webnovel

43.) Saki Pulanglah

Setelah Saki memberikan kabar kepada Nasa san dan Nonaka Saki kembali duduk di samping ku.

Jam 6.00

Keluarga ku pamit pulang dulu dan mengatakan akan kembali malamnya untuk menginap disini.

Tadi polisi juga datang kemari untuk mengantarkan tas ku yang berisi dompet ponsel dan dokumen.

Di bangsal hanya tersisa aku dan Saki.

"Saki chan kamu habis mandi?"

"Iya"

"Kenapa tidak ikut pulang dulu bersama ibu"

"Jika aku pulang siapa nanti yang akan menjagamu Haruka kun"

"Aku tidak apa tidak di jaga yang penting jika waktunya makan ada yang menyuapi ku"

"Itu artinya perlu di jaga karena kamu belum bisa gerak sendiri"

"Sayang bantu aku"

"Apa Haruka kun?"

"Aku mau kencing"

"Tunggu sebentar aku ku ambilkan alatnya"

Saki menurunkan celana ku dan mengarahkan junior ku ke bawah.

"Silahkan keluarkan Haruka kun"

"Jangan di lihat juga" kita ku

"Sudah keluarkan saja keburu ada yang datang loh"

Currr

Wadahnya penuh dengan kencing ku.

Saki membersihkan junior ku dulu dengan tisu basah lalu membenarkan celana ku, selanjutnya barulah ia membuang air kencingnya.

"Kamu tidak jijik Saki chan?"

"Kenapa harus jijik?"

"Itu kan kotor dan pesing"

"Ya ku tahan saja baunya kalau aku jijik maka aku istri yang pembeda bukanya?"

"Maksudnya?" Tanya ku

"Ya kencing kan keluar dari tubuh mu, aku bahkan saja sudah bertukar lendir dengan mu sayang kalau cuma kencing bukan hal yang harus di khawatirkan kurasa"

"Hmmm istriku dalam mode liar" kata ku

"Eh kamu menyebut ku seperti itu Haruka kun?"

"Aku mencintaimu mu Saki chan"

"Aku juga cinta kamu sayang"

"Eh kamu apa belum makan Saki?"

"Aku makan bubur sisa mu tadi" Jawab Saki

"Apa cukup?"

"Ya belum tapi cukup buat pengganjl perut, katanya ibu akan membawakan makanan nanti"

"Owh jika masih lapar kamu cari makan saja sana, dan kamu tidak ganti baju ya?"

"Ya mau gimana lagi ku tadi di jemput ibu di sekolah dan aku tidak menyangka kamu akan opnam sampai jauh di sini, aku tidak membawa baju ganti, jadi ku lepas saja rangkapan pakaian ku dan ku gunakan hanya pakaian dalam dan seragam ini"

"Kamu beli saja sana" kata ku

"Tidak usah"

"Beli saja nanti kamu gatal loh saat tidur"

"Hummm kamu benar tapi aku harus membelinya dimana Haruka Kun?"

"Lihat di google maps butik mana yang masih buka, pesanlah lewat email atau kirim pesan lewat mereka, beli beberapa potong dan suruh mereka mengantarnya kesini, jangan lupa berikan tip lebih" kataku

"Ok akan ku coba"

Saki melihat maps dan mencari butik terdekat ia menemukan dan dia men chat bo yang tertera di maps.

"Malam apa benar ini no butik sunbeauty?" tanya Saki

"Benar dan dengan siapa ini?"

"Saya Saki, saya tadi melihat di maps butik anda apa anda bisa mengirim pesanan jika saya beli sekarang"

"Tergantung alamatnya kak"

"Alamatnya ada di rumah sakit swasta Damarin gedung 4, lantai ke 4, ruang gold, bangsal vip no 5"

"Oh hanya di situ, bisa kak kami kirim sekarang jika anda membayar nya juga sekarang"

"Boleh berikan pilihan untuk baju kaos selimut dan tikar jika ada"

"Ukuran apa baju kaos dan celana?"

