webnovel

MCMM 2

"Gladiiiyysss... buruan bangun!" Terdengar suara menggeledek menyapa telinga Gladys. Tanpa membuka mata Gladys tahu suara siapa itu. Siapa lagi kalau bukan Khansa, sahabat sekaligus tetangganya. Selain mami dan abang-abangnya, cuma dia yang berani ngomelin Gladys.

"Apaan sih, Sa?! Nggak usah teriak-teriak kan bisa. Kepala gue pusing, nih. Lagian masih pagi juga, kan?" sahut Gladys kesal. Kepalanya masih pusing gara-gara bangunnya kaget. Sebenarnya sudah sering dia dibangunkan dengan cara seperti itu baik oleh maminya, abang-abangnya atau oleh Khansa. Tapi tadi malam dia baru tidur setelah shalat subuh, gara-gara keasyikan baca novel di aplikasi hp.

"Pala lo peyang. Matahari sudah manteng noh di atas. Burung-burung sudah ngumpet gara-gara kepanasan, ayam sudah masuk kandang lagi. Lo bilang masih pagi? Sudah hampir jam 11 nih." Khansa masih ngomel sambil melempar handuk ke Gladys yang masih terkantuk-kantuk di pinggir ranjang.

"Yaelah belum juga adzan dzuhur, Na. Elo bangunin gue lagi kalau sudah adzan ya."

"Dys, lo lupa hari ini acara kawinannya si Erick dan Qori? Kita kan disuruh jadi bridemaids. Kita kan sudah janjian mau ke salon bareng Ayu dan Intan. Si Ayu sudah booking salonnya lho. Lo tau kan susah banget buat booking di salon itu. Bisa-bisa spot kita digeser gara-gara elo, nih."

"Gue nggak usah ikutan ya jadi bridemaids. Malas banget gue."

"Yeee... nggak bisa gitulah. Dulu kan kita sudah janjian kalau salah satu dari kita nikah, yang lain harus bersedia jadi bridemaids. Di antara kita baru Wina saja yang sudah menikah. Dan nggak mungkin kita minta Wina menjadi bridemaids. Bisa-bisa kita diomelin bang Jihad."

"Sumpah gue malas banget. Elo, Ayu dan Intan didampingi calon masing-masing, yang jadi best men. Nah gue? Nggak tau deh gue bakal pasangan sama siapa." Gladys bangkit menuju sofa panjang yang ada di kamar dan kembali bergelung disitu.

"Et dah ini bocah susah banget disuruh bangun. MAKANYA BURUAN CARI PACAR!!!" Kali ini Khansa menarik Gladys sampai berdiri dan mendorongnya ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut. Kamar seorang Gladys Mariana Praditho tidak ubahnya sebuah penthouse yang dilengkapi dengan kamar mandi yang ada jacuzinya, dapur mini, walk in closet yang besarnya nggak kalah dengan gerai batik milik sang papi. Pokoknya kalau liat kamar Gladys bisa bikin kita guling-guling sambil garuk-garuk lantai plus nangis darah karena dengki.😅 Luas, mewah dan komplit cuy!!

"Gue mau sarapan dulu baru mandi." Gladys berusaha berbelok ke dapur mini yang ada di kamarnya. Di sana terlihat berbagai santapan lezat yang sesuai dengan diet yang diawasi oleh ahli gizi.

"Sarapan apaan jam segini, Non? Nggak usah ngelindur deh. Sana elo mandi, gue panggil si Endah buat nyiapin makanan lo. Atau elo mau gue panggil mbok Parmi buat mandiin elo?"

"Mbok Parmi? Emangnya gue anak kecil sampe harus dimandiin?" Tolak Gladys. "Kasih gue waktu setengah jam buat mandi."

"Kagak! Gue kasih elo waktu paling lama 15 menit. Lewat dari 15 menit, gue yang bakal mandiin elo." Ancam Khansa.

"Na, 15 menit? Luluran aja kagak cukup. Apalagi mandi. Elo kan tau gimana ritual mandi gue."

"Lupain ritual mandi lo. Habis shalat dzuhur kita langsung berangkat. Mami Cecile, papi Ditho dan bang Gibran sudah dari tadi berangkat ke hotel. Bang Ghiffari malah sudah dari malam di hotel buat ngawasin persiapan acara nikahan."

"Tapi nanti kulit gw nggak glowing Sa, kalau nggak luluran. Apalagi nanti gaunnya kan terbuka."

"Elo ada aja alasan ya. Nggak perlu tiap hari luluran, kulit lo emang sudah glowing dari sononya sayang. Nyamuk aja kepleset kalo nemplok di bahu lo. BURUAN!!!

