"Kejam banget sih, kalo lo nggak mau banyak yang nampung."
"Masalahnya dia nggak mau lepas dari gue, terbukti banget pesona gue nggak terbantahkan. Ya, nggak?" ucap Cia bangga.
"Kentut nggak perlu minta pengakuan kalo aroma dia bau!" Sungut Aneth kesal.
"Apa sih lo, nggak nyambung banget njir." Balas Cia.
"Kibo emang lebay, di pikirnya pak Dhika mau sama dia meski udah di lepeh bebeb berkali-kali."
"Alah …, lo berani ngomong karena orangnya nngak ada di sini, coba ada gue jamin lo kicep kayak bocah yang lepas dari gandengan emaknya di tengah pasar." Sewot Aneth sambil meragain muka panik. Sumpah bikin ngakak. Alex menggeram emosi.
"Kalian nggak pernah akur, dua tahun udah berlalu." Cia memeluk Aneth dengan sayang, dia memainkan rambut kriting sahabatnya itu. Kesukaannya dari dulu, nggak perduli Aneth ngelarang sambil marah-marah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com