Ruang medis dan ruang rawat pasien, Markas Utama CNY Company.
Benvolio mengintip keadaan Mataya melalui celah kaca yang terpasang di pintu ruang rawat pasien. Belum ada kemajuan dari kondisi Mataya. Dia masih belum memunculkan tanda-tanda dirinya akan siuman di waktu yang dekat.
Benvolio sedikit merasa bersalah kepada Mataya. Dia takut hal yang menimpa Mataya adalah karena ulahnya juga. Sudah 6 tahun Benvolio mencoba memburu 'sarang monster' dan selama itu pula sudah banyak korban yang berjatuhan karena dirinya.
"Aku harus bertindak lebih cepat. Selama ini aku hanya berdiam diri sambil menunggu kabar dan informasi mengenai 'sarang monster' dan mereka yang selalu melakukan penyerangan lebih dulu. Jika begini terus, posisiku tidak diuntungkan."
"Sekarang sudah saatnya mereka membayar semua perbuatan yang telah mereka perbuat!" Benaknya dipenuhi dengan gairah untuk membalas dendam kepada 'sarang monster'.
Benvolio kemudian duduk di depan ruang rawat Mataya dan segera membuka berkas-berkas yang Biserka bawa dari apartemennya. Benvolio mulai menelisik dan mempelajari kembali berkas-berkas tersebut.
Dia mulai menghubungkan kejadian-kejadian ganjil yang terjadi belakangan ini. Saat dirinya tengah melakukan pengecekan terhadap berkas-berkas tersebut tak lama Kael datang dan dia tersandung kursi sehingga menumpahkan kopi miliknya di berkas-berkas yang sedang Benvolio baca.
Benvolio sangat kesal karena Kael yang ceroboh dan tidak hati-hati hingga membuat berkas-berkasnya basah dan membuatnya berhenti melakukan aktivitasnya saat ini---karena tidak mungkin untuk melanjutkan membacanya dengan keadaan kertas-kertasnya yang seperti itu. Untung saja masih ada soft filenya sehingga emosi Benvolio masih bisa sedikit dikendalikan.
"Maaf Tuan Benvolio, aku benar-benar tidak bermaksud untuk merusak berkas-berkasmu. Maaf atas kecerobohanku," ucap Kael meminta maaf kepada Benvolio atas kecerobohannya.
Benvolio sama sekali tidak menghiraukannya, dia hanya menatap tajam Kael sebentar lalu segera beranjak dari kursi dan pergi darisana.
Kael yang melihat sikap Benvolio seperti itu pun tidak ambil pusing dan kesal dengannya. Kael memaklumi sikap Benvolio karena dirinya lah yang telah melakukan kesalahan padanya, jadi wajar saja jika Benvolio bersikap seperti itu padanya. Kael kemudian memanggil salah satu staff yang ada untuk membersihkan tumpahan kopi tersebut dan dirinya segera bergegas mencari Vla.
***
Taman belakang Markas Utama CNY Company. Shanghai, China.
Dari kejauhan, Kael melihat wanita yang sudah sangat familiar di matanya. Walaupun dia hanya melihat bagian belakang wanita tersebut, tetapi dia sangat tahu bahwa wanita tersebut adalah Vla, tunangannya. Dia lalu segera menghampiri wanita yang sedang duduk menikmati pemandangan sore hari itu.
"Ternyata kau disini, Tuan Putriku," ujar Kael lalu memakaikan jaket miliknya di pundak Vla. "Pakai jaketku, kau bisa masuk angin nanti."
Vla menoleh dan menatap hangat Kael. Disaat seperti ini, memang hanya Kael yang bisa membuat dirinya merasa aman dan nyaman. Kael seperti obat penyembuh bagi Vla.
Kael sangat mengerti apa yang Vla butuhkan dan Kael selalu ada saat Vla butuhkan. Vla sedikit merasa bersalah terhadap tunangannya itu. Vla sama sekali belum pernah melakukan hal-hal seperti yang Kael lakukan untuknya.
"Ada apa, cantik? Apakah ada hal yang sangat menganggu pikiranmu hingga membuatmu sangat tidak nyaman seperti ini?" tanyanya dengan lembut sambil mengusap gemas kepala Vla.
Vla menarik napasnya dalam-dalam dan mengembuskan nya perlahan, "Tidak apa-apa, hanya sedikit frustrasi saja dengan semua ini." Vla lalu menyenderkan kepalanya di bahu Kael.
Kael terus mengusap kepalanya dengan lembut. "Baiklah aku akan membawamu ke tempat dimana kau bisa kembali merasa senang dan melupakan masalahmu sejenak malam ini," ucapnya sambil tersenyum kepada Vla.
