webnovel

128.) Akhirnya Bisa Kesana

Sesampainya di penginapan, seperti yang ku duga aku langsung kena marah oleh sumire sensei sebab datang tidak tepat waktu.

Untungnya Yamato sensei datang, ia bilang dirinyalah yang akan menghukum ku.

Aku agak khawatir, namun ternyata Yamato sensei berniat baik.

"Langsung tidur, besok adalah lompat jauh, esoknya lari 800 m" ucap Yamato sensei

"Oke sensei, terima kasih telah menyelamatkan ku dari sumire sensei" balas ku

"Baik, sana pergi ke kamar nomor 17, ini kuncinya, ucap Yamato sensei

"Oke terimakasih lagi"

.

Kamis 6 Agustus, pukul 5 pagi klub atletik yang tidak bertanding hari ini di persilahkan lari pagi, karena hari ini hanya lompat jauh, lompat tinggi, lempar lembing, lempar cakram, tolak peluru, dan penyisihan lari jarak pendek, jadi aku ikut ke kelompok tidak lari pagi.

Jam 9 pagi.

Aku sudah berada di trek lompat jauh ku.

Aku mendapatkan giliran nomor 10 di grup ke 2, permainan lompat jauh, dibagi menjadi 3 grup, dengan masing masing 15, lalu di ambil 5 teratas setelah 3 kali kesempatan.

Peluit di bunyikan.

Aku berancang ancang lalu lari dengan cepat.

Boom!

Tolakan dengan kaki kiri

"Sial salah kaki" ucap ku dalam hati

Brushh!!

Pendaratan kurang bagus, hasil lompatan hanya 7,1 m.

Note : Haruka sekarang ada di urutan ke 7, sementara di posisi satu panjang lompatannya adalah 7,86.

.

"Haruka ubah tanda mu" saran Yamato sensei

"Iya sensei aku paham" balas ku

.

Kesempatan ke dua, dari posisi 8 setelah semuanya dapat giliran, posisi ku turun ke 12.

Aku fokus ke dapan, Peluit telah berbunyi.

Wushh!

Aku berlari kencang.

Mendekati titik tolakan.

Boom!

Lompatan dengan kaki kanan.

Melakukan jalan di udara, gaya menggantung lalu menghempaskan badan ke depan.

Brushh!

Pendaratan sempurna.

Ku lihat wasit mengangkat bendera putih, aku langsung keluar kotak pasir, ku tunggu beberapa menit menunggu hasil lompatan ku keluar.

8,1 m

"Yosh!" ucap ku, karena langsung melesat ke posisi satu

.

Kesempatan ke tiga aku skip, sebab Hingga akhir kesempatan ke 3 pun hasil ku tetap di posisi satu.

Pertandingan akan di lanjutkan esok hari.

.

Aku menerima jaket dan minum botol daro Yamato sensei.

"Terima kasih sensei" ucap ku

"Tidak masalah, mari mendekat ke atlet lain untuk mendukung mereka" ajak Yamato sensei

"Baik sensei" balas ku

.

Di Shot put (Tolak peluru)

"Gooo Yuizaki san!" teriak ku

"Eh kamu sudah selesai Haruka?" tanya Taka senpai ku

"Sudah aman, lolos ke final besok" balas ku

"Syukurlah, ada kandidat ke final walaupun baru satu, jika kamu ku tawari jadi ketua atletik apa mau?" tanyanya

"Kheee" balas ku dengan tatapan tak suka

"Oke oke aku paham"

.

15 m

"Lumayan untuk kelas wanita langsing" kata ku

"Umm, walaupun ia hanya satu kandidat di cabang ini, namun ia punya potensi yang lebih dari siapapun" ucap Sumire sensei

"Tapi apa hanya itu high scorenya?" tanya ku

"Sebelumnya saat latihan bisa tembus 16 kurang sedikit"

"Keren" balas ku

"Kamu pernah mencoba tolak peluru?" tanya Taka

"Tidak pernah, bola laki laki terlalu berat 7,26 kg bukannya?" tanya ku

"Untuk nasional Jepang hanya 6 kg, aturan asia pun sama, untuk 7,26 kg itu di olimpiade dan benua selain Asia yang atletnya besar besar" ucap Yamato sensei

"Oh" aku dan Taka baru paham

.

