"Terus?" Sarah makin nggak sabar. Nggak biasanya Cia lemes gini kalau di hadapin dengan makanan kesukaannya.
Cia walau pun lemes, makan tetap lanjut. Dia nggak mau nyiksa lambung dan cacingnya tapi ya gitu rasanya nggak semangat aja.
Masih kebayang kejadian tadi.
"Saya pesankan makanan Korea?" Cia geleng.
Dengar suara Dhika aja rasa malunya naek ke ubun-ubun. Dia merasa si Dhika tertawa jahat dalam hatinya.
Bagas dan Sarah saling pandang, mereka nggak bisa ngerti kali ini dengan sikap putrinya.
Dhika melanjutkan makan dengan sesekali berbincang dengan ayah mertuanya. Cia makan dalam diam.
Diam-diam nambah nasi dan lauk. Ketiganya hanya bisa geleng kepala sambil tersenyum kecil.
***
Sekarang mereka sudah duduk di ruang keluarga. Dhika mengeluarkan kartu undangan dan menyerahkannya pada Sarah.
Sarah mengernyitkan alis, dia membuka dan membacanya setelah itu dia mengerti kenapa Cia bersikap manis saat tiba di rumah sore tadi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com