webnovel

11. RAIHANA

MOHAMMED'S WIVES (Part-17)

Berhubung kisah Maria Quptiyah menyangkut surah At-Tahrim, maka saya akan menyampaikan peran Umar bin Al-Khattab terhadap ayat-ayat yang dikeluarkan Muhammad, termasuk surah At-Tahrim ayat 5.

Semasa Muhammad masih hidup, ada beberapa orang yang dominan berperan di sekitar Muhammad. Salah satunya 'Umar bin Al-Khattab, ia memainkan peran penting. Umar, yang juga salah satu mertua Muhammad adalah seorang jihadis pemberani. Kepadanya Muhammad banyak bergantung. Sepertinya Umar paham betul sumber-sumber wahyu sebenarnya. Jadi Umar kerap mengintimidasi Muhammad, sehingga beberapa pendapat seperti apa yang diajukan oleh Umar dan Muhammad menerimanya, dan tiba tiba muncul dalam wujud ayat-ayat, antara lain:

- Ayat tentang Hijab (QS 24:31)

- Ayat yang memberikan peringatan Muhammad terhadap perseteruan istri-istrinya yang bertikai dalam dua kubu (QS 66:5)

- Gagasan Nabi Ibrahim sholat di Ka'bah (QS 2:125).

Dibawah ini adalah hadis tentang apa yang dikatakan Umar, dan beberapa ayat Qur'an yang literasinya sesuai kata demi kata dengan apa yang pernah dikatakan Umar kepada Muhamad:

Sahih al-Bukhari, Vol 1, bab Shalat, no. 395 atau Sahih al-Bukhari, no. 402:

Diriwayatkan 'Umar (bin Al-Khattab): Allah setuju denganku dalam tiga hal: Aku berkata, "Wahai Rasul Allah, aku berharap kita mengambil tempat Ibrahim sebagai tempat sholat kita (untuk beberapa sholat kita). Maka turunlah wahyu ilahi; Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tenpat shalat. Dan telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang i'tikaf, yang ruku dan yang sujud (al-Baqarah; 125). Dan sehubungan dengan (ayat) hijab bagi wanita, aku berkata, "wahai Rasul, aku berharap engkau memerintahkan istri-istrimu untuk menutupi diri dari pria, karena para pria yang baik dan buruk melihat dan berbicara dengan mereka. Maka ayat hijab bagi perempuan diwahyukan (An-Nur; 31). Suatu ketika para istri nabi bersatu menentang Nabi dan aku berkata kepada mereka, "mungkin jika Nabi menceraikan kalian semua maka Tuhannya (Allah) akan memberikan sebagai gantimu istri-istri yang lebih baik daripadamu. Maka ayat ini (kalimat yang sama dengan yang telah kukatakan pada nabi) turun." (At-Tahrim: 5). Jika Nabi menceraikan kamu. bisa jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.

Usulan Umar tentang hijab diawali ketika Umar memergoki Saudah (salah satu istri nabi) keluar rumah pada malam hari dengan mengenakan pakaian seadanya;

Sahih Muslim, (bi Syarhi An Nawawi) jilid IV, no 2032:

Dari Aisyah r.a, yang berkata ; Istri Nabi saw keluar waktu malam apabila mereka hendak buang hajat. Lalu Umar bin Khattab melihatnya dan mengusulkan kepada Rasulullah saw, supaya para istri beliau memakai hijab (agar tidak terlihat orang). Tetapi Rasulullah saw diam saja, tidak melakukan apapun yang diusulkan Umar. Maka pada suatu malam, keluarlah istri Nabi, Saudah bin Zam'ah. Lalu ia ditegur oleh Umar; "Hai Saudah! Aku mengenali engkau!" Sesungguhnya Umar menegurnya hanya karena dia ingin semoga Allah menurunkan ayat yang memerintahkan hijab. Memang tidak lama kemudian, turunlah ayat hijab.

