webnovel

MUA Profesional

Matahari mulai menampakkan sinarnya,  sebuah senyuman merekah dari kedua ujung bibir Qimons yang berkumis.

 

"Hati-hati ya, Kak! Jangan lupa bawa oleh-oleh!" ucap Qimons sambil melambaikan tangannya.

Hari ini Rudolf dan Didi hendak pergi ke planet Neptunus, untuk mengunjungi para Alien, saudara dari Didi Blue.

Kebetulan Rudolf baru menciptakan roket terbaru.

 

"Iya, hati-hati di rumah, jangan sampai ada penyusup masuk ke rumah kita, terutama dari anggota Cute Alligators!" ujar Rudolf mengingatkan Qimons.

"Baik, Kak Rudolf yang ganteng tepi kribo! Tenang saja!" jawab Qimons sambil formasi hormat.

"Qimons, dua hari lagi kita akan pulang! Dan ingat, kulkas jangan sampai kosong, soalnya kita kalau pulang suka kelaparan!" ujar Didi Blue memperingatkan Qimons.

"Baik, Kak Didi, yang ganteng tapi banyak lemaknya, nanti langsung OTW ke Petshop!" jawab Qimons penuh semangat.

"Ok, pinter! Ingat harus yang ada gambar kucingnya dan bentuk pasta ya!"

"Ok, Kak! Siap!" Qimons langsung formasi hormat lagi.

Lalu kedua peria berwajah ganteng kata Qimons itu mulai terbang menaiki roket mereka dan meninggalkan bumi saat itu juga.

 

Tentu saja hal itu menjadi hari bebas bagi Qimons.

Dengan segera Qimons meraih ponselnya.

Tutt....

"Halo, Ayang Jamillah! Ke sini dong! Bang Qimons, pengen di apelin nih!" ucap Qimons dengan ekspresi gemas.

"Ih, sok imut banget kayak anak gadis aja!" ketus Jamillah lewat telepon.

"Loh, kok ketus sih jawabnya? Abang, 'kan kangen sama, Jamillah!" ucap Qimons.

"Ah, gak mau! Bang Qimons jahat! Udah selingkuh sama si Cewek Tompel, itu!"

"Ih, maksudnya, Marpuah?!"

"Iya, siapa lagi!"

"Ya ampun, Bebeb! Tega banget nuduh Abang selingkuh sama boneka Annabelle! Mending jadi perawan eh, perjaga tua selamanya atu, Neng, dari pada sama dia mah!"

"Ah, bohong! Tuh buktinya, Abang cipok Marpuah, sampai jadi tompel!"

"Astafirullah! Ada ya orang yang tega fitnah, Marshanda ...." ujar Qimons seraya mengelus dada.

"Marpuah, sendiri yang bilang, Bang!"

"Jangan percaya, Neng! Jangankan sampai nyipok, gak sengaja pegang kulitnya aja langsung cuci tangan tuju kali!"

"Jadi, bener  nih, Bang Qimons gak selingkuh sama  Marpuah?!"

"Ya enggak atu, Neng! Mau jadi apa keturunan Abang nanti kalau sampai nikah sama betina model begitu,"

"Ok, Jamillah percaya, kalau gitu Jamillah OTW ke rumah Bang Qimons nih,"

"Nah gitu dong! Kalau gitu, Bang Qimons siapin makanan buat Candle light dinner  dulu ya,"

"Ok, Jamillah, juga mau siap-siap nih, mau dandan kece,"

"Tapi, jangan lama-lama ya, Neng, pakek bedaknya selapis aja, jangan tebel-tebel, Abang suka merinding solanya,"

"Ok, Bang Qimons, buat Abang apa sih, yang enggak,"

"Bye Jamillah, sampai ketemu nanti!"

"Bye juga, Bang Qimons! Muaaahhhh!"

"Muaaaaaaaaaaaaaaaa!" saking semangatnya mencium ponselnya, sampai keluar kepulan asap dari ponsel milik Qimons.

"Kok bau sangit ya?" Qimons langsung menghentikan ciumannya.

 

DUUOOORRRR...!

.

.

 

Sementara itu dari balik pintu rupanya Marpuah sudah menguping obrolan Qimons dan Jamillah lewat telepon tadi.

"Wah, Cewek Dempul, itu mau menemui, Bang Qimons nih!" Marpuah mulai waspada.

"Baik, ini tidak biasa di biarkan, Pu'ah harus kacaukan kencan mereka! Karna tiga member Kill Rabbiet itu gak boleh punya pacar sebelum Marpuah dapat jodoh!" ucap Marpuah penuh yakin.

Lalu dia segera pergi dari depan pintu Qimons dan pulang ke rumahnya, untuk mencari sesuatu yang bisa ia gunakan sebagai alat untuk mengacaukan kencan Qimons dan Jamillah.

 

Dan rupanya, di dalam rumahnya sedang ada tamu, teman dari Jeng Oktaf.

