Di arena pertandingan, dua tim sudah bersiap di tengah lapangan dengan wasit yang juga telah siap untuk melempar bola. Suasana riuh sekali, gedung olahraga itu dipenuhi oleh sangat banyak penonton juga beberapa media yang ingin meliput peristiwa bergengsi di kalangan kampus.
Suasana lebih ramai dari sebelumnya. Difky sempat mengkhawatirkan konsentrasi para pemain tim ungu karena teriakan dari suporter lawan yang gaduh. Terlebih ia melihat dua pemain depan, yaitu sang kapten, Neandro dan Al yang nampak tidak baik-baik saja. Dia hanya mendengkus dan pasrah setelah sebelumnya tadi dia sempat menasehati semuanya agar tetap fokus dan melupakan masalah pribadi.
Seperti biasa, Pelatih berdiri di dekat lapangan. Beliau menjadi sangat gugup karena tim lawan kali ini adalah juara bertahan di pertandingan basket dua tahun lalu. Hal yang membuat Pelatih yakin adalah, pemain tim lawan berbeda dari tim tahun sebelumnya yang sudah lulus kuliah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com