Pria berpostur tubuh tinggi dan juga kekar ini selalu bisa membuat Vla bahagia. Pria berambut ikal kecokelatan dengan warna mata amber ini sangat tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat pasangannya merasa senang kembali.
"Kemana?" tanya Vla singkat.
Kael tersenyum meledek, "Rahasia dong, Tuan Putri. Yang pasti akan ada kejutan untukmu malam ini."
"Cih," Vla mendesis gemas mendengar jawaban Kael yang sok surprise seperti itu.
***
Ruang medis dan ruang rawat pasien, Markas Utama CNY Company.
Setelah berbincang-bincang sebentar dengan Biserka di ruangan pribadi Mataya beberapa saat yang lalu, Ahmed segera kembali ke ruang rawat Mataya dan menunggu di depan ruangan tersebut.
Ahmed ditemani oleh Callista yang juga sedang menjaga Verasha, rekannya Biserka, di depan ruang rawatnya yang bersebelahan dengan ruang rawat Mataya.
Sementara itu, Biserka berada di ruang tunggu bersama Pavlo. Biserka mencoba mencari tahu siapa pelaku dibalik insiden yang terjadi pada Mataya. Dia memulainya dengan mencoba mencari tahu pelaku yang meretas sistem mobil milik Mataya.
Biserka mulai menggunakan keahliannya sebagai seorang hacker handal dan juga agen CIA terhebat di generasinya. Dia mau orang yang mencoba mencelakai Mataya mendapatkan balasan yang sepadan. Biserka tidak akan tinggal diam melihat Mataya menjadi seperti itu akibat perbuatan orang jahat.
"Bagaimana, Bis? Apa kau sudah mendapatkan pelaku peretasnya?" tanya Pavlo yang juga sibuk mencari pelaku pengirim pesan teror Benvolio.
"Harusnya sebentar lagi akan muncul datanya. Sepertinya orang yang meretas sistem mobil Mataya memiliki backingan yang kuat dibelakangnya. Dan juga, tidak sembarang orang bisa meretas mobil dengan sistem keamanan seperti mobil Mataya itu. Pelakunya pasti orang yang berkuasa dan memiliki kemampuan. Aku curiga ini ada hubungannya dengan kasus yang sedang Mataya tangani di Indonesia."
"Kasus yang sedang dia tangani? Apakah menurutmu ini semua ada hubungannya dengan Benvolio dan 'sarang monster'?" tanya Pavlo yang juga mulai bertukar pendapat dengan Biserka mengenai masalah yang sedang terjadi.
Biserka menggeleng pelan sambil sesekali menyeruput jus kiwinya yang belum juga habis sejak tadi, "Kurasa tidak ada hubungannya dengan Benvolio dan 'sarang monster'."
Pavlo mengangguk mengerti dan mulai mencoba melacak kembali pengirim pesan teror tersebut. Nomor sekali pakai yang digunakan oleh pengirim pesan tersebut membuat dirinya sedikit kesulitan mencari pelaku tersebut.
"Kenapa kau kepikiran yang terjadi pada Mataya ada hubungannya dengan Benvolio dan juga 'sarang monster', Pav?" tanya Biserka tiba-tiba yang membuat konsentrasi Pavlo pecah.
Pavlo belum berani memberi tahu Biserka mengenai pengirim pesan teror yang membuat Benvolio menemukan Mataya dalam keadaan sekarat seperti itu. Pavlo takut hal ini malah akan memperkeruh situasi yang belum jelas ini.
Pavlo mencoba memutar otaknya untuk memberikan alasan lain yang juga logis untuk meyakinkan Biserka mengenai asumsinya tadi.
"Tidak, hanya saja aku terpikirkan karena kau adiknya Mataya dan sedang mencari 'sarang monster' jadi mereka memberikanmu pelajaran agar kau berhenti."
"Begitu pula dengan Benvolio, karena Mataya akan menjadi partner projek nya mungkin 'sarang monster' memutuskan untuk menyerang Mataya agar Benvolio juga berhenti mencari mereka semua," jawab Pavlo yang tidak sepenuhnya berbohong kepada Biserka mengenai pendapatnya itu.
Biserka mengernyitkan alisnya, "Apa mungkin semua ini memang benar-benar berhubungan satu sama lain, Pav?" dia sedikit mendapat pencerahan dari pendapat yang Pavlo ucapkan tadi.
"Who knows?"
-bersambung-
*Note*
Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan.
Aku ingin meminta tolong kepada kalian jika menyukai ceritaku tolong memberikan ulasan terhadap karyaku ini ya dan tambahkan juga ke koleksi kalian agar tidak ketinggalan update!^^
Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, sekali lagi, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^
Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 32 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^
Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^
Salam hangat
Chasalla