webnovel

Melarikan Diri

Editor: Wave Literature

"Sialan! Kalian berdua mesum. Jangan menyentuhku, awas saja! Aku akan menuntut kalian!"

"Tolong! Ada orang mesum!"

Rumah keluarga Bo cukup besar, jarak dari toilet ke ruang makan cukup jauh. Selain itu rumah yang canggih ini juga dilengkapi dengan tembok yang kedap suara. sehingga, meskipun berteriak seperti apapun tidak akan ada orang yang mendengar Ye Xian.

Saat ini Ye Xian melihat dua pengawal itu benar-benar mendekatinya. Namun, percuma saja ia berteriak sampai suara habis pun tidak akan ada yang mendengarnya. Matanya bergulir ke kanan dan ke kiri, pada akhirnya ia memegang tangan salah satu pengawal itu.

Pengawal yang disentuh tiba-tiba memandang Ye Xian dengan aneh. Memang bukan apa-apa bagi wanita untuk menyentuh tangan wanita, tapi akan terasa sangat aneh bagi pria yang menyentuh pria seperti ini.

Ye Xian tidak hanya menyentuh tangan pengawal itu, ia juga mengedipkan mata kepada mereka, "Kakak-kakak, apa kalian tidak tahu aku ini seorang gay? Jika kalian menyentuhku, aku bisa... Bereaksi. Kalau kalian tidak percaya…"

Pengawal yang ditarik tangannya itu pun mulai merasa merinding di sekujur tubuhnya.

Ada seorang gay yang menjijikkan masuk ke dunia hiburan. Namanya adalah Ye Xian, seseorang yang terus menempel kepada Tuan Muda Kedua. Siapa yang tidak tahu tentang hal ini? Terlebih lagi, kedua pengawal ini adalah pelayan di rumah keluarga Bo, sehingga mereka lebih mengerti tentang berita Ye Xian tersebut.

Pengawal yang dipegang Ye Xian itu pun langsung mengibaskan tangan Ye Xian dengan cepat dan ia melihat Ye Xian dengan tatapan jijik. Lalu pengawal itu dengan cepat menarik kembali tangannya.

Ye Xian tersenyum saat melihat strateginya berhasil, "Jadi, kalian jangan menyentuhku. Aku yang akan memakainya sendiri di dalam toilet, oke?"

Kedua pengawal itu saling memandang satu sama lain. Saat mereka yakin bahwa Ye Xian tidak akan kabur, mereka pun setuju.

"Jangan main-main, atau kami akan bersikap kasar padamu. Kami juga harus memotretmu!"

Sudut bibir Ye Xian pun tampak bergerak-gerak, "Tentu saja, meski kalian memberiku kekuatan penuh, aku tidak akan berani kabur…"

Gadis kecil itu memeluk kotak hadiah sembari berlari menuju dalam toilet. Sekitar 15 menit kemudian, kedua pengawal itu berteriak memanggil Ye Xian dengan tidak sabar, "Tuan Ye? Tuan Ye? Sudah belum?"

Tidak ada jawaban apapun dari Ye Xian. Kemudian mereka pun, kemudian mereka berteriak lagi, namun tetap saja tidak ada yang menjawab.

Pada akhirnya mereka berdua baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dengan cepat mereka pun bergegas menuju toilet pria dan baru menyadari...

Tidak ada orang di dalam toilet. Yang ada hanya kotak kado kosong dan jendela yang terbuka lebar.

... 

Ye Xian melarikan diri kembali ke hotel dan langsung membuang pakaian lingerie yang seksi itu. Hal pertama yang ia lakukan adalah menghubungi pelaku utama dan marah-marah kepadanya.

Pada saat ini, Ye Shaowen sedang mengobrol dan minum-minum dengan rekan bisnisnya di Digaules KTV, yang merupakan salah satu tempat paling terkenal di Ibu Kota. Ia sedang dikelilingi oleh sekelompok wanita berpakaian seksi. 

Tiba-tiba ponsel Ye Shaowen berdering. Saat ia melihat siapa yang menghubunginya, ia pun langsung mendorong semua wanita yang ada di sampingnya. Lalu berjalan menuju tempat yang tenang untuk menjawab telepon. Kemudian, ia bicara dengan suaranya yang lembut.

"Halo, Adik Kecil, kamu ada waktu luang sampai menghubungiku?"

"Ye Shaowen!" Sebelum Ye Shaowen berbicara lebih banyak, ia mendengar auman singa dari ponselnya. Ia pun langsung ketakutan dan tidak berani bicara.

"Kamu pasti mengerti kenapa aku menghubungimu, kan?"

"…Adik Kecil, ada apa denganmu? Kenapa kamu sangat marah kepadaku? Apa ada orang yang mengganggumu?"

Ye Xian menahan diri supaya tidak membunuh Kakaknya ini. Ia menggertakkan giginya sambil berkata, "Aku menyuruhmu menyiapkan hadiah, apa-apaan hadiah itu?"

Ye Shaowen malah bersemangat saat mendengar Ye Xian berkata seperti ini kepadanya. Kemudian ia berkata dengan nada bicara penuh kebanggaan, "Bagaimana? Apa raut wajah Tuan Bo saat melihatnya begitu bahagia? Kakak memang sengaja melakukannya, supaya dia mendidik cucunya dengan baik. Membuatmu banyak menderita karena kejahatan Jiang Wanze si bocah sialan itu. Dan sekalian, aku juga ingin memberi pelajaran kepada Jiang Wanze, supaya dia sadar diri. Apa mereka kira putri kecil keluarga Ye bisa seenaknya ditindas?"

Siguiente capítulo