webnovel

Dapat Merasuki Raga

"Kita bertemu lagi, Nada."

Sontak, nada langsung saja memundurkan langkah kakinya dengan cepat, sampai ia merasa punggungnya telah menyentuh dinding. Rasa takut mulai menjalar kembali di tubuhnya, ia sudah tidak lagi kepikiraan dengan ayahnya yang tiba tiba pingsan tanpa diketahui alasan yang jelas.

Nada menatap makhluk yang kini juga menatapnya dengan sorot mata yang waswas, ia takut makhluk tersebut akan melakukan hal yang di luar batas kemampuan manusia.

Iya menggelengkan kepalanya dengan cemas, memegang erat ujung bajunya untuk melampiaskan energi supaya dapat kuat dan tidak lemah karena berhadapan dengan makhluk tersebut.

"Don't run, or I'll shoot you with arrows."

Mengingat kejadian beberapa saat lalu yang sebuah anak panah hampir saja mengenai nya, membuat nada semakin takut dengan apa yang akan terjadi di menit selanjutnya.

"Pergilah iblis, kamu sangat jelek dan aku tidak menyukai keberadaanmu di rumah ini." Ucapnya sambil berusaha untuk meraih Gagang kain pel yang terbuat dari material besi ringan. Ia akan menggunakannya untuk Berjaga-jaga agar ia bisa mengatasi situasi yang buruk.

Tidak ada balasan dari makhluk tersebut.

Sekitar 2 min mereka bertatapan, nada dengan kain pel di tangan kanannya yang menatap dengan waswas, sedangkan makhluk tersebut yang hanya berdiri diam dengan wajah menyeramkan.

Makhluk yang ia lihat kali ini seperti jelmaan wanita. Tampak giginya yang bertaring sampai keluar dari mulutnya, memiliki mata yang seperti layaknya kucing dan bagian mata putihnya sini terlihat merah seperti darah. Belum lagi, pakaiannya yang sudah tidak berbentuk, namun masih sanggup untuk menutupi bagian area terlarang.

Ingin mengambil nafas dalam dalam pun rasanya sangat bimbang, karena kemungkinan besar sekali saja nada bergerak dari tempatnya berpijak sekarang, bisa jadi akan berakibat fatal pada dirinya.

"Pergilah, apa yang kamu inginkan dari ku?"

"I want to take your love in the world." Suara yang terdengar patah patah, serak, dan diucapkan dengan nada perlahan yang mengundang suasana horor.

Nada merasakan peluh keringat seolah berjatuhan dari Dahi nya, ia merasa panik di dalam situasi yang seperti ini. "Kenapa? Sudah cukup banyak yang kamu ambil dari kehidupanku semenjak beberapa hari yang lalu keadaan aneh dan makhluk seperti kalian menghadiri setiap bagian di sekitar ku."

"It's not much, and I want everything from you."

Deg

Jawaban dari makhluk tersebut mampu membuat Nada mematung. Apalagi, setelah perkataan tersebut diiringi dengan suara tawa yang sangat menyeramkan memasuki telinga Nada.

Suasana hening, tidak ada yang terdengar selain hembusan napas Nada yang semakin kasar.

Kedua mata Nada membelalak, kala melihat makhluk yang berada beberapa langkah di hadapannya mulai maju dan tangan yang berlubang dan menampilkan belatung itu terlihat menembus ke dunia nyata.

"Tidak, kembali lah ke asal mu, jelek."

"Jangan mendekat, atau kamu akan ku lempar menggunakkan gulungan tisu."

Nada benar-benar melempar gulungan tisu ke arah kaca, dan ya tentu saja, benda tersebut menembus tubuh makhluk tersebut.

"Sialan."

Tidak ada lagi yang berani Nada lempar ke arah makhluk tersebut. Selain karena benda-benda di sekitarnya sulit terjangkau, dan juga ia tidak berani karena Bela pasti akan memarahinya habis-habisan jika mengetahui barang-barang di kamar mandi berantakan atau sekiranya ada yang pecah.

Sampai pada akhirnya, makhluk ber-gender wanita itu sudah berhasil memasuki dunianya walau hanya setengah badan saja.

"Sudah tercium jelas aroma tubuh mu yang lezat."

Nada semakin was-was, ia bergerak lebih ke sudut ruangan supaya berjarak cukup jauh walaupun tidak dapat menutupi pandangannya dari makhluk tersebut.