"Wanita yang cocok dengan ukuran l dan pakaian dalam jika ada"

"Sebentar akan ku foto kan dan ada silahkan memilihnya"

Dikirimkan foto foto

Saki mengambil 2 potong baju satu set dengan celana, lalu karpet bulu berwarna pink ukuran 2*2 m yang lumayan untuk tidur nantinya, lalu selimut 2 buah

"Saki pesankan aku juga pakian dalam dan baju ganti" kata ku

"Baik" kata Saki

Di pilihannya pakaian untuk ku 4 potong termasuk pakaian dalam.

"Totalnya 67 rb yen kak, pembayaran minim 30% dulu agar kami bisa mengantar sampai tujuan"

"Akan ku bayar penuh, bisa sebutkan no rekening anda?"

"No rek saya... Atas nama Maki Setsuna"

Saki mentransfer uang dari e banking nya.

"Transaksi berhasil 67 rb yen telah di kurangi dari saldo anda" Kata yang terlihat di ponsel Saki

"Sudah ku transfer Mika san" ketik Saki

"Sudah ku terima kak, barang akan kami antar sekarang tunggu saja sekitar 10 menit"

"Baik akan ku tunggu"

Sepuluh menit berlalu pintu bangsal kami di ketuk oleh seseorang.

Saki membukan pintunya terlihat anak SMA seumuran dengan kami yang mengantarkan.

"Benar ini dengan alamat Saki Shinomiya?" Tanyanya

"Benar"

"Ini pesanan anda kak silahkan di cek dulu"

"Baik" Saki mengecek dan tidak ada yang kurang

"Sudah lengkap terima kasih ya" kata Saki

"Terima kasih kembali karena sudah belanja di toko kami, jika sudah saya pamit dulu Shinomiya san"

"Tunggu sebentar, ini untuk mu" Saki memberinya 1000yen

"Eh tidak perlu Shinomiya san saya mengantar juga sudah mendapatkan bayaran

"Ambil saja" kata Saki

"Umm baiklah ku terima kalau begitu, terima kasih Shinomiya san"

"Iya"

Saki menutup pintu dan segera ganti baju dulu, lalu mengeluarkan karpet bulu di sudut ruangan yang kosong.

"Haruka kun mau ganti sekarang pakaiannya?"

"Iya gantikan dulu celana ku"

"Umm"

Saki menggantikan celana ku dan cd nya, lalu mengganti kemeja dengan hati hati.

"Sudah nyaman di pakai? Atau perlu ada yang di benarkan?"

"Sudah nyaman" balas ku

"Ok"

Saki duduk di sofa sedang memainkan hp.

"Saki chan ambilkan hp ku"

"Sebentar" lalu Saki mengambilkanya

"Batere nya habis Haruka kun, akan ku chas dulu dengan charger ku"

"Umm pinjam hp mu kalau begitu"

"Iya iya ini mainkan saja" kata Saki lalu memerahkan hp nya padaku

"Jarang jarang aku meminkan hp nya Saki terkahir kali ya sebelum dia ganti hp dengan hp baru ini" pikir ku

Ponselnya Saki sekarang adalah Hphone 13 pro max sama seperti ku, walaupun modelnya sudah terbilang bukan yang terbaru tapi ponsel ini masih cepat dan bagus jika digunakan untuk memvideo.

"Saki sandinya" kataku

"Pakai saja sidk jempol mu Haruka kun"

"Oh benar juga, aku lupa jika ponsel kamu berdua di pasangi pola yang sama sebenarnya dan di pasang finger print kedua jari kami" pikir ku

Ku buka setiap isi ponselnya di galeri masih rapi tersimpan foto kami berdua di sendai, di resto milik Hinako, dan beberapa foto yang lain.

Saat mengecek tiba tiba ku rasakan sakit panas yang amat menyakitkan dari punggung dan kepala bagian belakang ku.

"Akhhhhh Saki chan punggung ku sakit cepat panggilankan dokter"

"Eh eh ada apa Haruka kun?" Saki tiba tiba panik karena dia sedang menonton tv dan Haruka berteriak

"Panggilkan dokter kurasa bius ku sudah habis"

"Umm" Saki memencet bel di tebok

Suster yang datang ia mulai menyuntikan bius dalam kadar sedikit.