[Untuk riwayat serupa, lihat Sahih Bukhari, Vol 1, No 148 / Vol 6, No 10, No 313 & No 318 / Vol 8, No 257 & Sahih Muslim, Buku 26, No 5397]

Selain ayat-ayat diatas Umar juga menciptakan adzan. Kaum Sunni mengklaim bahwa adzan tidak ditulis ataupun dikatakan Muhammad, namun oleh salah satu sahabatnya. Yakni Umar bin Al Khattab. Muhammad menyukai dan menerima gagasan memanggil umat beriman untuk sholat. Karena suara Bilal yang menakjubkan, Muhammad memilih seorang budak (hitam) Habashi yang bernama Bilal ibn Rabah, untuk melantunkan adzan.

Sahih al-Bukhari, 604 atau Sahih al-Bukhari, Vol. 1, Bab Azan, no.578:

Dikisahkan oleh Ibn 'Umar: Ketika orang Muslim tiba di Madinah, mereka biasa berkumpul untuk salat, dan terbiasa menebak waktu untuk itu. Pada masa itu, praktik adzan belum diperkenalkan. Begitu mereka membahas masalah ini terkait adzan. Beberapa orang menyarankan penggunaan lonceng seperti orang Kristen, yang lain mengusulkan terompet seperti tanduk yang digunakan oleh orang Yahudi, tetapi 'Umar adalah orang pertama yang menyarankan bahwa seseorang harus memanggil (orang-orang) untuk sholat; jadi Rasul Allah memerintahkan Bilal untuk bangun dan mengucapkan Adzan untuk sholat.

Kembali kepada kasus Maria. Ketertarikan Muhammad secara seksual kepada Maria diceritakan oleh Aisyah yang menggambarkan kecemburuannya terhadap Maria; "Aku tidak pernah merasa begitu cemburu seperti kepada Maria. Hal ini Karena dia adalah wanita berambut ikal yang cantik jelita. Nabi sangat tertarik kepadanya. Pada mulanya Maria tinggal dekat kami dan Nabi menghabiskan waktu siang dan malam bersamanya, kami protes dan Maria ketakutan." (Tabaqat-Ibn Sa'd, hal 212)

Kemudian Muhammad memindahkan Maria ke tempat yang lebih nyaman baginya dan jauh dari tempat tinggal para istri-istri sahnya dan terus mengunjungi Maria meskipun para istrinya protes. Maria lalu hamil dan melahirkan bayi laki-laki dan Muhammad memberinya nama Ibrahim. Ketika Aisyah melihat bayi itu, Aisyah mengatakan kepada Muhammad bahwa bayi itu tidak mirip sang Nabi.

Seperti yang dikisahkan Ibn Sa'd, Ketika Ibrahim lahir, Muhammad membawanya kepada Aisyah dan berkata, "Lihat betapa miripnya dia (Ibrahim) denganku." Aisyah menjawab, "Tak kulihat kemiripannya denganmu." Muhammad berkata, "Tidakkah kau lihat pipinya yang tembem dan putih?" Aisyah lalu menjawab, "Semua bayi yang baru lahir dan minum susu pipinya tembem..!" (Tabaqat-Ibnu Sa'd, Vol l, hal 125)

Muhammad lalu mendengar desas-desus bahwa ketika Maria tidak dikunjungi olehnya, Maria sering di kunjungi oleh pemuda yang membawa dia dari Mesir. Muhammad sangat marah mendengar berita itu dan menyuruh Ali untuk memenggal kepala pemuda tersebut. Tapi Ali tidak jadi membunuh pria tersebut karena Ali melihat bukti bahwa ternyata pria itu telah 'dikebiri'.

Sahih Muslim, no. 4975:

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb Telah menceritakan kepada kami Affan Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah Telah mengabarkan kepada kami Tsabit dari Anas bahwa ada seorang laki laki yang dituduh berzina dengan istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Ali: pergilah, dan penggallah lehernya (karena kemunafikannya). lalu Ali mendatanginya yang ternyata ia sedang mendinginkan dirinya dalam sebuah sumur kecil, Ali berkata padanya: Keluarlah! kemudian Ali menarik tangannya dan ternyata dia adalah seorang laki-laki yang terputus kemaluannya, Maka Ali pun tidak membunuhnya. Lalu Ali datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Seraya berkata; Ya Rasulullah sesungguhnya dia adalah laki laki yang terputus kemaluannya (tidak mempunyai kemaluan).

