Sekali lagi Cia berpelukkan dengan sahabatnya, baru dia berbalik pergi menuju ruang tunggu. Dia melambaikan tangan dengan tangisan mengiringi kepergiannya.
Sahabat-sahabat yang paling dia sayang.
"Senyum, jangan buat Cia terbebani." Rendra tersenyum lebar sambil melambai. Membuat Cia tersenyum haru menyambut lambaiannya.
Mereka menghela napas setelah Cia menghilang dari pandangan, "semua kayak mimpi. Rasanya baru kemarin semuanya baik-baik aja." Aneth meluk Cecil, dia kembali sesegukkan.
"Anggap aja Cia liburan, kan kita bisa saling kunjungin." Cecil menepuk pelan punggung Aneth.
Sekarang, dia harus lebih concern jagain Aneth, sahabat yang masih kayak bocah. Walau Cia lebih bocah, tapi gadis itu bisa jaga diri dengan baik.
"Beda Cil, ntar di kelas nggak akan ada lagi nama Cia di absen, di jadwal piket juga." Sahut Aneth dengan isakkannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com