webnovel

Rahasia bocor

"Loh? Untuk apa pergi ke club, Bianca? Ku pikir malam ini aku akan ambil cuti kerja, tapi jika memang kamu akan datang baiklah aku akan ikut. Oh ya, apa sekarang kamu sudah aman dari suami sialan mu itu?" tanya Nick.

"Ya aku sudah aman bersama dengan temanku, baiklah kalau begitu kamu istirahat saja dulu, Nick." Bianca ingin menahan agar Nick tidak perlu datang, tetapi ia juga tidak enak hati dengan Andien. Apalagi wanita itu sudah mau menolongnya.

Ada perasaan tidak nyaman yang harus Bianca tahan, namun berbeda dengan Andien justru raut wajah ceria sampai membuatnya terus tersenyum seorang diri. Saat itu hanya tinggal dua jam lagi sebelum waktunya mereka akan pergi ke club, dan waktu dua jam di gunakan oleh mereka berdua untuk bersiap-siap.

Beberapa saat kemudian semuanya selesai, kedua wanita itu telah tampil cantik dan seksi, dan tentunya Bianca lah yang benar-benar cantik apalagi dengan tubuhnya yang putih mulus. Keduanya pergi dengan taksi yang sudah menunggu di depan.

Di dalam taksi Andien juga tidak lupa membawa cermin kecil untuk dirinya sendiri, dan sedari tadi ia terus menatap wajahnya itu sampai membuat Bianca geleng-geleng kepala menatap kearah temannya itu, hingga akhirnya tiba di club' malam.

Keduanya turun, dan langsung berjalan masuk ke dalam. Suasana club' yang belum ramai di padati oleh banyak orang membuat Bianca merasa nyaman, apalagi saat itu dirinya berpikir jika tidak ada orang dari pihak suaminya yang melihat.

Dari sudut lain, Nick sedang duduk di sofa dan dengan sengaja sedang menunggu kedatangan Bianca, meskipun wajahnya masih babak belur tetapi ia tetap percaya diri, dan malam itu atasannya memperbolehkan dirinya untuk hanya sekedar menghibur diri tanpa melakukan pekerjaan DJ, jadi dirinya bisa bersantai. Ketika Nick sudah mendapat perlihatkan dari orang yang sedang ia tunggu, ia begitu senang saat melihat Bianca hadir. Tapi saat bersamaan Nick terheran ketika melihat Bianca tidak datang seorang diri.

"Andien? Kenapa Bianca kesini dengannya?" Nick bertanya pada dirinya sendiri, namun ia berusaha untuk bersikap biasa saja bahkan seolah tidak pernah melihat ada mantan kekasihnya yang juga ikut datang.

Saat itu mata ketiganya sempat bertemu, Bianca ingin menghampiri Nick, namun justru Andien mendahului jalannya. Namun, ketika Andien tiba di dekat Nick, dan berniat untuk memberikan pelukan justru saat itu Nick dengan cepat menghindar dan langsung memberikan pelukan kepada Bianca. Sontak saja hal itu membuat Andien kesal setengah mati.

Begitupun dengan Bianca yang tidak enak hati karena ada Andien di sana, ia dengan cepat melepaskan pelukan dari Nick saat itu, dan menarik tangan Nick untuk membawa duduk di dekatnya Andien.

"Em! Bianca, lihat wajahku masih memar begini, ku harap kamu mau untuk mengobati lukaku," ucap Nick seperti sengaja membuat Andien kesal.

"Um, sebaiknya kamu di obati oleh Andien saja, Nick. Karena aku tiba-tiba saja sakit perut dan ingin ke toilet," sahut Bianca dengan sengaja ngeles sembari melirik kearah temannya.

"Kenapa harus dengannya? Aku akan tidak meminta untuk dia yang mengobati ku, Bianca. Dan kalaupun kamu mau ke toilet ya sudah aku akan ikut, dan akan menunggu mu di luar." Dengan sangat jelas semua penolak Nick sembari ia ikut bangkit bersama dengan Bianca. Namun, saat itu Bianca benar-benar tidak menyangka jika Nick akan berperilaku seperti itu kepada Andien, dan tidak ada pilihan lain ia pergi ke toilet.

