Meski merasa takut jika kakinya tak bisa berjalan lagi, nyatanya Abah Rene bisa berdiri tegap dan tidak merasa kesakitan sedikit pun.
"Sakit enggak, Pi?" tanya Jeng Oktaf.
"Enggak sih, Mi!"
"Yaudah kalau begitu coba dipakai buat berjalan dong, Pi!" suruh Jeng Oktaf.
Lalu Abah Rene pun menuruti perintah Jeng Oktaf dia berjalan, dan ternyata kakinya benar-benar sembuh, tak ada rasa nyeri sedikit pun.
Lagi-lagi Marpuah sudah berhasil menyembuhkan kakinya, terhitung sudah dua kali ini.
Marpuah memang memiliki bakat menjadi Tukang Pijit.
Ah, mungkin bukan hanya bakat menjadi Tukang Pijit saja, tapi dia juga memiliki bakat manjadi seorang Tukang Rias, Tukang Jamu, dan Tukang-tukang yang lainnya.
Nyatanya dia memiliki banyak bakat
Di balik kebodohannya, tersimpan otak yang jenius.
Hanya saja, banyak orang yang meragukan kejeniusannya.
"Papi, Mami! Puah, mau pergi ke Rawa Goceng dulu ya?" tukas Marpuah meminta izin kepada orang tuanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com