webnovel

Sugar Baby?

"Apa jadi si Fanya itu udah gak sekolah lagi?" tanya Bela pada teman-temannya.

"Iya benar, Fanya udah keluar dari sekolah dan mau lanjut homeschooling," ujar Luluk.

"Sial, gue belum sempat bikin perhitungan sama dia!" tukas Bella.

"Tenang aja, kita masih bisa kok bertemu sama anak itu. Kemarin gue lihat di lagi di butik gitu sama om-om," sahut Santi.

"Apa? Sama om-om, wah jangan-jangan cewek gak bener lagi dia!" ujar Bella.

"Bisa jadi dia itu sugar baby lagi," tebak Luluk.

"Ini akan jadi berita yang bagus buat Farhan. Biar dia gak terus-terusan sok perhatian sama Fanya," cetus Bella.

"Lo benar Bell, lo harus bilang sama Farham sebelum nantinya Farhan ke makan sama rayuan Fanya."

"Ya udah yuk kita langsung cari Farhan aja," ajak Bella.

Ketiganya pun kemudian berlalu dari Kantin. Buru-buru Bella mencari keberadaan Farahan.

Ini akan menjadi kesempatan emas untuknya mendekati Farhan. Karena dengan begitu Farhan pasti akan sangat membenci Fanya.

"Nah itu dia anaknya," ujar Luluk.

"Kalian tunggu sini ya, biar gue aja yang ngomong sama Farhan!" ucap Bella.

Gadis itu kemudian mendekat ke arah Farhan.

"Hay," sapa Bella.

"Ini lagi, mau ngapain sih elo!" ketus Farhan.

"Lo jangan keburu BT dulu sama gue, karena gue gue punya kabar yang pastinya akan bikin lo kaget," ucap Bella.

"Kalau yang mau lo omongin itu gak penting mending gak usah deh buang-buang waktu gue aja," sahut Farhan.

"Lo yakin gak mau denger, ini tentang Fanya lho!" ucap Bella.

"Lo tau apa tentang Fanya?" tanya Farhan.

Tuh kan kalau sudah menyangkut Fanya Farhan langsung antusias gitu.

"Lo pasti gak akan menyangka," ucap Bella.

"Lo gak usah muter-muter deh, lo tau apa tentang Fanya," sahut Farhan.

"Fanya adalah seirang sugar baby," jelas Bella.

"Lo jangan asal nuduh deh Bel, mana mungkin Fanya jadi sugar baby!" sentak Farhan tidak terima.

Jelas saja cowok itu tidak terima karena Fanya adalah gadis yang di cintainya. Meskipun Farhan belum sempat mengungkapkannya pada Fanya.

"Lo itu udah di butakan eh cinta Far, jadi lo gak terima kan kalau ada yang bilang Fanya jadi sugar baby. Elo harus tau Fanya itu gak sepolos yang lo kira!" ujar Bella.

"Bulshit, segitunya lo mau bersaing sama Fanya ya sampai lo jelek-jelekin dia di depan gue. Ini semua itu sama sekali gak ngaruh kali Bell," tegas Farhan.

Cowok itu kemudian berlalu meninggalkan Bella yang masih mematung di tempat. Tak lama kemudian Luluk dan Santi menghampiri.

"Gimana Bel? Lo berhasil kan?" tanya Santi.

"Farhan gak percaya sama apa yang gue katakan San, dia justru kaya gak terima gitu di kira gue jelek-jelekin Fanya," jawab Bella.

"Karena kita gak punya bukti apa-apa Bel, kita harus cari buktinya lebih dulu baru Farhan bisa percaya!" ucap Luluk.

"Luluk benar Bel, sayangnya gue kemarin gak sempat fotoin mereka!" ujar Santi.

"Sial, benar-benar sial. Farhan itu kayaknya emang udah cinta mati sama Fanya, dan gue gak bisa terima itu!" ujar Bella.

"Lo yang tenang ya Bell, setelah Farhan nanti tau tentang fakta kalau Fanya itu bukan cewek baik-baik pasti Farhan akan langsung membenci Fanya. Jadi lo gak usah kawatir. Lo yang tenang ya!" ucap Santi.

