidak bisa, aku harus lihat skill mu dulu sebelumnya"

"Baiklah akan ku perlihatkan kepadamu.."

1 menit kemudian.

Tiga tower milik Saki sudah hancur berantakan.

"Kamu curang, punya kartu yang tidak ku punya dan memakainya" ucap Saki

"Hey itu bukan kecurangan"

"Tuker ponsel, akan ku gunakan akun mu kamu gunakan akun ku" ucap Saki

"Baik baik" balas ku

Kami bertukar ponsel.

1 menit kemudian

Tiga tower Saki hancur lagi walaupun sudah lu ganti dengan akun ku.

"Aku menyerah ah, tidak seru hanya melawan mu" kata Saki

"Ya namanya yang kamu lawan adalah pro player Saki chan, sudah tidak mau di lanjut ini?" tawar ku

"Tidak hentikan saja" balas Saki berlanjut mainan dengan ponsel ku

"Ya sudah, mana ponsel ku" pinta ku sambil menyerahkan ponsel

"Kamu mainan saja dulu dengan ponsel ku, aku mau mainan juga dengan ponsel mu"

"Huh, awas saja jika kamu ngajak debat" ucap ku karena kejadian terakhir kali

"Tenang tidak akan"

.

Saki mengotak atik ponsel ku, melihat namanya di kontak ku yang ku namai "Si Istri", langsung saja Saki ganti dengan "My Love".

Lalu ia membuka buka aplikasi trading ku yang di dalamnya masih ada saldo 100 rb yen, ia hanya melihat saja tidak berani mengotak atik, ke aplikasi Bursa saham melihat harga sahamnya, semua hijau artinya meningkat.

Setelah puas Saki menyerahkan ponsel ku.

Ki terima dan ku berikan ponselnya.

"Idih wallpapernya kenapa diganti" tanya Ku

"Bagusan itu, biar kamu ingat kamu punya istri" ucap Saki

"Memang aku pernah lupa? Tidak pernah sih"

"Ya jaga jaga saja" balas Saki

.

Jam 11 kami tertidur, ku peluk dan ku rasakan ke hangatan dari tubuhnya.

.

Jam 6 pagi bangun, mandi, berpakaian lalu sarapan jam 6,30 sampai 7,30 di restoran hotel.

Jam 8 para tamu satu persatu check out, khusus ibunya Saki dan dari kampung halamannya, ku cegah dulu ku sarankan mereka kembali jam 9 saja sebab masih antri juga.

"Terima kasih telah mengundang kami" teriak teman sekelas ku yang di video, katanya sih akan di buat video dokumentasi pendek yang keren

"Hati hati di jalan" ucap ku dan Saki

.

Kami di pamiti juga mereka yang jadi tamu ibuku ayah ku.

"Jangan lupa di lihat nanti ya Haruka san, disain dari model pertama, jika cocok bilang, jika tidak katakan kenapa" ucap Pak Philip

"Tentu pak, nanti akan ku cek"

"Baiklah terimakasih dan sampai jumpa" ucap nya

"Hati hati di jalan" balas ku

.

Jam 9 tamu telah kembali, giliran rombongan dari ibunya Saki untuk kembali, Saki memberikan pelukan selamat tinggal.

"Kami akam menyusul mu ibu" ucap Saki

"Tentu, kami akan menunggunya di rumah kakek nenek, kami pamit dulu ya, sampai jumpa semuanya" ucap Ibu

"Bye" balas kami

Mereka memulai perjalanan dengan minibus menuju bandara.

Tinggal diriku dan keluarga ku.

"Check out jam berapa ibu?" tanya ku

"Jam 11 nanti, kamu juga sudah menata barang mu, kamu akan ke Amerika bukan?" tanya ibu

"Iya ke Amerika, barang sudah kami tata juga, cuma tinggal check out bersama saja"

"Baiklah sekarang ikut ibu ke bagian staf management hotel, melihat biaya apa kurang atau lebih" ucap ibu

"Baik" balas ku

Di ruangan, kami berdua langsung di sambut oleh Doujima san.

"Bagimana apa tamumu puas Kiyoko san?" tanya Doujima

"Puas, kami ke sini langsung saja ke intinya, mau tanya apa biaya kurang atau lebih atau malah pas?"

"Untuk biaya hanya kurang 2 juta yen, anggap saja itu hadiah dariku untuk Haruka, jadi kita anggap lunas" balasnya

"Yakin nih?" tanyanya

"Iya tenang saja"

"Baiklah, terima kasih kalau begitu, kami langsung pamit mau bersiap check out"

"Tentu silahkan, lain kali anak mu Hiyori jika menikah di langsungkan di sini lagi ya"

"Akan ku pikirkan" balas ibu

Ya aku hanya ngikut saja, tanpa di ajak bicara.