Tampak Jeng Oktaf sedang asyik mengobrol dengan teman prianya itu, yang bertubuh gagah, berotot dan berkumis hitam berkilau, yang menampakkan kesan maskulin.

"Astagah! Mami selingkuh ya?!" teriak Marpuah yang sedang syok.

"Eh, jangan salah paham, Pu'ah!" ucap Jeng Oktaf, yang juga dengan suara yang tinggi.

Sementara tamu dari Jeng Okta itu mulai menutup telinganya, yang kini berdengung dan sepertinya terjadi kerusakan di dalamnya.

"Terus siapa itu?! Mentang-mentang Papi jelek, terus Mami selingkuh sama-sama Om-om berkumis ini?!" teriak Marpuah lagi.

"Eh, jangan sembarangan, Papi kamu itu ganteng! Mami aja kadang suka susah bedain foto Papi kamu sama Foto Le Min-ho, masa seenaknya kamu bilang kalau Papi jelek!" sangkal Oktaf yang tak terima, dan masih dengan suara soprannya.

"Terus dia siapa, Mi?!"

"Yaudah, Mami kenalin, dia itu Andi Berkilau atau yang akrab di sapa sebagai Andi Lau, tukang Makeup langganan Mami," jawab Oktaf.

"Hah?! Tukang Makeup?!"

"Iya, dia makeupnya jago banget loh! Terakhir Mami di Makeup bisa mirip banget sama Kendall Jenner!"

"Wah, serius, mi! Kalau gitu, Om! Aku mau dong di Makeup biar mirip Ariana Grande!" ujar Marpuah.

Lalu si Andi yang terlihat gagah berotot dan berkumis itu langsung berdiri.

Awalnya dia terlihat sangat menyeramkan dan sedikit maskulin, tapi 2 detik kemudian dia menengklengkan ke kiri kepalanya dengan senyuman centil dan mengangkat satu tangannya dengan jemari yang berubah lentik.

 

"Itu sih, gampang say! Jangankan Ariana Grande, Ariana Grandong juga biasa hihi!" ucap Andi dengan suara sedikit bindeng tapi manja.

"Haha! Ternyata, Om Andi! Cowok yang begituan ya! Maaf ya tadi, Pu'ah udah salah paham!"

"Ih, slow say! Santai ajah...!"

"By the way, itu kumisnya kok bisa berkilau begitu si, Om?"

"Iya, dong! Kan kumis eike rajin di Creambat tiga hari sekali makanya sehat berkilau begini,"

"Oh, gitu ya! Ya ampun imut banget, kayak bulu domba garut! Haha!"

"Ih, bisa aja deh! Muka kamu juga lucu banget, kaya boneka santet haha!"

"Hahaha ahha!"

"Si Om, juga kucu haha haha!"

 

Tentu saja, berkat kehadiaran Andi Lau, alias Andi Berkilau, membuat Marpuah mendapatkan cara untuk mengacaukan pertemuan Jamillah dan Qimons.

Karna kalau Andi berhasil merias Marpuah menjadi cantik jelita, dengan begitu dia bisa menggoda Qimons, dan Jamillah akan cemburu lalu memutuskan hubungannya dengan Qimons.

 

 

 

Kurang lebih sekitar satu jam berlalu, Andi memperbaiki wajah Marpuah yang benar-benar sulit di ucapkan oleh kata-kata itu.

"Aduh, tompel kamu itu susah baget di tutupinnya, masa udah habis Concelear 2 botol masih kelihatan aja, kalau begini eike bisa rugi, Bo!" keluh Andi.

"Santuy, nanti, Pu'ah bayar, duit, Mami kan banyak!" jawab Marpuah.

 

5 menit kemudian.

"Nah, sekarang udah cantik, 'kan?" ucap Andi Lau penuh percaya diri.

"Cantik apaan? Kenapa ada kumisnya, Om?" protes Marpuah.

"Astaga! Lupa, Say, itu bukan kumis, tapi tadi eike salah naruh alis hihihi,"

"Ih, gimana sih, Om! Nanti Jamillah keburu datang nih,"

"Tenang bisa segera di perbaiki kok,"

 

3 menit kemudian.

Serek... Sreek!

 

"Jadi deh!" ucap Andi sambil mengibas-ngibaskan kuas blushonnya.

Dan Marpuah segera bercermin.

"Ya ampiun... ini beneran, Pu'ah?!" Marpuah memegang wajahnya dengan takjub.

"Pu'ah jadi cantik banget kaya boneka santet, eh, barbie!"

"Iya, dong! Andi Berkilau!" jawab Andi penuh bangga.

Lalu jemari lentiknya segera meraih rambut Marpuah dengan kasar.

"Ih, rambut Pu'ah, mau di apain?"

"Ya di kuncir buntut kuda dong! Biar mirip Ariana Grandong, eh Grande maksudnya hehehe!"

 

Srek!

Srek!

Jdug!

"Awwwh, pelan-pelan, Om!"

 

 

 

 

To be continued

Siguiente capítulo