Yuizaki berhasil lolos ke final, besok juga matchnya.

.

Giliran senpai ku ini yang bertanding.

20,23

Ia langsung ke posisi satu tanpa halangan.

"Wow cepatnya" ucap ku

.

Taka senpai kembali pada kami yang ada di tribun.

Pletak!

"Irit tenaga, final mu nanti jam 5 sore loh!" teriak Sumire sensei

"Hehe maaf maaf terbawa suasana dengan yang lain karena lolos ke final"

"Segera istirahat dan minum isotonik" kata Sumire sensei

"Okey"

.

Note : Karasuno dari Miyagi sudah mengkantongi 4 mendali emas, dan 1 mendali perak, untuk perolehan mendali terbanyak masih di kuasai oleh Shuchi'in Akademi, dengan 20 mendali emas, 24 perak, 21 perunggu.

.

"Yuizaki san, bagaimana rasanya saat melempar peluru?" tanya ku

"Rasanya menyenangkan, apalagi saat menggunakan teknik memutar, lemparan terasa lebih jauh dan lebih ringan, sebab ayunan lebih banyak" balasnya

"Oh" balasku, karena jawaban dari Yuizaki san seperti dugaan ku, karena ia penggila bola besi tolak peluru itu

"Kamu berminat di tolak peluru Haruka kun?" tanya nya

"Tidak, aku sudah kebanyakan olahraga yang ku ikuti"

"Oh ya sudah, tapi jika kamu berminat langsung gabung saja"

"Oke"

Note : Tentang klub atletik.

Pembimbing :

- Lari dan Renang di pegang Sumire sensei

- Lompat dan Lempar di pegang Yamato sensei

- Senam dan Angkat Besi di pegang Takeda sensei (Karena Angkat besi masih jarang di Miyagi alhasil tidak ada siswa yang bergabung, sebab lain sekolah tidak mau memfasilitasi karena dari aspek tempat dan aspek keselamatan siswa)

Klub atletik di jadikan satu kesatuan yang di ketuai oleh Taka senpai, dengan wakilnya adalah Omino dari lompat tinggi.

Namun tiap cabang seperti renang, lari, senam dan lainnya punya ketua juga, sebab mereka punya anggota yang banyak, tidak seperti cabang lompat dan lempar yang mungkin hanya berisi 3 - 5 anggota saja.

.

Jam 5 pertandingan Final lari jarak pendek.

"Gooo senpai!" teriak kami yang mendukung di tribun penonton

.

Taka yang di trek.

"Aku tidak boleh mengecewakan kouhai ku, fokus Taka fokus, buat mereka terkesan, kamu adalah kecepatan"

"Bersedia"

"Kecepatan adalah kamu, fokus, fokus, jangan gegabah" ucapnya dalam hati pandangan sudah di depan

"Siap"

"Cepat dan cepat!"

DOR!!

.

Wush!!!

Taka lepas start di detik ke 0,201.

"Wow waktu terbaik!!!" teriak Sumire sensei

"Lebih cepat Taka senpai!!!" teriak kami

.

Taka lari lebih kecang ada dua atlet yang ngikut di belakang namun masih berjarak 20 cm, perlahan namun pasti jarak di perlebar di detik ke 14.

"Lebih cepat!!!" teriak Taka dalam hatinya

"Aku pemenang!!!!!"

.

Ding.

"Yoshaaaa!!!!!!!" teriak kami karena Taka senpai finsih di urutan pertama

Senpai mendatangi kami.

"Uhuk uhuk, keren kan aku" ucap Taka sombong pada Sasame senpai

"Dah gak jadi keren" balas Sasame senpai setelah melihat muka Taka yang nggilani itu

Note : Taka menyukai Sasame namun belum di ungkapkan.

.

Waktu finish Taka senpai adalah 20,09.

"Anjir setingkat atlet nasional" ucap ku

"Jangan kaget, padahal rekor mu saja setingkat atlet internasional" balas Sumire sensei

"Ya heboh sedikit tidak apalah sensei" balas ku

.

Lalu giliran lari jarak pendek putri.

Note : lari putra hanya lolos Taka saja di jarak 200 m.

