webnovel

Bab 38. Hati Yang Kau Pilih(7)

Sore itu Sabda sepulang dari kampus sengaja tidak kembali pulang ke asrama melainkan ke supermarket untuk membeli sesuatu. Setelah barang dia dapat kemudian dia datang ke kasir untuk membayar barang itu. Dia bayar dengan uang tunai tanpa dia sadari ketika mengambil dompet ada barangnya yang terjatuh di lantai. Rupanya kartu kredit yang terselip di dalam dompet.

Setelah melakukan pembayaran di kasir Sabda pergi meninggalkan kasir itu.

Ternyata di belakngnya ada Jesica yang mengantri pembayaran di kasir setelahnya.

Jesica mengambil barang itu.

Setelah melakukan pembayaran di kasir jesica segera menghampiri Sabda yang berada di luar supermarket itu.

"Hai, apakah ini punya kamu?" Tanya Jesica kepada Sabda yang berada tidak jauh darinya.

"Dari mana kamu dapatkan ini?" kata Sabda kepada Jsica.

"Aku dapatkan ini terjatuh di lantai saat kamu mengambil dompet dari kantong celana kamu." Jawab Jesica.

"Dari bahasa kamu kamu orang Indonesia, sudah lama tinggal di sini?" Tanya Sabda kepada Jesica.

"Saya tinggal disini ikut kedua orang tuaku. Ayahku kerja di kantor kedutaan dan saya ikut semenjak beliau berdinas di sana." kata jesica.

"Bagaimana kamu tahu Aku orang Indonesia, padahal di Amerika sini banyak orang asia yang migran di sini tidak hanya Indonesia saja. Seperti Malaysia, Thailand, philipin, vietnam dan orang melayu lainnya?" Tanya Sabda kepada Jesica.

"Ya, Aku hanya nebak saja. Orang Indoneaia itu paling gemar produk luar, tidak percaya diri. Dari cara kamu berpakaian saja saya bisa nebak. Beda dengan orang philipin, vietnam dan bangsa melayu lainnya, meskipun mereka hidup di negeri orang cara hidup mereka masih kental dengan tradisi mereka." Terang Jesica.

"Kita sudah ngobrol dari tadi tetapi belum kenalan. Kenalkan Saya Sabda, kamu? " Tanya sabda sambil mengulurkan tanganya.

"Saya Jesica." Kata Jesica sambil menyambut tangan Sabda dengan bersalaman.

"Kamu masih kuliah apa kerja ?" Tanya Sabda kepada Jesica.

"Dua-duanya, kerja sambil kuliah." Jawab Jesika.

"kuliah regular apa bukan? "Tanya Sabda ingin tahu.

"Saya kuliah regular tetapi kerjanya freelance." Jawab Jesica kepada Sabda.

"Seperti apa itu kerja Freelance." Tanya Sabda kepada Jesica.

"Kerja freelance itu kerja apa saja, bahasa kasarnya kerja serabutan. Kadang bisnis catering, kadang bisnis travel, mana ada job ya diambil." Terang Jesica kepada Sabda.

"Apa nggak ribet kerja gonta-ganti job seperti itu." tanya Sabda.

"Ya, bagi yang melihat pekerjaan seperti itu ribet, tetapi bagi yang berprofesi seperti itu biasa-biasa saja, justru terasa asik karena tidak monoton pada satu pekerjaan." Terang Jesica.

"Sudah dulu ya ngobrolnya, kapan-kapan kita bisa ngobrol lagi. Ngomong-ngomong boleh aku minta nomer handphon kamu." Pinta Sabda sebelum pergi meninggalkan jesica.

"Boleh, kamu catat ya, nomer aku." Kata Jesica sambil mendiktekan nomer handphon miliknya.

Keduanya berpisah setelah sekian waktu ngobrol di halaman supermarket itu.

Malam semakin larut, Raja masih duduk di ruang tengah sambil nonton siaran televisi. Dan Rini pun datang menghampiri.

"Sudah malam, Kak Raja sebaiknya tidur!" Kata Rini kepada Raja.

"Tinggalkan aku sendiri disini." Jawab Raja.

Rini beranjak pergi meninggalkan Raja di depan televisi. Ada perasaan bersalah dalam dirinya. Kehidirannya terasa asing dan tidak dibutuhkan oleh Raja. Dari balik kamarnya dia mengamati Raja yang duduk sendiri di ruang tengah. Malam semakin larut semua sudah tertidur karena lelah dengan aktifitas seharian. Kembali Rini menengok Raja dari balik kamarnya namun masih saja Raja duduk menyendiri di sana. Sepertinya tidak ada cara lain untuk menarik hati Raja.