Ketiganya kembali ke kelas karena bunyi gemerincing dari bel tanda masuk sudah terdengar.

Di satu sisi, Liss dan Maya begitu merasa kehilangan sosok Fanya yang biasanya ada di tengah-tengah mereka.

"Gak nyangka ya kalau Fanya sekarang udah gak ada di sini," ujar Lisa.

"Iya Lis, gue jadi kaya males gini belajarnya!" sahut Maya.

"Gak boleh gitu May, meskipun Fanya sekarang udah gak sekelas lagi sama kita tapi Fanya masih di hati kita. Kita harus selalu berdoa yang baik-baik untuk Fanya!" ucap Lisa.

"Gue pasti akan selalu berdoa yang terbaik untuk Fanya. Semoga Fanya bisa yang melewati semua masalah yang ada," tukas Maya.

Kehilangan sahabat yang sangat di sayanginya memang terasa sangat berat. Apalagi jika sahabatnya itu seperti Fanya.

Sosok yang selalu memberikan keceriaan, selalu memberikan semangat untuk sahabat-sahabatnya.

"Gue suka heran deh Sa, kenapa ya kalau orang baik itu ada aja ujiannya!" ujar Maya.

"Ya karena memang ujian orang baik itu banyak May, tapi gue yakin kok kalau orang baik itu pasti akan mendapatkan jalan yang terbaik!" sahut Lisa.

"Kasian ya yang di tinggalin sama sahabatnya," ucap Bella tiba-tiba yang baru aja masuk ke dalam kelas.

"Berisik lo ya," sahut Maya.

"Kenapa, lagi sibuk jadi sugar baby ya sahabat lo itu," celetuk Bella.

"Jaga ya omongan lo, Fanya gak seperti apa yang lo katakan!" sentak Maya.

"Lo yakin May, bagaimana kalau Santi memergokin Fanya lagi di butik sama om-om?" tanya Bella.

"Belum tentu kan kalau Fanya jadi sugar baby, bisa aja Fanya itu cuma lagi ngantetin omnya kr butik. Jangan sok cari-cari kesalahan Fanya deh kalian. Basi tau gak!" tegas Maya.

"Bilang aja kalau lo gak terima kan gue jelek-jelekin sahabat lo itu, cihh cewek gK bener gitu masih aja kalian Bella. Buktinya sekarang dia malahan keluar kan dari sekolah, apa itu namanya kalau bukan cewek yang gak bener," ucap Bella.

"Lo bisa diam gak Bel, atau perlu gue kasih solasi itu mulut." Lisa angkat bicara.

"Huuu takut," rajuk Bella.

"Udah ah Bell, gak penting juga ngurusin mereka," ajak Santi.

"Iya, buang-buang waktu dan tenaga aja!" sambar Luluk.

"Pasti si Santi itu lihat Fanya yang lagi viting baju buat nikah deh!" ucap Maya.

"Kasihan Fanya, kalau sampai Fanya yang denger pasti dia akan sangat sedih!" ucap Lisa.

"Gue juga bisa ngerasain betapa beratnya jadi Fanya saat ini," cetus Maya.

"Gimana kalau kita ajak Fanya buat ketemuan di cafe dekat rumah Deka," saran Lisa.

"Tapi emangnya Fanya bisa keluar, pasti kan dia tambah di ketatin tuh sama Deka," sahut Maya.

"Ya kita coba dulu gak ada salahnya kan," ujar Lisa.

"Ya udah nanti gue coba hubungin Fanya dulu deh. Semoga aja bisa biar kita bisa lihat keadaan Fanya," sahut Maya.

"Gue kangen banget sama Fanya, kepengen peluk dia!" ujar Lisa.

Mengisahkan sebuah luka, berteman dengan sepi dan kesunyian yang mengisi hatiku saat ini.

~Fanya Renata Putri~

"Gue kangen sama kalian, kangen bisa bercanda bareng. Setidaknya meskipun perasaan gue kagi sedih tapi kalau ada kalian itu rasanya bisa lupa sama kesedihan yang gue rasain. Kangen banget Maya, Lisa."

Siguiente capítulo