"Haruka san sudah minum obat kan?"

"Sudah sus" jawab Saki

"Obat mungkin sudah mengandung bius, jadi saat ini saya hanya memberinya bius suntik dalam jumlah sedikit jika nanti malam terasa sakitnya lagi tekan bel lagi ya"

"Baik sus terimakasih"

"Kamu masih kesakitan Sayang?" Tanya Saki

"Masih, panggung ku rasanya panas" kataku sambil menahan rasa sakitnya

"Tahan ya suster bilang kamu harus menahan paling tidak sampai nanti malam baru bisa dapat bius lagi"

"Akan ku coba"

Perlahan namun pasti rasa sakitnya mereda karena aku tidak banyak bergerak.

"Saki berikan aku minum tolong"

"Ini Haruka kun, mau apa lagi?" serah Saki

"Cukup, ugh tak kusangka sakitnya seperti ini"

"Jangan di sesali, kamu berhasil melindungi mereka yang kamu selamatkan bukan, berbanggalah"

"Ughh" kata ku

Ku mainkan kembali ponsel milik Saki, sebab dia fokus dengan tv.

"Hey lihat Haruka kun bukankah itu kamu yang di berita?" Kata Saki

"Aku tidak bisa melihat ke atas terlalu tinggi Saki"

"Oh maaf maaf pokoknya ini bilangnya seorang pemuda selamatkan 2 orang pengendara ibu dan anak, lalu ayah dan anak"

"Oh itu memang aku"

"Taukah kamu waktu kamu tidak kembali ke sekolah saat istirahat pertama aku punya firasat buruk"

"Maaf sudah membuat mu khawatir Saki"

"Di saat istirahat aku mendengar kabar berita bahwa ada kecelakaan di jalan yang kamu lalui untuk kembali, jantungku berhenti berdetak semoga saja kamu bukan salah satu korban"

"Ya aku bukan korban secara langsung"

"Aku memcoba menelepon ponsel mu berharap kamu baik baik saja namun malah itu yang memhuat ku semakin gelisah karena kamu tak kunjung menjawab telepon ku"

"Maaf ponsel ku tertinggal di tas dan tasnya tertinggal di mobil saat ini, aku berniat mengambil tapi ku putuskan untuk selamatkan orang lain dulu"

"Umm memang sifat mu yang penolong aku tidak berharap kamu mengubahnya tapi perhatikan juga dirimu sendiri sayang, jangan membuat ku khawatir"

"Ya maafkan tindakan ku yang agak ceroboh tadi"

"Bagaimana ceritanya kamu bisa tak sadarkan diri?" Tanya Saki

"Dari yang ku ingat sih setelah aku menyelamatkan pria tua Takagi aku berlari menjauh dari truk tank bahan bakar yang sudah jatuh, para pengendara yang sudah menyelamatkan diri meneriaki ku untuk segera menjauh, aku ya menjauh saja dengan berlari kencang sambil membopongnya, namun takdir berkata api lebih cepat datang dan ledakan besar terjadi aku hanya mendengar suara nya saja dan kurasakan di punggung ku ada serpihan benda yang menembusnya, tapi aku tidak peduli dan terus lari"

"Tiba di kerumunan orang aku meletakkan pria tua itu dan ku kunci aliran darahnya karena waktu itu tangan kanannya patah dan ada pendarahan"

"Lalu pingsan mu?" Tanya Saki

"Nah di situ seseorang memanggil ku"

"Nak punggung mu penuh dengan serpihan kaca jangan banyak bergerak dan lihat belakang kepala mu ada kaca yang tertancap di sana"

"Heh itu mengerikan Haruka kun"

"Jika ku bayangkan memang mengerikan tapi waktu itu aku tidak peduli dan hanya berkata, jangan di cabut biarkan di situ sampai aku tertolong di rumah sakit, alasannya supaya darah tidak menyembur keluar lebih banyak, dan akhirnya saat itu aku pingsan"

"Jangan bicarakan lagi, itu mengerikan apalagi kaca yang tertancap di belakang kepala, ihhh"

"Ya tadi kamu yang minta untuk diceritakan juga"

"Iya tapi jangan di ceritakan lagi"

"Eh Saki chan ini sudah jam berapa?"