Sementara Syifa pulang dari kuliah harus mempersiapkan diri memberikan materi les privat ke rumah Ibu Rosmalia.

Segera dia menggunakan aplikasi ojek online untuk mudahkan perjalanannya ke rumah Ibu Rosmalia. Tidak lama ojek online itu datang dan menghampirinya.

"Antar sesuai aplikasi ya Bang! " Kata Syifa kepada driver ojek online itu.

"Iya neng." Jawab driver ojek online itu.

Syifa segera naik dan duduk di belakang jok motor itu hingga mengantarkannya ke rumah Ibu Rosmalia. Beberapa saat kemudian sampailah dia ke alamat yang dituju.

"Saya bayar pakai gopay ya Bang." Kata Syifa kepada driver ojek online itu.

"Iya Neng." Kata driver ojek online itu.

"Terima kasih ya Bang." Kata Syifa kepada driver ojek online itu.

"Sama-sama Neng." kata driver ojek online itu dan beranjak pergi meninggalkan Syifa.

Di depan gerbang pintu rumah itu Syifa segera membunyikan bel rumah dengan menekan tombol yang ada di balik pintu itu.

Tidak berapa lama Ibu yang kerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah Ibu Rosmalia itu datang dan menghampiri Syfa.

Sambil membukakan pintu gerbang Ibu itu menyapa.

"Assalamualaikum Bu." Kata Syifa menyapa Ibu itu.

"Waalaiakumsalam, eh Neng Syifa silakan masuk! " Kata Ibu itu kepada Syifa.

Syifa berjalan dan masuk rumah itu.

"Nak Syifa mari Ibu antar ke ruang belajarnya."

Kata Ibu Rosmalia kepada Syifa.

"Iya Bu." Jawab Syifa.

"Nadya Ini kak Syifa yang akan temani kamu belajar di sini."Kata Ibu Rosmalia kepada Nadya anaknya.

Nadya kecil datang dan menghampiri mereka sambil membawa gadeged di tangannya.

"Boleh Kakak kenalan." Kata Syifa sambil mengulurkan tangannya.

Dan nadya kecil hanya mengangguk dan membalas uluran tangan Syifa.

"Nama Kakak Syifa, Adik siapa namanya?" Kata Syifa memperkenalkan namanya.

"Nadya. " Jawabnya polos sambil menyalami Syifa.

"Nadya paling suka mainan apa?" Tanya Syifa kepada Nadya.

"Main gem di gadged." Jawab Nadya.

"Boleh Kakak ikut nonton gemnya?" Kata Syifa kepada Nadya.

Nadya tersipu malu namun akhirnya dia memperlihatkan gem kesukaannya.

"Nadya, di sekolah boleh gak bawa gadeged untuk main game?" Kata Syifa kepada Nadya.

"Tidak boleh, dimarahi Ibu guru." Jawab dia polos.

"Kalau di rumah mau gak main game sambil belajar sama Kakak?" Tanya Syifa kepada Nadya.

Nadya menjawab dengan anggukan kepala tanda setuju.

"Nadya punya banyak teman disekolah? "

Tanya Syifa kepada Nadya.

Nadya menjawab dengan anggukan kepala.

"Coba ceritakan kepada kak Syifa siapa teman Nadya yang paling lucu.

"Teman Nadya yang paling lucu si Fadil, kalau ketawa kelihatan giginya ompong atau suka nangis kalau di tunjuk bu guru suruh maju di depan kelas membaca pelajaran." Cerita Nadya dengan kepolosannya.

"Kalau Nadya, disuruh bu guru maju kedepan nangis nggak?" Tanya Syifa kepada Nadya.

"Nggak." Jawab Nadya.

"Coba sekarang yang tema lima dibaca, kakak mau dengar!" Kata Syifa.

Nadya turuti perintah Syifa dengan senang hati. Dibacanya tema lima dalam lembar kerja siswa.

Dalam benak pikiran Syifa mulai terbaca karakter Nadya yang tidak mau belajar sehingga mendapatkan nilai buruk. Selain itu Sepertinya kondisi mental Nadya mengalami sedikit keterlambatan perkembangan dari anak seusia dia. Meskipun kecerdasan otaknya tidak terganggu dengan IQ delapan puluh lima.

Siguiente capítulo