webnovel

Permulaan

Dengan kekuatan yang meluap-luap, beberapa tempat di Omniverse dihancurkan secara meriah. Itu meledak menjadi serpihan ruang dan waktu, tersapu oleh badai kaleidoskop.

Kekuatan dibalik penghancuran itu mengandung berbagai emosi; marah, sedih, frustasi, dan banyak lainnya.

Asheel baru saja mengerahkan kekuatannya untuk menyapu beberapa teritori Abyssal dan memaksanya larut dalam badai energi yang dikeluarkan darinya.

Saat ini, Asheel hanya menyisakan satu teritori Abyssal yang menjadi kenang-kenangan baginya.

Tempat dimana dia tumbuh dewasa, tempat dimana dia merasakannya sendiri kejahatan terburuk dunia, dan yang paling mengubah hidupnya yaitu, tempat dia pertama kali bertemu dengan D.

Kenangan-kenangan itu secara otomatis mengalir deras di otaknya, seolah-olah semua kejadian yang sudah dia alami memaksa untuk mengingatnya kembali.

Bagaimanapun, dia sudah berubah.

Tidak, dia sudah sepenuhnya berubah.

Sejak dia menumbuhkan kemanusiaan didalam dirinya, Asheel sudah mulai berjalan dalam perubahan dalam hidupnya.

Dia mulai menjadi semakin manusiawi.

Seseorang yang pernah menjadi Raja, seorang Penguasa Kekacauan, dengan karma negatif yang tanpa sadar telah dia kumpulkan tidak terhitung jumlahnya, mencoba menjadi manusiawi.

Itu adalah lelucon terbesar alam semesta!

Orang-orang yang pernah celaka akibat perbuatan Penguasa Kekacauan pasti akan muntah darah dalam kematiannya.

Bagaimanapun, tempat itu penuh dengan kenangan yang membuatnya bernostalgia.

Asheel paling sulit untuk melupakan kenangannya bersama D.

Meski tampak dia seperti sangat merindukannya, sebenarnya perasaannya terhadap D bukanlah apa-apa dibandingkan Sera.

Meski Asheel melihat D sebagai makhluk yang berbeda dibandingkan yang lainnya, keistimewannya jika dibandingkan dengan Sera masih lebih rendah.

Jujur saja, jika disuruh memilih, dia masih akan memilih Sera.

Bagaimanapun, kehidupannya di Alam Iblis pada masa lalu selalu dibayang-bayangi akan kerinduannya terhadap Lucia.

Dengan semua kesimpulan didepannya, pencariannya dipersempit sampai ke Doomland.

Doomland.

Nama itu diambil dari nama belakang Asheel sendiri, sehingga orang-orang menyebutnya seperti itu. Jujur saja, dia sudah tidak peduli lagi pada rakyatnya di sana.

Dia sudah lama melepas jabatannya sebagai Raja.

Sejak awal, dia adalah orang yang tidak bertanggung jawab, tidak masuk akal, dan hanya memiliki sedikit urat malu.

Bahkan dia tidak merasa bersalah saat meninggalkan rakyatnya yang malang sendirian. Lebih dari itu, dia bahkan sanggup meninggalkan Daevon yang sudah lama bersamanya.

Akibat dari perbuatannya itu, obsesi D / Daevon padanya malah tumbuh semakin besar.

Sekarang, dia sudah mengetahui secara pasti dimana Sera berada. Secara alami, dia sangat khawatir padanya.

Bagaimanapun, Sera sedang hamil, dan jika terjadi apa-apa padanya dan anaknya, tidak ada yang tahu apa yang akan dia lakukan.

Mungkin mengamuk.

Asheel menghela napas, tidak bisa tidak merindukan Doomland. Saat ini, dia sudah melayang di kehampaan luar teritori Abyssal.

Khusus untuk pengecualian, dia tidak akan menghancurkan teritori Abyssal ini. Bagaimanapun, tempat ini membawa banyak kenangan baginya.

Setelah ragu-ragu sejenak karena perasaannya mulai rumit, dia perlahan memasukinya. Kemungkinan untuk bertemu D di tempat ini juga tidak kecil.

Asheel hampir merasa yakin jika keduanya bertemu, suasana canggung akan menyelimuti mereka berdua. Asheel sejak lama juga tidak repot-repot untuk berbaikan dengannya.

Mungkin itu juga karena Sera.

Sera tidak ingin melihatnya bersama dengan D, tapi sebelum dia bisa menghindarinya, D tampaknya sadar diri dan malah menjadi orang yang menghindar darinya.

Sekarang, keduanya bersekongkol satu sama lain. Asheel akan berbohong jika mengatakan dia tidak lega, bagaimanapun keduanya mulai menjalin hubungan.

Akan lebih baik jika Sera dan D berteman satu sama lain.

Tapi itu sepertinya hanya sebuah mimpi belaka. Harapan semacam itu yang tidak akan pernah terwujud, jika tidak, itu akan sulit.

Seperti halnya jika dia akrab dengan Meido.

Asheel bahkan sulit untuk membayangkannya.

Keduanya sudah ditakdirkan untuk menjadi musuh bebuyutan. Keberadaan mereka seperti sudah tercipta di pihak yang berseberangan.