"Baru jam 6.30"

Ku dengar pintu di ketuk

"Apa itu ibu?" Tanya ku

"Sebentar kita cek saja dulu" kata Saki lalu membukakan pintunya

"Eh Nasa dan Tsukasa san?" Tanya Saki kaget

"Heh Tsukasa apa kamu sudah baik?" Tanya ku

"Sudah kok operasi ku kan tidak melalui pembedahan kulit jadi cepat sembuhnya hanya tinggal menunggu darah di dalam habis"

"Umm aku tidak paham" kata ku

"Sudah jangan hiraukan dia masuk dulu Nasa dan Tsukasa san"

"Whoa Haruka kamu diperban di seluruh punggung" kata Nasa

"Dia kan terluka di punggung sayang" kata Tsukasa

"Oh benarkah Saki chan?"

"Iya itu benar" balas Saki

"Kalian pasti report ya sampai sampai harus kesini" kata Saki

"Tidak kok, untuk kalian, ini bukan hal yang merepotkan, oh iya itu ada buah siapa tau Haruka mau makan" ucap Nasa

"Terima kasih Nasa san" balas Saki

"Hey sayang bisa kamu ambilkan ponsel ku yang ada di parkiran? Aku juga lupa makanan untuk Haruka dan Saki juga masih di sana" tanya Tsukasa

"Heh ini lantai 4 loh Tsukasa chan, parkiran ada di b2" balas Nasa

"Biar ku temani Nasa san untuk mengambil barangnya" kata Saki

"Eh tidak usah biar aku yang laki laki saja"

"Tidak apa disini biar Tsukasa yang menemani Haruka kun dulu" balas Saki

"Ya sudah ayo kalau begitu"

Di ruangan tunggallah hanya Aku dan Tsukasa.

"Kamu sudah beneran baik Tsukasa san?" Tanya ku

"Ya aku sudah kok, ada yang ingin ku tanyakan padamu Haruka kun?"

"Tanya apa?"

"Apa kamu tau bahwa aku ini abadi?"

"Eh maksudnya apa?"

"Nasa tadi yang bercerita padaku bahwa kamu tau tentang kutukan ku"

"Huh baiklah aku mengakui aku tau hal itu"

"Apa benar juga kata mu bahwa jika aku ke bulan aku tidak akan bisa bersama Nasa lagi?"

"Ya jika menurut legenda putri Kaguya sang penguasaan bulan itu hal yang benar"

"Lalu apa kamu juga tau bagaimana cara menghilangkan kutukan ini?"

"Entahlah, yang aku tau hanya 'ketika kerelan hidup sudah di lakukan sampai ajal menjemput keajaiban akan terjadi' "

"Maksudnya aku harus mati dulu?"

"Ehh ya tidak tau dan jangan coba coba Tsukasa san"

"Kamu coba pikirkan saja sendiri, mungkin kamu akan mendapatkan jawabannya nanti" sambung ku

"Umm baiklah"

"Hey Tsukasa san aku ingin bertanya, selama kamu hidup berapa laki laki yang sudah kamu pacari?"

"Kenapa kamu kepo Haruka kun"

"Ya tanya saja"

"Hanya 3 orang, itupun orang yang sama"

"Maksudnya Nasa di masa lalu?"

"Ummm tapi di masa lalu aku tidak mengatakan perasaan ku jadi Nasa yang lalu menikah dengan wanita lain"

"Ughh bukankah itu menyakitkan?"

"Tidak juga, dulu aku bertemu Nasa belum ada rasanya cinta hanya rasa ingin membantunya"

"Oh, lalu apa kamu tidak main dengan mereka?"

"Main?" Tanya Tsukasa

"Sex maksud ku?"

