webnovel

Keputusan Sulit

"Mama maafin Della, sesuai dengan janji Della. Della akan mengizinkan Mas Bian menikah lagi," ucapnya dengan nada menahan tangisan.

"Gak, aku gak akan pernah melakukan hal itu Della," bentak Bian yang suara keras.

"Siapa wanita itu?" tanya Mama Ratih.

"Dia Carissa sahabat aku sendiri Ma."

Deg

Deg

Deg

Carissa terdiam saat ini dia tidak tahu apa yang sedang di bicara oleh mereka. Della mengatakan bahwa dia akan menikah dengan Fabian, tidak mungkin pikir Carissa.

"Kamu bicara apa Della," ucap Bian dengan nada datarnya, Della melihat ke arah sang suami, tidak pernah Bian bersikap se datar ini terhadapnya.

"Bukan kah aku sudah memintanya Mas, kamu harus menikah lagi. Dan saat ini aku sudah memiliki calonnya. Jadi kita sudah bisa melaksanakan apa yang Mama inginkan," ucap Della.

Carissa yang berada di dalam sana , sungguh tidak lah mengerti dengan apa dan seperti apa situasi ini yang sekarang sedang terjadi. Carissa masih diam dirinya juga bingung harus mengucapakan sesuatu tapi apa.

"Ini pasti sudah kamu rencanakan," tunjuk Bian kepada Carissa yang masih saja diam.

Dahi Carissa berkerut apa yang dikatakan oleh bos nya itu, apa maksudnya siapa dan apa yang sudah dirinya rencanakan.

"Kamu sengaja masuk ke perusahaan saya, terus mencoba meminta istri saya untuk melakukan hal konyol ini. Apa yang kamu inginkan hah?" bentaknya. Carissa memandang tajam kearah Bian, dirinya tidak suka diperlakukan seperti ini seolah dirinya yang bersalah padahal Carissa saja tidak tahu apa yang terjadi.

"Kamu saya pecat," ucap Bian dengan emosi yang sudah tidak bisa terkontrol, Carissa hanya dapat memandang kesal ke arah Bian. Sakit hatinya, bukan hanya karena bentakan Bian tapi karena ada sesuatu yang membuat Carissa kecewa.

"Terima kasih, tapi asal Anda tahu. Saya tidak seperti yang anda bicarakan." Carissa pergi dari sana, Della memanggil nama sahabatnya itu.

***

Saat ini Carissa sedang membereskan barang barangnya, sungguh perkataan Bian membuat Carissa seperti wanita murahan.

"Gue menyesal pernah punya rasa sama kamu Mas," gumamnya dalam hati.

Setelah selesai membereskan barang barangnya Carissa pun segera pergi dari sana. Semua orang melihat kearah Carissa, kaget dengan akan hal yang dilakukan oleh Carissa.

"Loe mau kemana Ca," ucap Andrian. Laki laki segera mencekal lengan Carissa.

"Saya mau pergi pak," jawabnya. Hal tersebut membuat dahi Andrian berkerut.

"Kamu kenapa Ca?" tanya Andrian lagi, tapi Carissa segera meninggalkan Andria tanpa berbicara sedikit pun.

Andrian bingung lalu mencoba menghubungi Bian tapi laki laki itu tidak bisa dihubungi, membuat Andrian kesal dibuatnya.

***

Sudah dua hari sejak kejadian itu, Bian dan Della juga perang dingin. Della selalu saja meminta untuk sang suami mau menerima semuanya, tapi Bian masih saja menolak laki laki itu tidak mau.

"Mas please kali ini aja," bujuk Della.

"Tidak sekali tidak aku tetap akan tidak."

"Tapi Mas ...."

"Tidak sayang, tolong mengerti aku. Aku tidak bisa," ucapnya dengan nada sedih. Bukan kenapa Bian seperti ini itu semua karena ada sesuatu yang akan membuat keluarga nya berantakan jika Bian menerima Carissa.

"Ceraikan aku jika Mas tidak mau menikah dengan Carissa," ucap Della.

Hal itu membuat Bian yang sudah mau keluar dari kamar terhenti, dia melihat kearah sang istri yang menatapnya tajam. Bian hanya bisa mengembuskan napasnya kasar.