100 m putri di wakili oleh Chika, sebenarnya ia seleksi saat di prefektur ikut di 3 cabang, 100 m, 200 m, dan estafet namun 200 m kalah begitu pula yang estafet.

"Go go Chika chan" teriak Taka

"Kalahkan mereka sayang!" teriak Sumire sensei

.

Dor!!

"Bagus di posisi ke dua dengan 0,36 masih aman" ucap Sumire sensei

Chika masih mempercepat langkah hingga 50 meter lalu menegakan badan dan berlari kencang, di depannya masih ada atlet yang susah di salip.

"Sial perasaan ini lagi" ucap Chika dalam hatinya

Ding!

"Yah lumayan lah juara dua" ucap Taka

Chika mendatangi depan tribun setelah istirahat sejenak.

"Maafkan aku karena gagal meraih juara pertama" ucapnya sambil membungkuk

"Tidak masalah Chika chan, jangan berkecil hati, perjalanannya mu masih panjang kamu kelas satu sudah bisa ikut kejuaraan nasional dan juara dua itu sudah prestasi yang membanggakan" balas Sumire sensei

Chika malah jadi menangis.

"Jangan menangis tetap tegar dan hadapi peserta lainnya" kata Sumire sensei

Chika menghapus air matanya.

"Baik sensei" balas Chika

.

Setelah menunggu yang 200 m putri, akhirnya tiba giliran Sasame senpai yang berjuang di jarak 400 m.

"Sasame senpai jangan grogi!!" teriak Chika yang sudah kembali semangat

"Hahaha sorakan mu anti maenstream Chika chan" ucap ku menegurnya

"Biarkan, sana sana jauh jauh hus hus" balas Chika

"Yeh judes bat dah" ucap ku

.

Bersedia

.

.

.

Siap

.

.

.

Dor!!!!

Sasame senpai start dengan bagus walaupun di trek terluar, ia masih bisa menjaga keunggulan hingga 100 meter.

"Pertahanan!!" teriak Sumire sensei mengingatkan sebab terkadang terjadi kehilangan fokus dan malah menaikkan tempo lari terlalu cepat atau terlalu lambat

.

200 meter Sasame senpai mulai sprint di trek lurus, di trek ke 3 ada atlet yang jaraknya sangat tipis.

.

300 meter, salip menyalip namun beda trek terjadi.

"Goooo senpai!!!!!!!!" teriak kami makin menjadi karena nonton ini sangat seru, kami sampai berdiri di atas bangku penonton

.

350 m keduanya hampir kehabisan napas.

40 m mendekati finish, Sasame senpai memimpin

30 m, lawannya ikut menggasak

20 m, jarak sama

10 m, penentuan takdir

0 m.

Ding.

"Rika Sasame, 52 detik dan 65 milidetik"

"Koraaa menang!!!!" teriak Taka duluan

"Tahan Sasame atur napas dan jalan perlahan!" teriak Sumire sensei mencegah Sasame senpai langsung duduk di trek

Sasame mendengar dan mengikuti arahannya, ia tau ia menang, namun ia terlalu lelah untuk merayakannya.

.

Acara selanjutnya adalah lari gawang, namun karena tidak ada perwakilan ya tanpa sorakan dari kami.

.

Jam 6 petang, penyerahan mendali di gelar untuk lari jarak pendek karena sudah final dan menemukan juaranya.

Karasuno mengkantongi 2 emas dari Taka dan Sumire, ditambah Chika dengan 1 perak, hasil yang baik.

Note : Author hanya menyebutkan sekolah saja bukan Prefektur Miyaginya, sebab terlalu banyak nanti, sebenarnya di buat perkiraan juga, namun ribet akhirnya ku hapus, intinya saat ini peringkat pertama jatuh ke Tokyo, kedua Saitama, ketiga Hokkaido, ke Empat Kanagawa, ke lima Miyagi dan lainya masih banyak hingga 47.

.

Keluar stadion kami berfoto bersama dengan yang sudah dapat mendali di hari pertama pesta atletik.

Note : Kenapa lomba atletik jarang dengan lomba sepak bola, jawabnya tentu saja sebab keduanya menggunakan dan bermain di stadion jadi harus bergantian.

.

