webnovel

Odin

"Jadi, kamu sudah tahu, ya? Tapi sepertinya kamu belum tahu identitasku." Setelah Odin tahu bahwa dirinya sudah diketahui, dia memasang ekspresi yang agak serius.

"Yah, memang!" Asheel duduk di sebelahnya, benar-benar mengabaikan pendapat Odin.

"Bagaimana kamu tahu?" Odin bertanya karena dia penasaran, dia sudah yakin dengan penyamarannya tapi orang di depannya dapat mengungkapkannya seolah tidak ada apa-apanya.

"Awalnya kukira kamu sedang cosplay, tapi sepertinya bukan itu. Lalu aku melihat aura keilahian darimu." Asheel berkata dengan santai.

'Cosplay?' Odin menggerakkan bibirnya. Melihat pakaiannya lagi, dia memang berpenampilan mencurigakan, terutama penutup matanya. Dia menyipitkan matanya dan bertanya, "Lalu, bagaimana kamu bisa melihat keilahianku?"

Asheel berpikir bagaimana harus menjawabnya, dia tidak bisa berkata bahwa dia langsung tahu bahwa Odin memiliki keilahian, walaupun menurutnya itu versi yang lebih rendah. Di High Abyss, semua orang memiliki keilahiannya masing-masing dari upaya mereka membentuk Godhead di dalam tubuh dan jiwa mereka. Dan untuk Dewa yang baru di temuinya, yang dilihatnya adalah inti emas di dalam tubuhnya yang dia kira itu adalah inti keilahiannya.

Asheel akhirnya menjawab dengan, "Yah, aku memiliki mata yang baik." Dia mengatakan itu sambil menunjuk matanya sendiri yang berubah menjadi ungu.

Odin mengangguk dan mengira bahwa mata itu memiliki kemampuan untuk melihat lebih jauh dari penglihatan normalnya. Setelah Tuhan dalam Alkitab mati, sistem kekuatan di dunia ini menjadi kacau, beberapa bahkan keluar dari sistem, yang menjadikannya 'bug' terbesar. Menurutnya, mata itu sepertinya salah satunya.

Kewaspadaan Odin pada Asheel menurun, lalu dia mengungkapkan dirinya karena tertarik dengan pemuda ini. "Kalau begitu, ini waktunya perkenalan diri. Aku adalah Odin, pemimpin para Dewa Norse di Asgard saat ini." Dia terkekeh sejenak sambil membelai janggutnya sebelum melanjutkan, "Jika kamu mampir di Asgard, aku akan memberikan salah satu gadis valkrye-ku kepadamu!"

"Benarkah?! Kamu sangat murah hati pak tua!" kata Asheel saat dia juga tertawa. "Tapi aku tidak menyangka seorang pemimpin Dewa Asgard memiliki hobi yang aneh, kesanku padamu benar-benar menurun sekarang."

Asheel benar-benar tidak menyangka bahwa orang di depannya adalah Odin, di dunia sebelumnya dia pernah membaca informasi tentang Odin tapi ... dia tidak mengira bahwa Odin menjadi sesat ini.

"Hahaha, jangan dipikirkan! Saat ini aku hanya mencari udara sejenak sejak pekerjaan di rumah sangat melelahkan." Odin tertawa saat mengatakan itu.

"Pasti sulit menjadi pemimpin..." Asheel sedikit kasihan padanya, tapi dia menjadi sadar bahwa dia sendiri juga seorang pemimpin. Memikirkan bahwa istana megahnya telah ditinggalkan dan membiarkan orang lain mengurusnya, sementara dia disini hanya bermain-main dan menjalani kehidupan santai. Dia juga memikirkan kelalaian lain yang dia lakukan.

"Ada apa?" Odin bertanya setelah melihat ekspresinya berubah, dia mengira bahwa Asheel sedang mengingat sesuatu.

"Tidak ada, aku hanya memikirkan sekretaris baru-ku yang kutinggalkan pekerjaan yang seharusnya aku kerjakan." Asheel menggaruk kepalanya dengan malu. Tindakannya benar-benar tidak menunjukkan bahwa dia sudah hidup lama, seolah-olah dia hanya seorang remaja seperti biasanya.

"Hahaha, jangan pikirkan masalah lain, aku juga sering melakukan itu pada bawahanku. Sekarang, lihatlah pemandangan indah yang disajikan di depan mata kita!" Odin berkata sambil menatap para ibu-ibu muda dengan wajah lurus. "Ngomong-omong, kamu sepertinya juga seorang atasan. Apakah kamu seorang pengusaha atau semacamnya?"

"Aku hanya mencoba menjalankan kafe kecil di dekat sini."

"Wah, aku harus berkunjung kapan-kapan!" Sejak mendengar bahwa Asheel memiliki sekretaris seperti orang-orang sukses, Odin menjadi lebih penasaran tentangnya.

"Terima kasih karena itu, nama kafenya adalah Pleiades Cafe Maid Star." Selain memberi tahu nama cafenya, Asheel juga memberi tahu alamatnya.

"Cafe Maid? Seleramu boleh juga, nak." Odin sedikit terkejut bahwa Asheel mendirikan cafe maid.

"Setidaknya lebih baik darimu, orang tua."