"Oke aku terima. Tapi kamu harus ingat jika sesuatu saat nanti ada hal yang tidak ingin terjadi. Jangan pernah salah kan keputusan aku," ucap Bian lalu pergi dari sana.

Senyum licik terbit di bibir Della, akhirnya gampang sekali membujuk sang suami pikirnya. Della pun mulai mengatur strategi untuk membujuk Carissa. Wanita itu tahu apa kelemahan sang sahabat sehingga dirinya mudah untuk mengusik ketenangan Carissa.

***

Della segera datang ke rumah Carissa wanita itu ingin segera menemui sahabatnya itu Della juga sudah menyiapkan semuanya agar Carissa tidak bisa lagi menolak keinginan nya.

Wanita itu sungguh ingin Carissa menjadi madunya baginya hanya wanita seperti Carissa yang bisa melakukan semua rencananya.

Tok

Tok

Tok

Della sudah berdiri di depan pintu kostan milik Carissa wanita itu sudah memasang wajah penuh drama agar semuanya berjalan dengan lancar.

"Assalamualaikum."

Ceklek

Pintu rumah itu terbuka, dan menunjukkan keberadaan Carissa yang sedang bersiap ntah mau kemana.

"Waalaikumsalam, loh Del masuk silakan."

Della pun masuk ke dalam rumah tersebut, ada rasa enggan di dalam hatinya bukan tanpa sebab wanita itu bertingkah seperti itu. Sikap Della yang dulu dengan sekarang sungguh sangat berbeda.

"Silakan duduk Del, maaf jika tak sesuai dengan keinginan kamu," ujar Carissa. Della hanya tersenyum kecut, wanita itu berusaha menahan semua yang ada di pikirannya.

"Terima kasih, aku ke sini hanya ingin meminta oh bukan lebih tepatnya menginginkan kamu untuk menjadi rahim pengganti untuk aku," ucap Della to the point.

"Ma-maksud kamu apa Del? Kamu jangan gila tidak mungkin aku bisa melakukan hal yang tidak masuk akal itu. Kamu masih ingat bagaimana suami kamu itu, memaki aku kemarin. Aku yang tidak tahu apa apa tapi menjadi imbas untuk semuanya."

"Aku tahu, Mas Bian juga sudah setuju dengan apa yang aku ucapkan kok Ca jadi." Ucapan Della segera di potong oleh Carissa, wanita itu masih syok akan apa yang baru saja dirinya dengar.

"APA!!!" pekik Carissa.

"Kamu santai saja dulu, aku punya solusi untuk masalah kamu. Aku tahu panti asuhan kita dulu saat ini dalam masalah, aku bisa membantu semuanya. Tapi kamu harus mau melakukan apa yang aku inginkan. Hanya melahirkan anak Mas Bian setelah itu kamu, bebas mau melakukan apa saja. Aku hanya mau Mas Bian memiliki anak dari darah dagingnya sendiri bukan ank angkat yang tidak jelas asal usulnya."

Carissa terdiam, apa Della tahu soal yang saat ini terjadi.

"Kamu harus memikirkan semuanya dengan baik, jangan egois. Kapan lagi kamu membantu panti asuhan itu jika bukan saat ini. Setelah kamu menyetujui hal tersebut, saat itu juga panti asuhan itu akan aman."

Della beranjak dari tempat itu, tapi sesaat di depan pintu Della segera berbalik dan melihat Carissa dengan tatapan mengejek.

"Aku tunggu jawaban kamu besok, karena kalau kamu tidak mau aku bisa pastikan bahwa kamu mungkin gak akan pernah melihat tawa anak panti lagi," ucapnya dengan penuh penekanan.

Air mata Carissa turun tak terbendung lagi, dirinya bingung harus bersikap seperti apa pilihan yang sangat sulit baginya, tidak mungkin dia rela memberikan anak yang dia kandung selama 9 bulan lalu ditinggalkan tapi dia juga tidak bisa melupakan bagaimana perjuangan ibu panti untuk saat itu.

"Aku harus bagaimana."

###

Hallo bab 5 meluncur bagaimana dengan cerita mereka?? semoga kalian semua suka ya. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. love love

Siguiente capítulo