webnovel

2 Demon Child

Fantasía
En Curso · 41.4K Visitas
  • 24 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • N/A
    APOYOS
Resumen

Menceritakan kisah seorang gadis remaja yang hidup diantara dua Alam. Tiada sangka hidupnya menjadi sebuah perantara dua mahluk iblis yang hendak meneruskan kisah hidupnya di zaman modern. ☆. Publish ~ 22 Februari 2021

Etiquetas
4 etiquetas
Chapter 1Bab 1

Dikenal dengan nama lengkap Lavina Cristin biasa di panggil Vina, seorang gadis remaja nan imut usia 16 tahun, putri tunggal dari sepasang suami-istri Andreas Christian dan Airha. Masih menempuh pendidikan di sekolah menengah pertama kelas 9.

Sifat dan karakternya masuk dalam kategori netral meliputi ramah dan tamah, mudah beradaptasi dengan lingkungan serta pergaulan, sehingga ia cukup di sukai oleh banyak teman-teman di sekolahnya, prestasinya pun tinggi sehingga bagai bumbu pelengkap akan karisma yang ia miliki sebagai seorang gadis remaja.

Selama disekolah khususnya saat jam istirahat tiba, dia selalu bersama teman sekelompoknya diantaranya Cika, Vani, Angel dan Rani. Teruntuk ke-4 teman sekelompoknya tersebut berasal dari kelas yang berbeda-beda yakni Angel dari kelas 9 B, Rani dari kelas 9 C. Sementara Cika dan Vani berada satu kelas dengannya, (9 A)

Sekolahan tempatnya menimba ilmu ini tiada jam berbeda saat masuk maupun istirahat, bahkan waktu pulangnya pun serentak. Sehingga mereka dapat kumpul bersama-sama disaat Rani maupun Angel tiada pelajaran lebih di kelas mereka.

___

Layaknya hari ini tepatnya pada jam istirahat, mereka berlima kumpul nan duduk bersama-sama di taman sekolah ditemani beraneka cemilan dan jus buah yang mereka beli di kantin sekolah.

"Eh Guys … apa kalian udah siap buat kegiatan yang akan diadakan lusa?" Tanya Rani mengawali perbincangan kala mereka baru saja kumpul disana.

"Kegiatan apa, Ran?" Tanya Lavina.

"Lah, emangnya kelas kalian belum diberitahukan kah?" Lanjut Rani.

"Maksud pertanyaan Vina tuh kegiatan apa Ran, Elah …" Sambung Cika menjabarkan.

"Hehe, maksud gue kemah Guys, eh btw kelas kalian kok belum di beritahu, apa gak ikutan ya?" Lanjut Rani, membuat Lavina, Cika dan Vani saling pandang kemudian menggelengkan kepala (Tidak tahu)

"Enggak Kok Ran, menurut info yang gue denger semua kelas ikut kegiatan kemah ini kok, hanya di pilih aja per 1 regu gitu," Sambung Angel menjelaskan.

"Owh … Mungkin di kelas loe belum dikasih tau Guys," Lanjut Rani mengarah ke Lavina, Cika dan Vani.

"Wah Kemah … ? Asikkk … Yey!" Cetus Cika tampak gembira seraya mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Dih, loe kira mau jalan-jalan kek girang gitu, ini tuh tugas kale!" Celetuk Angel.

"Iya gua tau tapi asik … jadi jalan bareng-bareng deh kita, uhuy" Ucap Cika lagi-lagi membuat teman sekelompoknya saling menggelengkan kepala.

Lavina beranjak dari kursi duduknya nan posisinya berdiri didepan mereka, lantas tiba-tiba ada sebuah bola sepak melayang di udara lekas mendarat di kepalanya cukup kuat.

Blug!

"Arrgh!" Hingga membuatnya terjatuh.

Brak!

"Vin, Lavina!" Panggil mereka lantas bergegas meraih tangannya.