Mungkin kisah ini dibuat karena kaum muslim manganggap Mariah bukan budak tapi salah satu istri nabi, yang tidak boleh ada cacat keburukan seperti hubungannya dengan pria lain selain Muhammad.

11. RAIHANA BINTI AMR BIN JUNAFAH

Dalam penyerangan terhadap kaum Yahudi bani Quraizah, pasukan Islam memancung sekitar 800-an laki-laki dan membiarkan wanita dan anak-anak. Satu dari wanita yang menjadi janda adalah Raihana yang terkenal kecantikannya, sedangkan wanita dan anak anak, berikut harta bendanya dibagi-bagikan kepada setiap orang yang ikut serta dalam penyerangan itu. Sebagian besar tawanan ditebus oleh bani Nadhir di Khaybar. Sementara bagian nabi, beliau memilih Raihana, putri Amr bin Junafah dari bani Nadhir yang pernah dinikahkan dengan lelaki Qurayzah.

Setelah jelas bahwa Raihana tidak sedang hamil pada saat itu, nabi menemuinya dan menawarinya untuk dibebaskan dan dijadikan sebagai istrinya. Namun ia menjawab, "Hai Rasulullah, biarkanlah aku berada dalam kekuasaanmu. Itu akan lebih mudah bagiku dan bagimu." Saat meninggal Raihana tetap memilih status sebagai budak, dia menolak untuk dinikahi oleh Muhammad.

Ada satu pelajaran moral yang menyedihkan disini. Bani Qurayzah dimusnahkan oleh Muhammad dengan membunuh seluruh kaum lelakinya, termasuk suami Raihana. Kemudian dengan entengnya Muhammad meniduri Raihana. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Raihana dan tekanan jiwa yang harus dia hadapi. Tidak mengherankan jika Raihana tidak berusia panjang dimana dia meninggal 5 tahun setelah kejadian pembantaian bani Quraizah. Tidak jelas berapa usia Raihana saat itu yang pasti tentu masih muda dan cantik.

"Pendapat Ulama Yang Tegas Kepada Sunnah"

Mungkin karena pusingnya seorang ulama harus membela Nabinya. Maka Al-Halabi, seorang muslim yang terkemuka dalam bukunya yang terkenal Al-Sira Al-Halabia. Akhirnya, secara tegas tanpa tedeng aling-aling, tanpa ragu dan tanpa malu, menyatakan; "Jika Muhammad menginginkan wanita yang belum menikah, dia bahkan mempunyai hak untuk menikahinya tanpa upacara pernikahan dan tanpa saksi atau wali. Persetujuan wanita itu juga tidak diperlukan. Namun jika wanita itu sudah menikah dan Muhammad menunjukkan keinginannya terhadap wanita itu, adalah sebuah keharusan bagi suaminya untuk menceraikannya, agar Muhammad dapat menikahinya. Dia bahkan juga menikah pada musim naik haji, sebagaimana yang dia lakukan dengan Maymunah. Dia juga mempunyai hak untuk memilih para tawanan, siapapun yang dia inginkan, sebelum pembagian hasil jarahan perang."

[Al-Sira Al-Halabia, Vol lll, hal 377]

Menikah tanpa saksi atau upacara pernikahan atau persetujuan wanitanya? dan kewajiban seorang suami untuk menceraikan istrinya jika Muhammad mau pada istrinya? Kalau bukan mental disorder, maka nurani dan akal sehat ulama ini sudah terkubur! Atau adanya kepanikan dalam keimanannya karena sudah tidak bisa berbohong lagi dalam membela ahlak Nabinya.

Bukankan menurut syariat Islam, apa yang dikatakan Al-Halabi itu disebut tindakan perzinahan yang sangat diharamkan? Jika kita simak pendapat seorang ulama muslim diatas dan kita cocokkan dengan biografi Muhammad berdasarkan Sirah dan hadis-hadis Sahih, maka kita bisa mengetahui bahwa Al-Halabi telah berpendapat jujur tentang perilaku Nabinya. Akan tetapi kita juga jadi mengetahui kapan zaman Jahiliah itu sebenarnya.

