webnovel

MELUKIS CAHAYA

aku di besarkan dengan sayap yang lemah dan selalu patah

namun itu tak menjadi alasanku untuk tampak cengeng ke semua orang,

aku di besarkan dengan sangat keras hingga hatiku pun ikut mengeras namun aku masih memiliki rasa iba sesama manusia.

aku tahu aku berbeda dari yang lainnya....

orang tuaku mendidikku sangat keras hingga aku berpikir aku bukan anaknya melainkan bonekanya,

saat semua anak memiliki kebebasannya masing-masing aku terkurung di penjara yang disebut rumah,

aku tak tahu bagaimana rasanya memiliki teman apalagi memiliki seorang pacar,

aku terbelenggu di satu tempat yang memiliki cahaya berbeda dari tempat lainnya,

aku masih ingat saat aku terlalu takut pada dunia hingga ku genggam tangan ibuku sekuat tenagaku agar aku tak sendiri,

namun karena itu hingga saat ini aku tak bisa jauh dari ibuku seperti ada rantai yang selalu mengatur kemana langkahku berjalan ataupun berlari,

Dari dulu aku tak pernah membangkang perkataan orang tuaku karena aku takut sendiri,

namun karena itu orang tuaku selalu mematahkan sayapku dengan membandingkanku,

sekarang aku tak pernah lagi berharap sayap yang di patahkan oleh orang tuaku sendiri bisa sesempurna sayap milik orang lain,

aku terlalu takut untuk sendiri hingga akhirnya aku hidup hanya bersama buku dan jalanku tak pernah seterang jalan orang lain,

bahkan aku sendiri lupa bagaimana masa kecilku apakah seindah bunga atau menyedihkan?

aku tak pernah tahu hal itu...

aku memilih untuk memendamnya dan menjadi pendiam hingga waktu yang aku sendiri tak tahu kapan berakhir,

karena sifatku yang pendiam tak jarang orang-orang menghujatku dengan mengatakan aku bisu,anak yang terkutuk ataupun angkuh dan sombong,

aaaaaahhhhh.....

IBU....

AYAH.....

kembalikan masa keciku.....

aku ingin seperti yang lainnya bisa menikmati masa-masa mereka tumbuh...

masa dimana aku bisa bercanda dan bergurau bersama teman sebayaku,

masa dimana senyumku yang tulus terukir di bibirku bukan senyum palsu yang menyimpan luka,

kembalikan sayapku aku ingin terbang dengan mimpiku sendiri sama seperti yang lainnya,

aku ingin menghabiskan masa mudaku duduk bersama yang lainnya melihat pencapaian yang kami toreh atas kerja keras kami,

bukan seperti ini...

ku mohon jangan menahanku seperti tahanan,

jangan melarangku melangkah ke masa depanku karena anakmu ini sudah besar,

aku sudah tahu yang mana baik untukku dan yang mana buruk,

tugasku akan baru di mulai aku hanya meminta doa kalian saja,

aku tahu cara menjaga diriku hanya saja tolong awasi anakmu ini,

IBU...

AYAH...

tolong lukiskan cahaya untukku agar aku bisa menirunya dengan caraku sendiri,

jangan lukiskan jurang padaku lalu kalian memintaku mendakinya hingga nafasku berhenti,

tolong lukiskan cahaya dari perjalanan hidup yang telah kalian tempuh,

jangan lukiskan sebuah ranjau untuk ku tiduri sebagai peristirahatan terakhirku.

aku adalah aku bukan sebuah mainan atau boneka....

sebelumnya aku minta maaf sudah jarang menulis kutipan tidak seperti bulan yang lalu hampir tiap hari aku menulis.Alasanku jarang menulis adalah aku sedang menyelesaikan satu buku yang isinya hampir sama dengan ini namun yang berbeda mungkin alur dan bahasa yang ku gunakan adalah bahasa asing yaitu korea dan inggris.Jadi aku meminta doanya semoga aku bisa menyelesaikan buku itu tahun ini,sekedar info jika tidak ada kendala buku itu akan saya rilis di play book dan spoilernya pasti saya akan terbitkan di buku ini.

Baiklah kita kembali lagi pada kutipan ku di atas,mungkin sudah jelas sekali apa yang terkandung setiap kata.Kutipan di atas sangat menggambarkan diriku yang dulu saat umurku masih belasan tahun dan aku masih duduk di bangku sekolah.

setiap hari aku iri dengan teman-temanku yang selalu duduk bersama lalu berbagi cerita dengan yang lain tentang apa yang mereka buat kemarin sedangkan aku hanya duduk di sudut ruangan lalu mendengarkan musik sambil memegang sebuah buku atau menggambar.

memang dari luar aku tampak acuh namun di dalam hatiku aku seperti terintimidasi kenapa aku berbeda dari yang lainnya bahkan jika ada tugas kelompok aku seperti tak pernah di anggap,mereka terlalu takut dengan diriku dan orang tuaku padahal aku ingin seperti mereka.

aku tak pernah mendapatkan izin dari orang tuaku jika ada tugas kelompok yang akan di kerjakan di rumah temanku kalau pun aku di izinkan aku pasti harus membawa salah satu anggota keluargaku untuk mengawasiku.

banyak hal yang dilakukan teman-temanku ingin aku juga lakukan namun kembali lagi aku memang di takdirkan sendiri masa itupun berlalu begitu cepat hingga sampai detik ini aku sendiri lupa bagaimana aku menjalani hidupku dulu apakah bahagia atau tidak?,aku masih ingat saat masa depresiku dulu setiap melewati jembatan aku pasti berhenti dan menoleh ke bawah dengan waktu yang sangat lama.Aku berkeinginan untuk mengakhiri hidupku namun aku juga tak tahu apa yang menahanku tak melakukan hal itu.

masa kecil dan remaja,kedua masa yang aku sendiri tak tahu bagaimana aku menjalaninya namun yang terpenting sekarang masa dewasa ku baru saja di mulai dan depresi itu telah ku lalui.

Aku mulai menutup lembaran itu dan melangkah ke jalan yang aku sendiri buat,

memang awalnya di tentang namun pada akhirnya aku berani dan bisa mencapai puncakku sendiri.

jadi dari pengalamanku untukmu pembaca setiaku.

aku berharap masa depresimu berlalu tanpa luka dan kau bisa bangkit menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.Aku tahu banyak alasan untukmu mengakhiri hidup namun percayalah akan ada pula alasanmu tetap menjalani hidup yang penuh drama ini.

Nikmati setiap proses yang kau jalani sekarang agar nanti ketika kau sukses akan ada cerita yang kau sendiri bangga untuk menceritakannya ke semua orang.

Semangatlah menjalani hidup dan ingat jika tak ada orang yang bisa melukiskan cahaya untuk kau lalui maka lukislah sendiri dengan usahamu kau pasti bisa.

Siguiente capítulo