"Makhluk jelek, ENYAHLAH DARI HADAPAN KU!!"

Karena terlanjur emosi, Nada kini melempar botol shampo ke arah cermin dan ….

PRANG!!!

Kaca cermin kamar mandi lantai dasar pecah begitu saja. Caranya memang berhasil memusnahkan makhluk tersebut dari hadapannya, karna akses dunia 'mereka' sudah ia hancurkan.

Nada menghembuskan napas lega, namun wajahnya berubah menjadi panik kala melihat pecahan kaca yang hancur berkeping-keping di lantai. "Astaga, betapa bodohnya aku."

Karena di kamar mandi ini tidak ada cermin lagi selain yang ia pecahkan, ia sudah berani untuk mendekati wastafel.

Nada mengaduh, ia tidak berpikir panjang mengenai hal ini. Ia sudah dapat pemikiran dengan penuh keyakinan kalau pasti Bela akan marah dengannya karena telah memecahkan cermin, lihat saja pasti ibu tirinya itu akan menghampirinya beberapa menit lagi.

Ia memilih untuk berjongkok, mengumpulkan pecahan cermin yang diakibatkan oleh dirinya. "Astaga, aku memah bodoh dan juga ceroboh."

Memunguti satu persatu serpihan cermin yang sekiranya masih bisa di ambil menggunakkan tangan, sisa serpihan yang halus nanti ia akan bersihkan dengan kain basah dan di sapu setelahnya.

"Awsh.." salah satu jari Nada terkena ujung pecahan cermin, mengakibatkan kulitnya yang tergores.

Srkrkkk srrkkk

Terdengar suara yang tidak jelas, seperti seseorang yang memegang kantong kresek.

Dalam hati, Nada bertanya-tanya. Ia sempat menghentikan gerakannya, meletakkan serpihan cermin di tempat sampah. Ia beranjak dari jongkok, setelah itu berdiri diam menatap pintu kamar mandi. Melirik, ia lupa belum menguncinya.

Tok

Tok

Tok

"Nada… kamu di dalam?"

Nada tersentak, ia membelalakkan kedua bola matanya. Tunggu sebentar, itu adalah suara Bela, namun… suaranya terdengar dalam, dan mengerikan.

Begitu ia melihat pintu yang hampir saja terbuka, ia segera berlari dan menahannya dengan tubuh, membuat pintu kembali tertutup dan berusaha untuk di dobrak dari luar.

Dengan terengah-engah, Nada segera menarik kunci besi supaya seseorang di luar sana tidak masuk. Ia juga menambah keamanan kunci dengan kunci biasa.

Brak brak brak! (suara dobrak dari luar kamar mandi, sangat kencang)

Jantung Nada berpacu. Sungguh, ia saat ini tidak mengerti dengan apa yang dihadapi selanjutnya. Semua kejadian aneh, selalu saja terjadi tiba-tiba.

"Nada… buka pintunya!"

Bela memang keras pada Nada, namun untuk kali ini terdengar berbeda.

Biarkan Nada berpikir.

Suara itu… seperti tidak asing di telinganya. Tentu saja itu adalah suara Bela, tapi seolah tercampur dengan suara lain yang membuatnya terpaku.

"Makhluk itu, apa jangan-jangan bisa memasuki tubuh manusia?"

Deg

Nada menggelengkan kepala dengan kuat. Ia tidak peduli dengan dirinya, tapi yang ia pikirkan saat ini adalah keselamatan ayahnya. Semua yang terjadi seperti misteri sekaligus teka-teki yang memang telah di takdirkan untuk ia selesaikan sendirian.

"Siapa kamu?!"

Nada masih saja menahan pintu dengan tubuhnya, setidaknya ini adalah hal yang ia lakukan supaya hatinya merasa tenang.

"Angel of death for you…."

Seketika, Nada merasa lemas dan kini penahan tubuh di pintu terasa melemah. Ia menghembuskan napas walaupun sedikit sulit, seakan ada sesuatu yang mencekik lehernya.

"A-apa…?"

Bukankah terlihat kekuatan 'mereka' semakin berkembang? Menjadikan rasa takut semakin menghantui jika seperti ini. Pertama, makhluk di dalam cermin itu dapat melukainya dengan benda apapun yang menyakitkan yang mereka punya. Dan sekarang… mereka bisa memasuki raga manusia?

Next chapter

Siguiente capítulo