"Chess" ucap orang yang memfotokan

"Chess"

Ckrek

"Ganti gaya" ucapnya lagi

"Apa oi" teriak Taka

"Mask off saja" balas Sasame

"Oke"

Kami gaya mask off

Ckrek

.

"Terima kasih" ucap ku karena kami berfoto menggunakan ponsel ku, sebenarnya ada kamera namun Sumire sensei lupa mengechas batrenya

"Sama sama" balas orang itu

"Kirim ke grup klub atletik Haruka kun" kata Taka

"Syap" balas ku

.

Di mobil.

Ku kirimkan ke grup atletik dan grup sekolah untuk menginformasikan berita kemenangan di hati pertama pesta atletik itu.

.

Setelah ku kirim langsung mendapatkan respon dari tiap guru dan siswa yang ikut lomba.

Note : grup berisi guru guru dan murid yang ikut lomba entah itu gagal di prefektur ataupun alumni yang telah lulus, mereka tetap bisa bergabung di situ.

"Keren, selamat untuk Taka, Sasame, dan Chika, pertahankan juara kalian" balas kepala sekolah

"Selamat" ketik guru lainnya

.

Note : Haruka tak enggan chat di grup yang ada gurunya sebab ia sudah jadi bahan pembicaraan mereka setelah nilai pts keluar, jadi ia sudah Haruka kenal mereka, oleh sebab itu walaupun Haruka bersembunyi pun ataupun membaur namanya sudah di kenal, jadi tak perlu malu malu yang penting sopan dan santun, siapa tau ada feed back dari tiap guru memberikan tambahan nilai secara percuma.

.

Jam 6.30 Sampai di penginapan.

Note : alasan kenapa tidak di samakan penginapannya adalah anggaran atletik lebih sedikit daripada voli, sehingga klub atletik memilih penginapan yang murah, yang terpenting konsum bisa lancar.

Kami langsung mandi setelahnya makan malam.

.

Jumat 7 Agustus, pukul 8

Hari ini diriku, Tohka (Lempar Cakram) , dan Umaru (Lempar Lembing), akan bertanding.

"Mungkin ini akan jadi hari yang berat" pikir ku, sebab selain final lompat jauh jam 8, bertepatan juga jam 8.30 aku akan ikut seleksi grup lari 800 meter

"Semangat jangan lesu, gunakan satu kesempatan lompat jauh mu, atau berikan satu yang terbaik lepaskan yang lainnya" saran Yamato sensei

"Aku akan berusaha sensei" balas ku

.

Sampai jam 8.20 belum tiba juga giliran ku untuk lompat jauh, akhirnya aku ke trek lapangan lari dulu.

.

Jam 8.40

"Jangkrik kenapa tidak mulai mulai sih" gerutuku

Kesempatan lompatan pertama Haruka sudah lewat.

.

Lari mulai pukul 8.45

Bersedia

Ku tatap ke depan

Siap

Badan sedikit ku turunkan

Dor!!

Lari biasa dulu, sebab ini baru penyisihan

.

400 aku masih di posisi ke dua, tanpa kelelahan tanpa takut tersalip sebab posisi 3 masih jauh di belakang.

.

500m, ku pertahankan posisi dua, namun ku lihat di depan ku sudah lumayan goyah, mungkin ia mengira aku mengejarnya

.

600m, posisi pertama di depan ku sudah melambat.

"Apa kamu kehabisan stamina bung?" pikir ku dalam hati sebab dilarang berkata kata ketika lari

.

700m, atlet mulai sprint aku pun juga, posisi pertama langsung ku salip.

90 m, Oke aman posisi dua tiga tertinggal

80 m, duh mana ini peserta lainnya kok sepi

50 m, hemat hemat

10 m, huh

Ding!

Posisi pertama, gak peduli waktunya yang penting juara satu agar bisa lolos ke final besok.

"Nice Haruka!" teriak Sumire sensei

"Langsung istirahat di dekat trek lompat jauh, ini minum mu" ucap Yamato sensei

"Baik sensei" balas ku

.

Jam 9.00 kesempatan lompat ku kedua datang, namun ku skip dulu sebab tenaga ku masih belum pulih.

.

Jam 9.30 kesempatan lompat ku akhirnya datang lagi, aku sudah bersiap di treknya.

.

Setelah peluit di bunyikan, aku berlari dan fokus, yang penting bisa lebih dari 7,4 m agar lolos ke babak berikutnya.