"Sigh, kamu benar-benar tidak mengerti." Setelah itu, Odin sadar bahwa dia tidak tahu nama pemuda di depannya. "Ngomong-omong, kamu belum memperkenalkan dirimu. Keberatan jika aku mengetahuinya?"

"Benar juga, maaf tentang itu pak tua! Namaku Asheel Doom, seorang Iblis." Asheel memperkenalkan dirinya dan mengeluarkan energi iblis dari tangannya. Setelah dia mengalahkan Iblis beberapa saat yang lalu, dia juga memahami sifat Demonic Power di dunia ini dan tidak sulit untuk menirunya.

Odin membelalakkan matanya saat mendengar jika Asheel adalah Iblis. Selama ini, dia mengira bahwa orang di depannya adalah manusia. Ternyata, orang di depannya benar-benar bukan tokoh biasa, tapi dia mengerutkan alisnya saat dia tidak mengingat ada seseorang dengan nama yang mirip dengannya.

"Doom? Aku belum pernah mendengarnya di antara nama iblis."

"Yah, lagipula klan-ku bukan sosok penting di dunia bawah." Asheel tertawa saat mengatakannya. Dari ingatan yang diterima dari Iblis sebelumnya, Dunia Bawah terdapat 72 pilar klan yang menyusun masyarakat iblis saat ini. Tapi seharusnya jumlah itu berkurang lebih dari setengahnya setelah perang tiga fraksi terjadi.

"Begitu." Odin mengangguk menerima omong kosong yang diucapkan Asheel.

Asheel berhasil mengucapkan kebohongan menggunakan informasi yang dia dapat sebelumnya.

"Sekarang setelah kamu mengungkapkan dirimu sebagai Iblis, apakah kamu tidak takut bahwa aku akan membunuhmu? Lagipula, kamu hanyalah Iblis dengan klan yang tidak begitu dikenal, tidak ada yang peduli jika salah satunya mati." Odin menyipitkan matanya dengan licik.

"Membunuhku?" Asheel ingin tertawa tapi dia menahannya dengan baik. Apakah ada yang bisa membunuhnya di Low Abyss? Bahkan sekarang ini dia tidak menggunakan tubuh aslinya, melainkan tubuh yang dibuatnya secara khusus untuk bepergian di Alam yang lebih rendah.

Melihat bahwa Asheel sebenarnya tidak terganggu, dia merasa diremehkan. Bagaimanapun juga, Odin adalah salah satu dewa terkuat di dunia ini, walaupun bukan salah satu dari sepuluh makhluk terkuat, kekuatannya tidak bisa diremehkan sejak dia menjadi pemimpin para Dewa di Asgard. Dia juga mengetahui rahasia Asgard dan memiliki banyak artefak kuat di gudang hartanya.

Tapi dia tidak akan melakukan apapun karena dia merasa tertarik dengan Iblis ini, Asheel masih berbicara dengan santai bahkan saat dia tahu bahwa orang di depannya adalah Odin. "Bagaimana?"

"Ah, aku hanya merasa bahwa kamu tidak akan melakukan apa-apa padaku." Asheel berusaha berkata dengan tidak meremehkannya. Yah, dia menahannya dengan baik.

"Hoho, kamu begitu percaya pada keyakinan dirimu." Odin tertawa saat mendengarnya.

Sebenarnya, Asheel saat ini sudah lelah mental setelah mengurus dua anak nakal itu, dan saat ini dia sedang tidak ingin berkonflik.

Mereka berdua bercakap-cakap sampai Issei dan Irina menghampirinya karena waktu bermain sudah habis.

"Sepertinya itu saja untuk saat ini, aku akan mampir ke kafemu kapan-kapan!" Odin melambaikan tangannya sebelum berbalik dan pergi.

"Yaa~ Sampai bertemu lagi~" Asheel juga melambai padanya.

"Orang tua itu mencurigakan!" Irina berkomentar setelah melihat Odin pergi.

"Memang!" Issei mengangguk setuju.

Asheel menggelengkan kepalanya sebelum menarik mereka. "Jangan pikirkan itu, ayo kita kembali!"

...

Setelah mengantar Issei dan Irina ke rumah mereka, Asheel segera pulang ke kondomoniumnya. Sebelum pulang, dia juga membeli beberapa makanan enak di jalan untuk diberikan kepada para penghuni rumahnya.

Dia merasa sangat lelah hari ini, dan berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi, maksudnya merawat anak nakal. Tujuannya juga sudah tercapai setelah dia berinteraksi dengan Issei dan melihat sebuah jiwa naga yang tertidur di dalam tangan kirinya. Dia menduga bahwa itu adalah Sacred Gear.

Dia tidak terlalu peduli dengan Sacred Gear itu, karena bahkan jika yang kekuatan yang tertidur di dalam dirinya kuat, kekuatannya tidak akan melebihi saat naga itu masih hidup. Kecuali ada faktor eksternal, melampauinya masih mungkin.

Asheel segera tiba di depan rumahnya. Membuka pintu, dia melihat Albedo di ruang tamu dengan ekspresi tertekan.

"Aku pulang!"

Albedo segera menoleh ke arahnya dan tersenyum melihat tuannya, tapi dia segera mengingat bahwa dia sudah mengecewakannya.

"Asheel-sama...."

Aku tidak terlalu memahami karakter Odin, maka jadilah itu!

Nobbucreators' thoughts
Siguiente capítulo