Hanya saja, karena Penguasa Kekacauan, konflik mereka ditekan hingga keduanya mencoba merebutkan dirinya.

Asheel tidak merasa wow saat diperebutkan oleh wanita cantik.

Uhuk, kata-kata itu cukup sombong.

Untuk orang sekelas dirinya, seharusnya dia sangat bersyukur karena ada wanita yang mau memperebutkannya. Tapi rasa syukur itu dia arahkan semuanya pada Sera.

Hanya tersisa sedikit untuk D.

Sangat malang.

Asheel memang bajingan, meski mengetahui perasaan wanita dengan jelas, dia tidak mau mempedulikannya.

Tidak, sebenarnya dia mempedulikannya, dia hanya takut mengambil tindakan.

Dia takut akan kekecewaan Sera, seolah hidupnya sangat terikat pada Sera hingga tingkat ketergantungan dimana dia tidak bisa hidup tanpanya.

Perasaan-perasaan itu terus menyerang Asheel saat ini, membuatnya semakin ragu untuk melangkah lebih jauh ke Doomland.

Tapi bagaimanapun, dia harus menghadapinya. Setelah menginjakkan kakinya di Doomland, dia merasa bahwa kehidupannya yang baru akan menunggunya.

Mungkin itu karena dia akan menjadi seorang Ayah?

Meh, sejak lama sebenarnya dia sudah menjadi seorang Ayah.

Tapi kali ini, dia benar-benar akan menemaninya di sisinya sampai tumbuh dewasa.

Menurut rencananya, hanya dua bulan lagi Sera akan melahirkan.

Jika Sera hidup di tempat seperti Doomland yang mana udara di sana terkontaminasi oleh racun, Asheel merasa itu akan memengaruhi janin di perutnya. Bagaimanapun, kehamilannya bisa dipercepat karena dia memberinya nutrisi berenergi tinggi.

Energi setingkat selusin atau ratusan dimensi bahkan tidak akan mempercepat kehamilannya sepersen pun.

Asheel kemudian merasa jika masalah ini lebih serius dari yang dia bayangkan sebelumnya, karena selain khawatir dengan Sera, dia lebih khawatir pada anak yang berada di kandungan.

Sekarang, mengkhawatirkan semua itu tidak berguna lagi karena dia sudah menginjakkan kakinya di Doomland.

Setelah berpikir sejenak, Asheel kemudian mengedarkan kekuatannya ke seluruh tubuh untuk berubah. Segera, kulitnya menjadi lebih gelap, dengan retakan ungu menjalar di segala penjuru tubuhnya.

Sklera matanya menghitam saat pupilnya bersinar keunguan. Rambutnya meruncing dan berubah menjadi putih, telinganya memanjang lalu melancip, dan sepasang armor tengu terpasang di bahunya.

Keagungan seorang Raja segera meledak darinya, memperingatkan seluruh dunia.

"Tidak habis pikir hari dimana aku berperan menjadi Raja akan benar-benar kembali."

Asheel tersenyum saat dia memijat pergelangan tangannya, mengabaikan racun berkeliaran di sekitarnya, matanya menatap ke arah kota dengan berbagai kastil besar disana.

...

Ibukota Doomland, kota Bloodsteal.

Beberapa orang segera merasakan aura yang sangat agung menyebar ke seluruh dunia. Pemilik keagungan itu seolah-olah sengaja mengumumkan keberadaannya di wilayah ini.

Atas alam bawah sadar para Iblis menyala dalam kegembiraan, karena aura yang mereka dambakan benar-benar muncul di hadapan mereka.

Secara langsung, para Iblis segera bersujud ke satu arah, tidak peduli aktivitas apa yang sedang mereka lakukan, tidak peduli dari golongan mana mereka berasal, semua makhluk tunduk pada satu kekuatan.

Iblis yang sekarang, meskipun kebiadabannya tetap seperti dulu, tapi tetap tidak separah di masa lalu. Sekarang para Iblis lebih rasional, tahu caranya tunduk, dan tidak terlalu keras kepala.

Kedatangan Zerdite membuktikan itu, karena demi mempertahankan ras mereka, pemimpin para Iblis mau tidak mau harus menahan penghinaan untuk tunduk dibawah Zerdite.

Sekarang, Raja asli mereka telah datang, secara alami mereka senang karena dengan kedatangannya, mereka tidak akan menderita lebih lama lagi.

Saat ini, Zerdite mengerutkan kening saat mengetahui Asheel datang. Sera yang tidak berdaya berada di tangannya, tidak bisa berbuat apa-apa karena dia menyegel basis kekuatannya.

Apakah Penguasa Kekacuan tidak menginginkan keselamatan untuk Istrinya?

Zerdite tidak tahu apa yang dipikirkan Penguasa Kekacauan. Bagaimanapun, dia memiliki sandra.

Apakah musuhnya kali ini akan menyerang tanpa rencana?

Zerdite tidak tahu.

Kebanyakan basa-basi, sebenarnya aku bingung cerita kedepannya akan gimana.

Nobbucreators' thoughts
Siguiente capítulo