webnovel

Waktu yang Terbuang

Pagi kembali datang dengan Caroline yang tengah malas untuk bergerak, masa hukumannya sudah selesai dan dia ingin istirahat sekarang. Apalagi Sena tidak ada di kamar mereka karena menjalani masa Heat dan jelas Sena tengah di kurung di kamar khusus.

Caroline tentu merasa senang, karena akhirnya tidak ada yang menganggunya. Maniknya masih terpejam mengabaikan sinar matahari yang mulai memasuki celah jendela kamarnya. Jika di ingat dia memang bukanlah gadis yang suka bangun pagi, tentu saja dia lebih menyukai tidur dari pada bangun di pagi buta.

Ya memang selama beberapa hari lalu dia bangun di pagi buta hanya karena dia menjalani hukuman dan sekatang masa itu sudah selesai jadi dia bebas. Dan Caroline akan menikmati hari ini dengan tidur seharian, tapi dia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.

Tubuhnya bergerak membuka sedikit maniknya yang masih terasa begitu berat. Dia bisa mendengar suara yang menyuruhnya membuka pintu tapi Caroline tidak peduli dan kembali menutup matanya dengan tubuh yang dia tutupi selimut.

Di rasa nyaman Caroline kembali tidur mengabaikan orang yang terus menggerutu di depan kamarnya. Wanita itu menatap tajam ke arah pintu kamar yang masih tertutup rapat. Apakah pemilik kamar ini mati di dalam sana, jika benar-benar mati maka itu akan lebih menyusahkan dari sebuah pintu yang tidak terbuka.

"Dasar bodoh..!! Caroline kau akan kena masalah jika tidak bangun sekarang!!"

Wanita itu berteriak dengan suara yang nyaring tapi tidak ada jawaban dari dalam, entah kenapa dia jadi kesal karena harus menjadi orang yang berada di tengah situasi seperti ini. Masa dia harus mencari Luis untuk membantunya membangunkan kungkang satu ini.

Jika di pikir lagi dia memang sering kesal karena Caroline yang terlambat untuk membantunya. Tapi kenapa dia harus berada dalam posisi yang benar-benar tidak menguntungkan dirinya sama sekali. Jika dia kembali tanpa Caroline jelas dia akan mendapatkan tatapan tajam dari sang Alpha.

Ah.. memikirkannya saja entah kenapa membuat Jennifer semakin takut, walau dia seorang penyihir terbaik di sini tapi tetap saja sang Alpha itu terlalu menyeramkan jika marah.

"Caroline..!! Apa kau tau aku bisa mati jika kau tidak keluar sekarang!!"

Sepertinya suaranya akan habis dan tidak ada pilihan lain selain merusak pintu itu dari pada dia melihat sang Alpha marah. Dengan cepat Jennifer mengeluarkan sihirnya dan membentuknya seperti kunci kamar tapi dia terkejut saat ternyata kunci kamar yang asli berada di lubang kunci.

"Dasar, kenapa aku lupa!!"

Jennifer memukul kepalanya kerena melupakan hal yang sangat umum itu dan dia dengan santainya malah menendang pintu kamar Caroline tanpa perasaan. Suaranya begitu keras dan Caroline sampai terkejut dengan manik yang terbuka lebar.

"Apa-apaan!! Kau menganggu tidurku tau!!"

Suara Caroline terdengar dan Jennifer makin kesal karena sejak tadi Caroline tidur, dengan cepat dia kembali mengetuk pintu kamar Caroline. Caroline pasrah, dia membuka pintu kamarnya yang sepertinya akan hancur jika terkena tendangan orang itu sekali lagi.

"Oh.. Jennifer, ada apa?" ucap Caroline dengan tangan yang mengusap wajahnya khas orang bangun tidur.

"Kau!! Apa kau tau ketua mencarimu!!"

Jennifer jelas kesal dan ingin menghancurkan benda apa pun sekarang asalkan rasa kesalnya ini menghilang. Tapi dia semakin di buat tidak tahan setelah melihat raut wajah tidak peduli Caroline. Rasanya dia ingin membuat Caroline jadi hancur berkeping-keping sekarang juga.