Meskipun tidak benar-benar pergi ke toilet, namun Bianca hanya berusaha untuk menjauh. Saat itu Nick sempat curiga jika itu adalah akal-akalan dari Bianca saja, dan benar dengan tiba-tiba gadis itu berhenti di tempat yang sepi.

"Ayolah, Nick. Kenapa kamu bersikap seperti itu di depan Andien? Aku jadi tidak enak hati sekarang dengannya," ucap Bianca.

"Memangnya kenapa, Bianca? Apa aku harus berpura-pura untuk berbaikan dengan gadis itu? Kau tahukan jika dia adalah mantan pacar ku jadi menurutku tidak ada lagi urusannya denganku, dan kamu kenapa bisa tiba-tiba datang kesini dengannya? Atau jangan-jangan kalian sengaja ya." Nick menebak, dan tebakannya benar.

Bianca langsung menganggukkan kepalanya, lalu berkata. "Ya aku mengakuinya karena memang kami sengaja datang kesini karena Andien yang meminta ku, tapi itu semua kulakukan karena dia sudah menolongku, dan sekarang aku menginap di tempatnya. Jadi kupikir kalau sebaiknya kamu mau untuk berbaikan dengan mantanmu itu, Nick."

"Aku tidak mau, itu sama saja jika aku harus berpura-pura untuk membuat kalau aku menyukainya lagipula aku hanya menyukai sahabatku saja. Oh ya bagaimana dengan suamimu, apa dia tahu kamu kemari?"

"Sepertinya dia tidak tahu, tapi sekarang aku bingung harus berbuat apa. Kau tahukan jika dia pasti tidak akan memperbolehkan aku keluar apalagi ke club' seperti ini, dan sekarang entah seperti apa bayaran ku bulan ini mungkin dia akan memotong gaji ku lagi." Bianca mengeluh sembari memanyunkan bibirnya.

Nick mencoba mendekati sembari mengusap rambut Bianca, dan akhirnya ia membawa Bianca masuk ke dalam pelukannya, lalu berkata. "Maafkan aku, Bianca. Ku pikir aku bisa membantumu tetapi suamimu itu cukup kuat, dan dia juga memiliki kekuasaan yang tinggi jadi sangat sulit untuk mengalahkannya, dan ku harap kamu menjaga dirimu ya agar kesucian mu tetap terjaga. Jika nanti aku mampu, aku akan membebaskan mu dari tangan Benny, dan kita akan menikah."

"Apa katamu menikah? Hey! Siapa yang mau menikah dengan mu hah? Tukang tidur!" Bianca tertawa setelah puas meledek sahabatnya itu. Ia juga masi di dalam pelukan Nick.

Namun saat itu keduanya tidak tahu jika ada seorang yang sudah mendengar semua percakapan mereka. Sedari tadi setelah mereka pergi pamit ke toilet, Andien curiga dan berusaha untuk mengikuti diam-diam, dan alhasil dia menemukan sebuah fakta yang baru dan begitu membuatnya tercengang.

Matanya penuh kebencian ketika melihat Nick masih memeluk Bianca, dan tatapan tajam ketika mendengar bahwa Bianca telah menikah. Namun, buka hanya itu saja ia juga benar-benar tidak menyangka jika Bianca mendapatkan suami seperti Benny, bagi semua wanita siapapun pasti akan sangat senang jika dijadikan istri oleh duda CEO tampan itu. Tetapi justru hal itu membuat Andien kecewa dengan Bianca.

"Ternyata kamu bukan temanku, Bianca. Di saat kamu sudah mendapatkan suami seperti Pak Benny, dan sekarang kamu masih merayu Nick. Meskipun dia mantanku, tetapi aku tidak rela. Lihat saja aku akan membuat publik tahu siapa dirimu, dan mungkin saja kamu akan di cemoohan kan oleh semua orang. Dasar tidak tahu diri," gumam Andien sembari mengambil ponselnya.

Siguiente capítulo