Cia duduk sambil menghela napas, "aku udah obrak abrik kamar, nggak ada. Kayaknya jatuh di luar. Gimana kalau yang nemuin pria jelek, gemuk giginya kuning dan orangnya jorok?" Kesahnya.
Serem nggak tu?
Mau nangis aja rasanya. Dia bukannya percaya ramalan, cuma khawatir kalau itu terjadi. Nggak sanggup dia bayangin.
Joseph terbahak, "kenapa tidak berkhayal kalau yang menemukannya pria yang sebaliknya?" Dia mengelus surai hitam Cia. Gadis itu membaringkan kepalanya di meja. Hilang semangat.
"Kalau berkhayal yang bagus terus takutnya nggak mau bangun terus bawaanya ngarep jadi kenyataan, mending yang buruk, biar bisa bangun. Pak Boy, kayak mana ini? Mana penumpang cowok nggak ada yang ganteng." Rengek gadis itu pada Boy.
Sejauh dia ada di kapal ini nggak ada tu dia nemuin cowok yang bisa menuhi standart impiannya.
"Bos tampan."
Cia menghela napas, "bagi pak Boy emang nggak ada manusia yang sesempurna pak Mahar? Bisa dia nggak masuk hitungan?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com