"Lalu kenapa? Kau tenang saja aku sudah kebal mendengar ocehan Alpha bodoh itu"

Caroline menjawab dengan wajah datarnya dan langsung masuk ke kamar mengabaikan Jennifer yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.

"Oh iya.. katakan saja aku akan datang padanya siang nanti" lanjut Caroline melirik Jennifer sebentar sebelum kembali berbaring di tempat tidurnya.

Jennifer tertawa menatap Caroline yang sudah menutup matanya, apalagi cobaan untuknya sekarang. Apakah ini hari kesialannya, rasanya dia ingin menarik Caroline pergi menemui sang Alpha sekarang juga. Dan dengan cepat dia berjalan mendekati Caroline dan menarik selimut Caroline.

Caroline jelas terkejut tapi Jennifer tidak peduli dan langsung menarik Caroline yang berteriak keras. Tidak butuh waktu lama Caroline langsung melepaskan genggaman tangan Jennifer.

"Kau ini tidak paham ucapan manusia ya!!" Caroline kesal, dia menatap tajam ke arah Jennifer yang juga tengah kesal sekarang.

Untung saja dia baru saja di tarik di depan kamarnya, jika sudah jauh bagaimana nasibnya nanti. Dia masih menggunakan celana pendek dan hanya memakai kaos yang tipis. Jelas dia akan kedinginan jika keluar dengan pakaian seperti itu, apalagi dia tidak menggunakan alas kaki sekarang.

"Kau punya mata bukan!! Apa penampilanku sekarang pantas untuk kau tarik keluar kamar"

Jennifer terdiam menatap penampilan Caroline yang jelas tidak pantas untuk keluar di udara yang sedingin ini. Musim dingin tengah berlangsung sejak empat hari lalu dan jika dia membawa Caroline ke sana dengan penampilan seperti itu jelas Caroline akan kedinginan.

"Oke.. aku minta maaf soal itu tapi ini juga salahmu karena kau memiih mengabaikanku dan tidur!!"

Jelas saja Jennifer kesal, memang siapa orang yang tidak kesal jika di abaikan seperti itu. Tapi Caroline tidak peduli, karena menurut dia itu bukan urusannya.

"Kau tunggu di sini" ucap Caroline bergerak masuk ke kamar untuk mencari mantelnya dan berniat berganti pakaian.

Setelah di rasa cukup pantas Caroline langsung membasuh wajahnya asal dan keluar kamar menatap Jennifer yang terlihat sudah tenang "selesai bukan..!"

Jennifer mengangguk dan berjalan yang di ikuti Caroline di belakangnya. Keduanya tidak bicara apa pun selama perjalanan sampai mereka bisa melihat sang Alpha yang marah di ruangan pengurus asrama wanita. Jennifer jelas menghela nafas merasa takut jika Caroline akan terkena masalah lagi.

Tapi Caroline sendiri malah terlihat biasa saja dengan tangan yang sibuk pada rambut kusutnya.

'Aku lupa menyisir rambutku ternyata' batin Caroline melihat rambutnya yang benar-benar buruk.

"Kau..!!"

Suara itu membuat Caroline mendongak menatap malas pada sang Alpha yang terlihat marah. Memangnya dia akan peduli begitu? Siapa suruh memanggilnya di waktu tidurnya. Bahkan Luis saja tidak berani mengganggunya tidur jika bukan karena ayahnya dulu.

"Pagi semuanya.."

Semua orang yang ada di sana terlihat terkejut akan sapaan pagi Caroline, bukannya meminta maaf karena terlambat datang Caroline sebaliknya menyapa mereka.

"Apa kau tidak tau sudah berapa lama aku menunggu!!" ucap sang Alpha menatap tajam ke arah Caroline yang menggeleng pelan.

"Entah.. sepertinya lima menit atau satu jam" jawab Caroline tertawa setelah mengatakan hal itu.

"Oh.. bukan lebih tepatnya empat puluh tiga menit"

carzy up hari ini selesai dengan lima bab yang sudah aku up, gimana menurut kalian makin penasaran gak sama kelanjutannya. nantikan terus kelanjutan dari cerita ini oke

Park_Keyzacreators' thoughts
Siguiente capítulo