.

Jam 11 kami check out, kami berpisah di bandara.

"Jaga Saki dan jangan aneh aneh di sana" ucap Ayah

"Iya aku paham" balas ku

"Jangan lupa oleh olehnya" ucap Hiyori lalu Mai chan ikut ikut

"Baik akan ku belikan beruang nanti" ucap ku

"Yeh yeh yeh, makanan saja bang" balas Hiyori

"Ya oke ku ganti makanan beruang"

"Rasa ingin memukul mu naik 100% ini" ucap Hiyori

"Jangan kasar sayang, pokoknya jaga kesehatan di sana, jika ada apa apa telepon kami ok" ucap ibu

"Oke" balas kami berdua

.

Di pesawat menuju Los Angeles, sebab pesawat akan transit di sana dulu sebelum ke Washington DC.

"Kamu langsung tidur Haruka kun?" tanya Saki

Sebelumnya kami naik pesawat kelas satu, dengan biayanya saja 1,5 juta yen per kursi, namun keuntungan yang kami dapatkan bukan main main juga, mulai dari kursi penumpang yang bisa di buat tempat tidur, adanya kulkas pribadi di samping, serta makanan bintang 4, plus yang paling ku suka hanya ada aku dan Saki di ruangan kelas 1 ini.

"Tidak, kita tunggu makan siang saja dulu, toh baru berangkat juga tidak bisa langsung tidur"

"Ouu" bala Saki

.

Jam 12 makanan di antarkan parmugari, ia menawarkan juga snack snack, ku terima saja sebab gratis apalagi yang sncak coklat.

.

Jam 5 sore makanan datang lagi, sebab saat malam parmugari sudah selesai bekerja jadi makan malam maksimal jam 6.

"Thanks" ucap ku pada parmugari cantiknya

"You're welcome" balasnya

.

Ku makan bersama dengan Saki namun di kursi terpisah, sebab ya tidak bisa di satukan juga.

.

Jam 6 petang setelah makan malam kami tidur.

Jam 9 malam parmugari masuk ke ruangan dan membangunkan kami, sebab aku sudah berpesan untuk di bangunkan.

"Sir we has arrived in Los Angeles (Tuan kita telah sampai di Los Angeles)" ucapnya

Aku terbangun.

"Jam berapa?"

"Jam 9, sesuai dengan jadwal" balasnya

"Baik terima kasih, untuk penumpang itu biar ku bangunkan" ucap ku sambil menujuk Saki

"Baik tuan"

.

Aku dan Saki turun dari pesawat, udaranya lumayan dingin, tapi karena suasana musim panas ya termasuk hangat.

"Langsung ke Washington?" tanya Saki

"Iya, sebab perjalanannya sampai 4 jam" balas ku

"Huh ini melelahkan" gerutu Saki

"Tenang, kan kita naik kelas 1 harusnya tidak terlalu lelah di perjalanan, apalagi bisa tiduran juga" balas ku

"Hmm, sudah pesan tiketnya?" tanya Saki

"Sudah, pesawat berangkat jam 10 malam, ayo langsung ke pesawatnya saja langsung tidur di sana" ajak ku

"Ayolah, kamu bawakan koper ku ya"

"Baik akan ku bawakan" balas ku

.

Pengawas mengecek paspor kami, lalu mengecek visa.

"Perjalanan bisnis kemana ini?" tanyanya

"Ke perusahaan Amazon selama 1 hari, dan 1 hari liburan" balas ku

"Oh, nikmati perjalanan mu jika begitu tuan dan nyonya" ucapnya lalu memberikan kembali dokumen kami

"Terima kasih" balas kami berdua

.

Note : mulai dari sini percakapan sudah menggunakan bahas Inggris, seperti di pesawat tadi.

.

Kami berdua masuk ke pesawat setelah pramugari mengecek tiket premium ku dan Saki, mereka mengantar kami ke tempat duduk dan ruangan kami berada.

Seperti tadi, ruangan kelas satu hanya ada kami berdua saja, surga dunia beneran.

.

Aku dan Saki langsung tidur, tak lupa ku pesankan pada pramugari agar membangunkan kami ketika sampai di lokasi.

.

Senin 17 Agustus, pukul 3 pagi kami sudah turun dari pesawat, ku pesan taksi langsung menuju hotel bintang empat yang sudah termasuk mewah di kawasan dekat perusahaan Amazon.

.

Di kamar hotel.

Aku dan Saki langsung menjatuhkan tubuh di atas kasur, kami berdua sangat kelelahan sungguh laknat pencipta jalur penerbangan internasional harus melewati bandara yang melayani saja!.

.

Aku dan Saki langsung mandi.

Jam 4 baru mulai tidur dengan nyenyak..

Next...

Siguiente capítulo