webnovel

2 side life of agent Chan

seorang agent muda yang tak sengaja kembali ke MASA lalu akibat insiden kecelakaan pesawat, MASA lalu banyak mengajarkan hal yang tak pernah dia rasakan bahkan sesuatu yang dia benci, MASA lalu juga yang membuat dia sedikit melunak dan menerima kenyataan bahwa rasa itu memang ada dan amat di butuhkan dalam kehidupannya.

ainiriecharamadani · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
26 Chs

SARANGHAE

Chan masih setia menatap manik mata cokelat milik Kim, ada bahagia dan sesak di hatinya. Jujur saja dia masih tidak bisa mempercayai yang terjadi saat ini, apa ini mimpi? apa ini ah sudahlah lupakan saja, jika ini memang mimpi maka Chan memilih untuk tetap terlelap dia ingin terus tertidur namun jika ini bukan mimpi Chan ingin selamanya bersama Kim hingga rambutnya memutih dan nadinya terhenti.

Chan mengambil kembali mantelnya, lalu dia memakaikannya pada tubuh Kim yang mungil, lihatlah mantel milik Chan itu seperti menelan kedua tangan Kim.

"Sudah ku bilang tidak -..... "

"Ssstt... Aku tidak mau kau sakit Kim " Belum selesai kalimat Kim keluar dari mulutnya Chan sudah meletakkan jari telunjuknya ke bibir Kim agar Kim diam dan mendengarkan setiap ucapan Chan. Kim menatap penuh arti pada Chan matanya seakan mengisyaratkan jika dia mengatakan terima kasih. entah apa yang ada di pikiran Kim saat ini dia tiba tiba memeluk Chan sangat erat.

"Terima kasih sudah mau memperhatikan kesehatan ku Chan" Chan hanya terkejut dengan pelukan Kim ,dia tidak bisa berkata kata lagi entah ini membuat Chan membeku seperti patung

"I-iya sama sama Kim" Chan tergagap sebenarnya dia ragu ingin membalas pelukan Kim tapi rasa rindunya pada Eun soo membuat Chan meyakinkan dirinya pelan pelan dia mengangkat tangannya membalas pelukan itu.

"Bagaimana jika kita makan rameyon" Tawar Kim pada Chan yang masih belum percaya dengan kejadian tadi, bahkan Kim masih belum melepaskan pelukannya dari Chan.

"Aku ingin bercerita padamu" Kim terlebih dahulu membuka pembicaraan saat dia dan Chan sudah duduk di bangku kosong pojok kedai karna hanya bangku itu yang tersisa.

"Cerita saja" Chan yang sedikit memiringkan kepalanya menatap Kim dengan tatapan yang sulit untuk diartikan kedua tangannya menumpu dagunya ini adalah caranya mengendalikan diri.

"Jadi begini beberapa hari yang lalu aku bermimpi aneh" Kim menghela nafasnya dan menutup matanya sejenak lalu kembali menatap Chan.

Chan tidak mau memotong cerita Kim dia hanya menyimak setiap kata yang keluar dari bibir Kim.

"Jadi aku bermimpi saat itu aku menggunakan hanbok seperti seorang pelayan, tapi saat itu keadaan ku sangat lemah sepertinya aku mau mati"

Degh.....

Jantung Chan berdetak lebih cepat, dia tau kelanjutan cerita Kim tapi dia memilih untuk terus mendengarkan Kim.

Kim menghentikan ceritanya lalu menoleh ke sembarang arah entah mengapa saat ini matanya menghangat mengingat mimpinya saat itu ,takut ? tentu saja dia takut bahkan dia tidak berani untuk memejamkan matanya saat malam hari, takut jika mimpi itu kembali padanya.

"Teruskan Kim" Chan menggenggam erat tangan Kim mencoba menenangkan Kim yang hampir menangis tapi dia masih bisa membendung air matanya walaupun matanya sudah berkaca kaca.

"Aku mati di... hiks... astaga " Air matanya sudah tidak bisa diajak berkompromi lagi, mengalir perlahan dari pelupuk ke pipinya yang putih pucat itu. Kim memejamkan matanya untuk sejenak mengumpulkan segenap keberaniannya untuk melanjutkan kalimatnya.

"aku memakai hanbok disaat itu, aku sedang dalam keadaan lemah dan aku sangat yakin jika aku akan mati saat itu "

Degh.... jantung Chan berdetak kencang, hatinya yang rapuh kini sudah hancur berkeping keping dia sudah menduga ini, iya dia sangat yakin Kim adalah Eun Soo dan ternyata dugaan Chan tidak meleset. mimpi Kim adalah kilasan masa lalunya saat Kim yang bernama Eun soo itu bersama Chan.

"Aku mati di pelukan seorang pria, dia adalah pangeran, namanya adalah Jae dan..... Dan... " Kim kembali menghentikan ceritanya mengumpulkan segenap keberaniannya lagi untuk mengatakan mimpinya pada Chan, sedangkan Chan diam diam dia menahan tangisnya kembali teringat pada kematian Eun Soo yang amat mentakitkan dan menjadi satu satunya hal yang paling dia benci tapi juga selalu dia kenang jauh di dalam hatinya.

"Pangeran, i-itu punya w-wwajah yang sama dengan mu Chan"

"Sudah ku duga ini" Batin Chan akhirnya menangis dalam diam dan menyembunyikannya dengan senyum dan sedikit menggoda Kim agar gadisnya itu tidak ketakutan dengan mimpi nya.

"Kalau begitu kau adalah jodohku" Kata Chan sambil membetulkan rambut yang menutupi sebagian wajah Kim.

Kim kembali mengedarkan pandangannya ke sembarang arah, untuk saat ini dia sedang tidak ingin memperlihatkan tangisannya pada Chan dan semua orang.