"Dasar kamu ini Harukaa apa yang di pikiran mu hanya sex, oh apa ini dorongan karena kamu sudah menikah"

"Hehehe maaf maaf aku hanya ingin tau"

"Aku perawan selama 1000 tahun lebih barulah dengan Nasa yang sekarang ku lepaskan hal itu"

"Wow anda perawan tua jadinya"

"Ara tidak sopan loh mengatakan yang berkaitan umur jika berbicara dengan wanita"

"Maaf maaf aku khilaf"

"Sini biar ku hukum kamu"

"Hey Tsukasa jangan mendekat luka ku masih baru ini"

"Tsukasa mau apa kamu"

Tsukasa duduk di dekat kasur ku.

"Jangan katakan ini pada Nasa dan Saki ok"

Cuph

Aku terdiam sesaat

"Jangan melamun lihat Nasa dan Saki sudah hampir sampai sini lagi" kata Tsukasa

Benar saja adanya Nasa dan Saki kembali beberapa detik kemudian.

Aku masih linglung memproses apa yang baru saja terjadi.

"Tsukasa san mencium ku tepat di bibir, untuk apa coba?" Pikir ku

"Bibirnya memang lembut tapi ahhh bukan itu masalahnya apa sekarang aku bisa di katakan selingkuh?" Tanya pada diriku sendiri

"Lihat Haruka kun ini masakan Tsukasa san" ucap Saki padaku dengan menunjukan bekal makan

"Umm ku yakin pasti se enak masakan mu Saki chan"

"Pastinya dong, Istriku kan juga pintar memasak" kata Nasa

"Sayang ayo kita kembali, bukankah kita harus membenarkan pintu apartemen dulu"

"Eh benar juga"

"Haruka Saki kami kembali dulu karena urusan pintu apartemen" kata Nasa

"Maafkan aku Nasa san aku yang menjebol kannya" Kata ku

"Tidak apa itu hanya pintu bukan?"

"Ya iya tapi aku jadi tidak enak padamu"

"Tidak apa sebagai gantinya tolong setelah sembuh traktir kami di resto mu ya" Kata Tsukasa

"Tentu tidak masalah" kata Saki

Nasa dan Tsukasa keluar ruangan

"Saki maafkan aku karena mencium wanita lain" ucap ku dalam hati

"Ada apa Haruka kun?"

"Tidak ada"

"Ku dengar kamu mengucapkan maaf tadi"

"Tidak kok tidak ada" jawabku

"Astaga apa dia bisa membaca pikiran orang lain?" Pikir ku

"Saki aku akan tidur dulu, jika kamu mau tidur tidur saja"

"Umm silahkan tidur aku akan makan dulu" kata Saki

"Baiklah"

Aku tertidur karena kurasa otak dan tubuh ku sudah lelah.

Jam 8.00

"Kakak bangun jangan tidur terus" teriak Hiyori

"Ugh baru saja tidur sudah ada yang mengganggu" pikir ku

"Iya ini aku bangun, kamu bersama ayah dan ibu?"

"Yups sekarang mereka lagi makan di sana lihat" ucap Hiyori menunjuk di karpet

"Saki kemana tanya ku?"

"Kakak Saki sedang di kamar mandi, kurasa dia haid"

"Ou"

"Haruka kun apa kamu lapar nak?" Tanya ibu

"Aku sudah makan tadi ibu jadi aku tidak terlalu lapar"

"Ok, jika lapar bilang ya disini masih banyak makanan, Hiyori makan dulu sini" kata Ayah

"Baik ayah aku akan makan" kata Hiyori

"Ibu urusan bisnis..."

"Jangan di bahas dulu ini bukan waktunya" sela ibu ku langsung

"Eh maaf aku lupa aturannya"

Aturan keluarga Shinomiya : jangan membicarakan tentang pekerjaan ketika kumpul keluarga.