Boom!

Tolakan dengan kaki kanan agak jauh dari kotak, namun biarlah.

Gaya berjalan di atas air, melenting lalu mendarat dengan dua kaki.

Brushh!!

Pasir berhamburan ke depan ku.

Aku keluar kotak pasir, ku lihat wasit mengangkat bendera putih jadinya aman, jarak lompatan ku adalah 7,7 m, karena aku peserta terakhir tentunya aku menggeser ia yang di posisi 7 sebelumnya.

Note : sistem peringatan, mencari 7 lompatan terpanjang, jadi mainnya salip menyalip.

.

Aku lolos ke babak berikutnya.

"Yosh" ucap ku

"Bagus, segara istirahat, hemat tenaga" ucap Yamato sensei

.

Atlet yang lolos langsung mempersiapkan diri, pemanggilan nama untuk giliran kesempatan ke 4 di mulai beberapa menit setelah pengumuman siapa saja yang lolos.

.

Aku mendapat giliran nomor 7, sesuai dengan nomor dada, urutan terkecil hingga terbesar.

"Fokus Haruka, Ingat fokus" teriak Yamato sensei

"Oke" balas ku

.

Pruit!!!

Aku berlari kencang, tap tap tap tap

.

.

Boom!

"Sial ini tidak baik" ucap ku karena aku merasa kaki ku terkilir namun untung sudah melompat

Hanya dengan gaya melenting saja, lalu mendarat, bendera putih dengan jarak 8,08 m.

Aku segera mengangkat tangan ku pertanda aku mengalami cidera, guru dan manager tim segera datang bersama dengan staf medis.

.

Aku di tandu di bawa ke dalam ruangan kesehatan untuk di cek dulu apa perlu di bawa ke rumah sakit atau hanya cidera ringan.

.

Ku tahan rasa sakit di pergelangan kaki, dokter memeriksa nya berapa menit, lalu dokter membalut pergelangan kaki ku dengan kinesio tape, setelah ia cek tidak ada yang retak ia kata hanya sedikit terkilir sebab kaki ku sudah kelelahan.

Dokter keluar lalu anggota atletik datang.

"Kamu baik?" tanya Taka

"Bodoh, lihat itu kakinya" ucap Sasame

"Ini tidak retak?" tanya Chika

"Tidak hanya terkilir sedikit" balas ku

.

Aku menunggu di samping trek bersama dengan Yamato sensei, hanya menunggu dan melewatkan kesempatan ke 5 dan 6, dengan harapan lompatan terakhir bisa bertahan jadi juara satu

.

Posisi pertama saat ini masih diriku, kedua dengan 7,91, ketiga 7,90, ke empat 7,87, posisi tiga itu sudah habis kesempatan sehingga tinggal posisi 5,6,dan 7 saja yang masing masing punya satu kesempatan.

.

Posisi 5, 7,65

"Yosh aman" ucap Yamato sensei

Poisis 7, 7,97

"Woh sangat tipis" pikir ku dan Yamato sensei

Posisi 6, 8,03

"Yoshaaa!!!! Menang!!" teriak ku

.

Penyerahan mendali langsung setelahnya.

Aku dengan mengenakan satu sepatu dan satu tongkat masih berjaya di balok tengah yang di apit nomor 2 dan tiga itu.

"Kamu hebat, selamat ya tetap berjuang dan semoga lekas sembuh" ucap entah siapa aku tidak tau tapi sepertinya orang penting sesudah mengenakan mendali padaku

.

.

Selepas penyerahan mendali aku di bawa ke rumah sakit oleh Yamato sensei, sebab staf kesehatan lomba yang menyarankan.

Jam 2, seleksi lempar cakram di mulai.

Tohka di pastikan lolos ke final.

Jam 5, seleksi lempar lembing di mulai, Umaru bisa lolos juga ke final besok.

.

Di penginapan aku langsung mandi dulu, lalu makan malam.

.

Di kamar ku tiduran lalu memfoto kaki ku lalu ku kirim pada Saki.

"Terkilir" caption di bawahnya

Saki langsung memvidcall diriku setelah ia melihat background objek adalah selimut ranjang.