Setengah jam kemudian mereka sudah berada di dalam mobil van yang bisa dibilang isinya tak kalah mewah dan cozy seperti kamarnya Gladys. Endah, sang asisten, duduk di baris belakang sambil memegangi makanan dan minuman nonanya. Ya, pada akhirnya Gladys tidak sempat makan di rumah. Sementara itu Khansa sibuk telponan dengan Ayu, yang bolak balik menanyakan kenapa mereka belum datang juga.

"Iya, bentar lagi kita sampai. Elo dan Intan mulai aja duluan. Lo tau kan tuan putri leletnya melebihi Gerry siputnya spongebob."

"..."

"Nih, orangnya lagi makan di samping gue. Biasa deh, doi telat bangun gara-gara baca novel."

"....."

"Iya.... iya... 10 menit lagi kita sampai. Tenang aja."

"Gara-gara elo nih, si Ayu terpaksa merayu calon mertuanya biar spot kita nggak dikasih ke orang."

"Lagian ngapain sih Ayu booking disitu? Kenapa nggak panggil mereka ke hotel aja? Kan papi sudah booking kamar buat kita."

"Ini kan salon calon mertuanya Ayu. Elo lupa dia lagi PDKT sama bundanya Vito? Nggak mungkinlah Ayu pilih salon lain. Lagian, MUA nya juga ngetop. Biasa pegang selebriti tanah air."

"Siapa MUA nya? Si Briana? Hmm.. okelah lumayan kalau dia, walaupun kelasnya masih di bawahnya Hans, MUA langganan gue."

"Kemahalan kalau kita pake Hans. Lagipula Ayu dan Intan kan berhijab. Nggak bakalan mereka mau di dandanin sama Hans."

Di antara para sahabatnya hanya tinggal dia dan Khansa yang belum berhijab. Bahkan Wina sejak menikah setahun yang lalu, kini mengenakan cadar, karena suaminya tidak ingin wajah cantik istrinya terlihat oleh lelaki lain. Qori sang calon pengantin juga berhijab, walau belum syar'i. Ayu dan Intan sudah berhijab syar'i. Khansa walau belum berhijab namun sudah mulai berpakaian lebih tertutup, karena permintaan Ghiffari, kekasihnya yang juga merupakan kakak tertua Gladys. Sementara Erick sang calon mempelai pria adalah sepupu Gladys.

"Na, Qori sudah kasih tau belum siapa pasangan gue nanti?"

"Gue nggak tau siapa namanya. Tapi kata Qori sih sobatnya Erick dan bang Gibran pas SMA."

"Siapa ya? Perasaan gue cuma kenal Putra dan Haekal. Hadeeuh jangan sampe pasangan gue lebih jelek dari Erick ya. Bisa rame netizen komenin postingan story gue nanti."

"Nah, kalau masalah itu gue nggak tau deh. Berdoa aja semoga ganteng kayak bang Ghif. Lagian lo sadis banget sih, Erick segitu gantengnya lo bilang jelek. Bisa  ngambek si Qori kalau dengar."

⭐⭐⭐⭐

Setelah selesai urusan di salon milik calon mertua Ayu, mereka menuju hotel milik keluarga Erick. Hotel tempat acara diadakan adalah milik keluarga besar Van Schuman. Salah satu  chain hotel terbesar di Eropa dan Asia. Papa Erick, om Robert van Schuman, adalah kakak tertua dari Cecile van Schuman, maminya Gladys. Om Robert yang peranakan Jerman - Solo menikah dengan tante Zahra, peranakan Arab-Aceh. Makanya anak-anak mereka Erick, Geraldine dan Ivanka memiliki paras yang rupawan.

Demikian juga dengan keluarga Cecile van Schuman dan Praditho Hadinoto. Papi Ditho yang asli Pekalongan adalah salah satu pengusaha batik terkenal di negeri ini. Produk-produknya sudah menembus pasar Eropa dan Amerika. Untuk pasar Asia tentunya sudah tidak diragukan lagi. Keluarga Papi Ditho dan mami Cecile dikaruniai anak-anak yang rupawan. Ghiffari Pradana Praditho, Gibran Deviano Praditho dan si cantik Gladys Mariana Praditho.

Masih ada anggota keluarga Van Schuman, yaitu si kembar Alexandria Van Schuman dan Alexander Van Schuman. Saat ini keduanya menetap di Jerman, mereka bertanggung jawab terhadap hotel yang ada di Eropa. Kabarnya si kembar pun pulang ke Indonesia untuk menyaksikan pernikahan keponakan mereka.

⭐⭐⭐⭐

Siguiente capítulo