"Bagus jika kamu ingat" balas ibu

"Oh iya Haruka, ayah tadi juga sudah mengurus asuransi mobil mu, tapi katanya pihak perusahaan selaku pemilik bahan bakar akan bertanggung jawab penuh dengan mengganti kerugian material bagi para korban" kata Ayah

"Syukurlah ku kira mereka tidak aka bertanggung jawab"

"Eh eh eh jika tidak ayah mu ini akan meneruskan ini ke dewan hukum, biarpun mereka perusahaan milik pemerintah kita tidak boleh diam jika mereka bertindak semenanya"

"Betul itu" kata Hiyori

.

"Hiyori apa kamu itu selebgram?" Tanya ku

"Iya kak, aku model di salah satu brand fashion milik ibu"

"Oh ternyata itu brand itu milik ibu"

"Kalian berdua!!" Kata ibu

"Maafkan kami"

Saki sudah kembali dari kamar mandi.

"Saki chan kamu tidak lemas kan?" Tanya Ibu

"Aku baik ibu jadi jangan khawatir"

"Ya ini kan hari pertama haid, jangan terlalu lelah"

"Baik ibu"

"Mau makan Saki?" Tawar Ayah

"Tidak usah Ayah aku tadi sudah makan dari bekal yang di buat Tsukasa pemilik apartemen"

Saki duduk di samping tempat tidur ku.

"Ambilkan ponsel ku Saki chan" suruh ku

"Mau main apa? Keluarga mu ada di sini loh"

"Saat makan mereka hanya sedikit ngobrol jadi aku main hp tidak masalah"

"Baiklah tunggu sebentar akan ku ambilkan"

"Ini sudah terisi penuh" serah Saki

"Terima kasih sayang" ucap ku

"Sama sama"

Saki malah pindah bersama keluarga ku untuk ikut ngerumpi.

Jadilah aku main ponsel sendiri.

Ku lihat berita tentang bit coin tampak beberapa artikel membahasnya.

"Harga bit coin rusak turun ke angka mengerikan setelah melambung tinggi tadi pagi"

"Bit coin sudah tidak berharga?"

"Saham bit coin anjlok turun sejak salah satu akun menukar bit coin dalam jumlah banyak"

"Hehehe mudah mempermainkan harga jika kamu punya uang" pikir ku

Aku mencoba lihat kurs bit coin saat ini, memang benar saja kura nya anjlok sangat tajam, jika di buat grafik mungkin turunya secara vertikal.

"Tadi pagi sebelum aku tukar harusnya 10,5 juta yen bukan, tapi lihat sekarang harganya cuma 35rb yen?"

"Gilaa penurunan yang drastis, ini pasti karena akun lain juga sudah menukarkan bit coin sejak harga mulai turun(harga turun saat Haruka sudah menukarkan coin nya ke yen)"

"Penerbit bit coin kurasa sudah merugi sekarang hahahah" pikir ku

"Sayangnya ada kebijakan pembatasan kepemilikan bit coin, huhhh jika tidak ada pasti akan ku mainkan lagi harganya"

Aku memutuskan untuk tidak main trading dan kurs bit coin, untuk saldo yang tersisa di world trade ku putuskan untuk menarik semuanya senilai 100 juta yen itu.

Aku beralih kembali ke bursa saham, dengan jaminan janganka panjang dan membuat uang tidak berkurang tapi malah naik.

Aku mencari cari saham apa yang di jual di web bursa saham, ku lihat tertinggi ada Berkshire Hathaway, Inc. lalu di susul Lindt & Sprüngli AG.

"Dimana Amazon?" Pikir ku

"Ah ini dia ku temukan dengan slot yang di jual adalah 20 ribu lots harga mulai dari $320, sekitar 35rb yen per lembar"

Belajar: 1 lot = 1000 lembar aturan pembelian di Amazon adalah minimal beli 1 lot.

"Harga nya akan rusak lagi sepertinya" pikir ku

Segera ku buat akun di web tersebut dan langsung saja ku beli sahamnya.

Ku beli semua lot saham yang di jual, ku habiskan sekitar 700 miliar yen.

"Transaksi sukses" notifikasi masuk dari m bank ku

"Semoga naik sahamnya, paling tidak jika tidak naik perusahaan akan memberikan deviden" pikir ku

Aku mencari lagi slot saham perusahaan lain.

Siguiente capítulo