"Halo" ucap ku sambil melambaikan telapak tangan ke kamera

"Bagaimana kronologisnya Haruka kun!" tanya Saki langsung

"Yah namanya juga halangan, tadi saat lompat jauh kaki ku terkilir saat melakukan tolakan" balas ku

"Tidak retak, patah, putus sendi atau lainnya?"

"Hanya terkilir biasa, sudah di bawa ke rumah sakit juga, katanya bisa sembuh dalam seminggu" balas ku

"Sakit?" tanya Saki

"Tidak, ini sudah mendingan dan hanya lumayan nyeri jika di buat berjalan" balas ku

"Pakai tongkat saja dulu"

"Iya, ini juga sudah pakai" kata ku sambil mengarahkan kamera ke tingkat jalan ku

"Sudah selesai semua lomba mu?"

"Tinggal final lari besok, paling aku absen" balas ku

"Ya sudah, baik baik di sana" balas Saki

"Kamu mau pergi ke mana memangnya?"

"Mau ke rumah sakit"

"Siapa yang sakit?"

"Rin chan demam tinggi, tadi jam 4 kami bawa ke rumah sakit, sekarang mau kembali ke sana"

"Hati hati di jalan ya, semoga lekas sembuh Rin chan nya"

"Oke"

.

Sabtu 8 Agustus, aku sudah mengatakan pada sensei untuk abesn laga final, sebab kondisi kaki ku tidak mungkin digunakan untuk lari, Yamato dan Sumire sensei pun paham.

.

Minggu 9 Agustus, cabang cabang olahraga besar seperti sepak bola dan base ball sudah sampai ke babak final.

Liburan bersama dan beli oleh oleh khas Tokyo juga di hari Minggu, karena kaki ku sudah lumayan baik aku bersama dengan senpai senpai ku yang wibu pergi ke Akihabara, gudangnya teknologi, perangkat elektronik, dan tentu saja ACG (Anime Comic game)

Hura hura bersama namun anti maid cafe khusus diriku, aku lebih fokus ke kaset game ps 6 dan kaset film yang sepertinya keren seperti Doraemon movie 3D season ke 5, Shinchan 3D, Hachi little bee remake dan lain lain.

"Memang lebih murah jika dari pasarnya langsung" ucap ku setelah menerima tagihan sebanyak 250 rb yen, sebanyak 35 tumpuk kaset dari film dan game ada di tas gratis yang ku bawa

.

Brug

Aku ditabrak seseorang, langsung saja ku selamatkan benda berharga yang ku bawa.

"Aduh duh, hey kalau jalan pakai mata!" teriak seseorang yang menabrak ku

Ku lihat seorang laki laki gendut, kaca mata, jerawatan, gigi kelinci dan pake kaos helo kitty.

"Maaf maaf, mungkin salahku karena tidak lihat lihat tadi" balas ku setelah berdiri

"Maaf maaf, sini ganti rugi kamu merobek baju kesayangan ku!" teriaknya

"Baju mu robek karena kamu kegemukan, bukan karena aku"

"Ganti rugi atau aku teriak"

"Ya teriak saja, kita lihat orang orang akan lebih percaya siapa" balas ku menantang

"Tch akan ku tandai wajah mu!" ucapnya lalu pergi

"Huh, duh duh wibu bau menyan" ucap ku sambil menggelangkan kepala lalu melanjutkan perjalanan

.

Ku berjalan jalan siapa tau menemukan souvenir yang menarik.

"Wow liontin ungu" ucap ku saat melihat kalung di pajang di depan toko perhiasan

.

"Permisi tuan, em tuan siapa ya, ya pokoknya permisi" ucap ku setelah membuka pintu

"Selama datang tuan, silahkan lihat lihat dulu" ucap pelayan toko datang setelah terdengar suara lonceng di atas pintu

"Aku ingin kalung liontin seperti yang di pajang di depan itu" balas ku

"Tunggu sebentar" ucapnya

Aku duduk di depan mejanya, lalu ia menunjukan kotak perhiasan berisi kalung liontin ungu yang sama persis dengan yang di pajang.

