"Bagaimana Bian tidak selalu naik darah setiap melihat Adit, ternyata dia semenyebalkan ini."
***
Saat waktu sudah menjelang malam, di kediaman Atmajaya, terlihat Nayla tengah sibuk dengan handphonenya, hingga dia tidak menyadari kalau Papa dan Mamanya tengah berjalan menghampirinya.
"Serius banget ngeliatin handphonenya sayang, sampai tidak berkedip begitu," ucap Doni yang membuat sang putri menatapnya.
"Eh, Papa? Mama? Enggak kok Pa," ucap Nayla dengan tersenyum pada Papa dan Mamanya.
"Apa ada yang mengganggu pikiranmu sayang? Apa kamu bertengkar lagi dengan Bian?" ucap Aliya seraya duduk di samping sang putri.
"Udah pasti itu Ma! Memangnya apa lagi yang membuat wajah putri kita yang cantik di tekuk begitu," ucap Doni seraya duduk di depan Nayla.
"Papa apaan sih! Kita dengar dulu jawaban Nayla. Bukannya menebak-nebak sembarangan," ucap Aliya yang menatap Doni dengan tatapan kesal.
"Papa benar-benar menyebalkan!" ucap Nayla yang juga menatap kesal sang Papa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com