Dari semua uraian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Setidaknya ada 7 orang wanita yang dinikahi/dijadikan gundik Muhammad adalah wanita-wanita yang digambarkan "cantik" dan "sangat cantik"

2. Usia para wanita saat hidup sebagai suami-istri dengan Muhammad adalah:

a). Khadijah, 40 tahun, status janda, kaya raya

b). Saudah, sekitar 30–35 tahun, status janda, berbadan besar (gemuk)

c). Aisyah, (menikah di usia 6 tahun, tinggal serumah dengan Nabi di usia 9 tahun), status perawan. (anak dari Abu Bakr)

d). Hafsyah, 22 tahun, janda (anak dari Umar)

e). Zainab binti Jash, usia 32 tahun, janda, cantik

f). Safiyah, usia 17 tahun, janda, cantik

g). Juwariyah, usia 20 tahun, status?, cantik

h). Hindun, usia 30 tahun, janda, cantik

i). Raihana, usia tidak diketahui, janda, cantik

j). Zaynab binti Khuzaimah, 30 tahun, status janda

k). Ramlah, 34 tahun, status janda

l). Maimunah, 30 tahun, status janda.

m).Maria Quptiyah, usia 18-20 tahun, gadis, cantik

3. Wanita bagi Muhammad jelas hanyalah pemuas nafsu, terbukti Muhammad tidak memiliki gairah terhadap Saudah yang mulai tua dan badannya besar (gemuk) hingga berniat menceraikannya. Sebaliknya beliau lebih banyak menghabiskan waktu bersama Aisyah atau dengan Maria Quptiyah yang cantik jelita dan masih muda.

4. Muhammad jelas memilih wanita-wanita cantik, terbukti dari komentar Aisyah saat berjumpa dengan Juwariyah, saat memilih Maria yang lebih cantik dari Shireen, dan saat mengambil Safiah dari Dihyah.

5. Wanita-wanita diatas hanyalah wanita yang secara jelas dikisahkan dalam Sirat Rasul, ataupun Hadis. Diluar itu banyak wanita lain yang diceritakan bersetubuh dengan Muhammad, namun hanya nama saja yang disebutkan, tanpa informasi jelas mengenai asal usul dan kelahirannya. Wanita tersebut antara lain:

a). Duba Binti Amr; Dia salah satu wanita Arab yang cantik. Rambutnya sangat panjang [Ibn Saad, al-Tabaqat, hal 153]. Muhammad tertarik padanya dan minta ijin pada anaknya untuk menikahi ibunya. Tapi sang nabi menarik tawaran nikahnya ketika mengetahui bahwa Duba sebenarnya dari sisi usia sudah tua. Ia hanya menjadi pelampiasan seks sesaatnya saja.

b). Fatimah

c). Hind

d). Asma (dari Saba)

e). Habla

f). Asma (dari Noman) Sang nabi belakangan mengetahui bahwa Asma mengidap Lepra. Dia tidak jadi menikahinya.

g). Umm Sharik

h). Maymuna (II)

i). Zaynab (III)

k). Khaula

l). Amrah Binti Yazid; Dia menjadi muslimah hanya sebentar saja sebelum pernikahannya dengan nabi. Ketika ia datang ke Medina dan melihat apa yang dilakukan sang nabi, dia memohon Allah agar menyelamatkannya, karena ketakutan melihat sang Nabi. Sang Nabi tersinggung, kemudian tidak jadi menikahinya dan mengirimnya kembali kebangsanya. (apakah sang nabi telah menikmati tubuhnya? Wallahu a'lam).

6. Nilai moral yang dibangun diatas kebohongan bahwa istri-istrinya dikatakan tua renta.

Jadi.. termasuk istri-istri sahnya, total kira-kira terdapat 28 wanita yang dikabarkan "tidur" dengan sang nabi.

( Selesai )