"Loe gak papa Vin?" Tanya Cika memegangi tangannya.

"Hu um" Jawab Lavina seraya memegangi kepalanya. Sementara Rani mengambil bola itu.

"Aih … Siapa sih yang main sepak bola di taman begini!" Gumamnya kesal saat bola tersebut sudah ditangannya seraya menoleh ke seluruh penjuru arah.

Lantas tiba-tiba ada seorang siswa datang menghampiri mereka.

"Kak, itu … anu …" Ucap dia hendak mengambil bola tersebut diketahui bernama David biasa di panggil Dave.

Dia teman satu kelas bersama Lavina, Cika Dan Vani.

"Oit, jadi elo yang mainan bola sepak sembarangan, hah!" Ucap Rani seraya menyembunyikan bola itu ke belakang.

"Itu … bukan aku yang melemparnya kak, aku hanya di suruh mengambilnya" Jawab dia.

"So … siapa yang mainan bola ini hah? Kenapa dia gak ngambil sendiri malah nyuruh elo!" Lanjut Rani tampak emosi tak rela temannya (Lavina) terkena bola itu.

"E … Itu, anu …" David ragu-ragu hendak menjawab lantas tiba-tiba ada suara seorang siswa yang menjawabnya dari arah belakang.

"Gua yang melempar bola itu."

Semua perhatian pun menjadi tertuju pada siswa tersebut.

También te puede interesar

Pangeran Yang Dikutuk

"Ayo pergi," kata sang pangeran. "Pergi kemana?" Emmelyn bertanya, tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Mars. "Ayo kita membuat bayi." SINOPSIS: Pangeran putra mahkota Kerajaan Draec dikutuk pada hari kelahirannya, bahwa ia tidak akan pernah bahagia. Lebih parahnya lagi, semua wanita yang menyentuhnya akan mati. Hal ini menjadi masalah sangat besar bagi keluarga raja karena pangeran tidak bisa mendapatkan istri untuk melahirkan keturunan penerus dinasti keluarganya, apalagi sang pangeran adalah anak tunggal. Hingga pada suatu ketika... seorang putri negara jajahan yang menyamar sebagai budak hendak membunuhnya, ternyata tidak mati setelah mereka bersentuhan. Emmelyn menyimpan dendam kepada pangeran putra mahkota yang telah membunuh keluarganya dalam perang dan menjajah negerinya. Ia bertekad hendak membunuh sang musuh. Apa daya, percobaan pembunuhannya gagal dan ia ditangkap. Namun, sang pangeran yang menyadari Emmelyn adalah satu-satunya harapan bagi keluarganya untuk memperoleh keturunan, membuat perjanjian dengan gadis itu. Ia baru akan dibebaskan dan negerinya tidak akan dijajah lagi, jika gadis itu berhasil memberinya tiga keturunan. Emmelyn setuju, tetapi, setiap hari di saat ia bersama pangeran, gadis itu selalu berusaha membunuhnya. Apakah Emmelyn akan berhasil membalaskan dendam keluarganya? Ataukah ia akan terjebak semakin dalam dengan sang musuh? *** "Kau akan menjadi ibu dari anak-anakku," tukas laki-laki itu dengan nada setengah memerintah. "Eh...tunggu dulu," Emmelyn yang sudah tersadar dari kekagetannya buru-buru mengusap bibirnya dengan kasar seolah berusaha menghilangkan bekas bibir sang iblis dari bibirnya. "Aku tidak mau menjadi istrimu! Aku tidak mau menikah denganmu, hey pembunuh!!" Lelaki itu mengerutkan keningnya danmenatap Emmelyn dengan pandangan mencemooh. "Siapa bilang aku ingin menjadikanmu istri?"

Missrealitybites · Fantasía
5.0
508 Chs

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
¡Guau! ¡Si dejas tu reseña ahora mismo, sería la primera!

APOYOS