"Kenapa kau menangis? " Lirih Chan mengelus rambut Kim yang lembut dan panjang.

"Kau tidak mengerti? " Kim tanpa menoleh pada Chan.

"Tidak aku tidak mengerti"

"Jika seseorang bermimpi tentang masa lalunya bisa jadi kejadian yang di mimpikan itu akan terjadi lagi" Jelas Kim masih tidak menoleh pada Chan, Chan mengangguk pelan lalu menurunkan tangannya yang ada di rambut Kim.

"Itu hanya mimpi jangan khawatir dan jangan percaya pada mitos" Chan tersenyum getir dan menjilat bibirnya yang terasa kering, Rameyon pesanan mereka sudah datang tapi tidak ada niatan sama sekali untuk menyantap Rameyon yang sudah mulai dingin.

"Tapi aku takut Chan" Kim menutupi sebagian wajahnya dengan telapak tangan, Chan kembali menatap pada Kim.

"itu tidak akan pernah terjadi lagi " Batin Chan

"Hmm kalau begitu aku akan menjagamu" lirihnya seperti hembusan dengan wajah datarnya tanpa senyum tanpa apa apa tapi terlihat jika dia sedang tidak main main saat ini.

"Jadi? "

"Jadi apa? " Polos Chan tidak mengerti dengan pertanyaan yang Kim berikan padanya.

"Ugh, kau ini polos sekali" Geram Kim sambil mencubit pipi Chan.

"Aku tidak mengerti!!!" Chan menggeleng bingung karna dia benar benar tidak mengerti dengan Kim.

"Kau mau menjagaku kan? Sebagai apa? Kakak? Atau.....? " Kim menggantung kalimatnya dan itu membuat Chan sedikit kesal dengan kebiasaan Kim yang selalu menggantung kalimatnya dan membuat orang lain penasaran.

"Kim selesaikan kalimatmu!!! Kau ini kebiasaan sekali"

"Kau benar benar tidak mengerti ternyata ya Chan" Kim menepuk-nepuk dahinya sendiri, geli dengan ekspresi Chan yang sangat berbeda karna bingung.

"Aish... Kau ini cepat aku penasaran Kim Nam Joo"

"Kau mau menjaga ku sebagai kakak atau sebagai seseorang yang spesial untukku"

"Maksudmu aku jadi.....? " Chan menyatukan dua tangannya membentuk simbol cinta. Kim menghela nafasnya sambil terus menggeleng gelengkan kepalanya, frustasi dengan Chan.

"Ah, ternyata seorang Chan tidak mengetahui tentang itu" Ejek Kim pada Chan yang masih sedikit bingung.

"Saranghae Chan" Akhirnya Kim geram dan mengatakan cintanya pada Chan, tapi Chan makin bingung dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mungkin ini terlalu cepat tapi dari pada Kim yang hampir gila karna terus terbayang wajah pemuda bermarga Jung yang tengah duduk dihadapannya ini, hmm setidaknya dia akan tau apa Chan menyukai dia atau malah sebaliknya dan juga agar Kim tak menaruh harapan untuk waktu yang lama.

"Nado, Saranghae Kim" Jawab Chan tiba tiba pada Kim yang mulai memakan rameyon yang sudah hampir dingin karna di tinggal berbicara sejak tadi.

Uhuk... Uhuk... Uhuk...

Yeoja cantik itu terbatuk batuk terkejut dengan

Kata kata Chan yang membalas perasaan cintanya bahkan matanya membulat lucu mulutnya menganga lebar, dia benar benar syok sekarang.

"Aish..... jangan menganga seperti itu nanti ada lalat yang masuk ke mulutmu" Chan menepuk pelan bibir Kim agar dia tersadar kembali.

"Benarkah Chan? "

"Iya, chagi bukankah sudah ku bilang N-a-d-o Sa-ra-ng-hae Kim " Chan memberanikan diri untuk memanggil Kim dengan sebutan Chagi dan Kim wah dia sangat bahagia dengan itu.

"Oh, Chan Oppa saranghae" Kata Kim dengan nada manja yang sangat menggemaskan dan menambah kecantikan Kim. Seperti itulah Chan dan Kim dua orang yang memiliki keperibadian berbeda seperti musim gugur dan musim semi, tak ada kata romantis berbelit belit kala cinta itu terucap dari bibir keduanya hanya sebuah kata sederhana yang bisa di bilang blak blakan namun kembali lagi pada satu perasaan mereka yang kini melebur menjadi satu .

Di sisi lain kedai

Seseorang yang menggunakan hoodie berwarna hitam itu sejak tadi terus memperhatikan dan mendengarkan percakapan antara Kim dan Chan.

"Kau merebutnya dari ku Chan" Manik mata sekelam badai itu melirik pada meja Chan dan Kim, tangannya sudah terangkat menggebrak meja tapi terhenti begitu saja mengingat dia sedang ada di tempat umum pastinya akan menarik perhatian khalayak ramai bisa terkuak identitasnya nanti.

"Kau membunuh eomma ku dan sekarang merebut Kim dari ku" Lanjut Sam dengan tangan terkepal erat dan rahang mengeras.

Namja kelinci itu kembali melirik pada Kim da Chan yang tampak bahagia dengan euphoria mereka, maklum sekarang mereka sudah menjadi lebih dari seorang teman.

"Kau meminta permainan maka aku akan memberikan itu padamu Chan". Sam memang sangat membenci Chan dan agency tempat Chan bekerja karna agency itu terkadang bisnis keluarga Bae Kyung menjadi tidak stabil dan masih banyak alasan lainnya untuk membenci Chan dan agency itu.