Ci… cium? "Aku merasa senang, tapi kenapa aku harus memberimu ciuman?"
"Bukankah aku adalah alasanmu merasa senang?"
"..." Lydia kehabisan kata-kata mendengarnya.
"Disini," Nick menunjuk bibirnya dengan jarinya dengan penuh semangat seolah-olah dia tidak sabar untuk menerima hadiah yang paling berharga.
Entah kenapa, Lydia merasa keputusannya untuk menerima ungkapan cinta pemuda ini terlalu terburu-buru. Dia merasa telah jatuh ke dalam perangkap tanpa sepengetahuannya.
"Aku akan memberimu ciuman begitu kau kembali." adalah jawaban singkat dan tegas darinya.
"Aww... Itu terlalu lama."
"Kalau begitu sebaiknya kau segera kembali. Sekarang, diamlah." Lydia baru bisa menghembuskan napas lega disaat Nick tidak memaksanya.
Sungguh, dia tidak yakin tidak akan terkena serangan jantung bila dia membiarkan Nick menciumnya.
Terakhir kali mereka melakukannya…
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com