"Satu berapa harganya?" tanya ku

"Eh, anda memangnya mau beli berapa?" tanya pelayan tadi sebab harga liontin ini tidak murah, bisa di sebut sangat mahal

"Katakan saja dulu, mau beli berapanya ku lihat kantongku" balas ku

"Oh baik baik, harga liontin ini 12 juta yen untuk satunya" balas pelayan tadi

"Wah mahal juga rupanya, tapi lumayan sepadan juga sih sebab ini memang indah" pikir ku

"Warna lain ada?" tanya ku

"Ada, Hijau dengan bintik hitam, Biru dengan gambar di dalamnya.."

"Tunggu sebentar apa tiap motif liontinnya berbeda beda?"

"Tentu saja tuan, liontinnya bisa berbeda beda karena ini dari batu yang berbeda juga, jadi jarang di temui kemiripan dengan yang lain, bisa di sebut juga tiap liontin adalah limited edition" balas pelayan

"Harga sama?"

"Berbeda, semakin rumit dan indah motif di dalam liontin maka harganya semakin mahal"

"Bisa saya lihat seperti apa saja motifnya biar saya lebih mudah memilih"

"Baiklah, silahkan lihat sendiri dan cek, harga ada di kanan bawah" ucap pelayan menyerahkan tab padaku

"Oke"

"Ini beneran 50 juta yen?" tanya ku karena melihat liontin biru laut dengan gambar peri bersayap di dalamnya

"Benar tuan, kami bisa memberikan diskon juga kok jadi harganya mungkin tidak sampai segitu"

"Tapi ini murni buatan alam kan?"

"100 murni buatan alam, karena dari segi skala yang kami buat sama tiap liontinnya, membuat motif di dalamnya sangat langka yang pas dengan liontinnya" balas pelayanan

"Ada buktinya kah?" tanya ku karena aku tak ingin di janjikan dengan omongan

"Tiap liontin akan di berikan hard disk berisi video pengambilan dan pembuatnya hingga jadi liontin"

Dalam hati pelayan : apa benar pelanggan ini tanya karena ingin beli, atau tanya mencari kesalahan dan akhirnya tidak beli.

"Baiklah aku mau yang biru laut ini, ungu tadi, ini, ini, ini, ini, dan ini" ucap ku

Pelayan tadi langsung terdiam.

Ku sadarkan pelayanan tadi.

Ia kaget dan langsung menghitung total tagihan dulu.

"Totalnya 146 juta tuan, dengan diskon kami potong menjadi 145 juta yen, bayarkan dulu nanti saya ambilkan liontinnya"

"Menerima pembayaran dengan black card kan?" tanya ku

"Tentu kami menerima" balas pelayan tadi

Dalam hati pelayanan mikir, astaga sudah borong ternyata pungga kartu hitam toh, bukan main kayanya.

Ku bayarkan lalu, di bawakanlah 6 liontin yang belum ada di meja, semua mirip dengan yang di foto.

Ada hard disk Xtrime 5 tera untuk dibawah 25 juta yen, dan 10 tera yang harganya di atas 25 juta yen.

"Ini Ramnya tidak ada?" tanya ku

"Maaf tuan tidak ada" balasnya

"Prosesor?"

"Tidak ada tuan, hanya harddisk dengan perlengkapan hardisknya saja"

"Baik baik"

.

Keluar toko

"Lumayan 5 hard disk 5 tera, dan 2 hard disk 10 tera" pikir ku

.

Jam 5 sore, ke mobil untuk kembali ke penginapan.

.

Senin 10 Agustus, penutupan turnamen musim panas, kami dari SMA Karasuno mampu membuktikan diri, semua yang dikirim dapat juara antara 1 sampai 3, tidak ada yang pulang dengan zonk.

Upacara penutupan di isi dengan sambutan, lalu pertunjukan sedikit akhirnya di tandai dengan pemadaman api abadi.

Prok prok

Kami para atlet yang berhasil jadi juara bertepuk tangan sebagai tanda terima kasih atas panita yang telah berjuang menyukseskan acara ini.

.

Jam 10 pagi

Kami pulang bersama dengan satu bis, namun karena mobil bibiku belum ku kembalikan, ku suruh sopir bis menunggu ku dulu di tempat yang telah ku tunjuk, untung saja tidak ada yang protes penumpangnya.

.

Sampai di stasiun kereta jam 11 pagi.

Menunggu jadwal kereta jam 12 jadi aman.

Siguiente capítulo