"Senang bisa bertemu denganmu," Caroline tersenyum. Berjalan pelan mendekati sosok gadis muda yang tengah duduk di bawah pohon.
Gadis itu tersenyum, surai caramel dan bola mata biru itu terlihat begitu sempurna dengan kulit putihnya yang semakin pucat. Seperti melihat sebuah boneka hidup.
"Aku dengar kau meninggalkan orang-orangmu."
Caroline mendengus, melirik ke arah manik biru itu sebelum kembali fokus pada langit malam. Tidak ada yang lebih menyenangkan baginya selain mengamati langit malam. Langit bertabur bintang selalu membuatnya sadar bahwa dibalik kegelapan selalu ada setitik harapan.
Mungkin dia sekarang berada di dalam kegelapan itu sendiri, tapi tidak selamanya dia akan berada di titik ini. Sekarang memang iya, namun waktu yang akan berlalu pasti membawanya pada sebuah harapan penuh keindahan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com