webnovel

133 Tumpukan Chat

Aku sedikit membelalakkan mataku karena mendengar nasehat Ibuku, tapi bagaimana lagi? Namanya juga gak tahu siapa dia? Wajar saja membelanya. Orang akhir-akhir ini memang yang dia tampakkan adalah kebaikan-kebaikan dan ketulusan-ketulusan, ya ... Semacam menanamkan hutang budi kepadaku dan keluarga, wajar kalau kita-kita harus kualahan membalasnya dengan kebaikan juga. Kalau Ibu tahu Bu? Kalau Ibu tahu. Ibu gak bakal bilang begitu kepadaku.

"Astaga Bu ... Bu! Menghargai opo toh, Bu? Aku justru mau mencincang-cincang dia karena kebuka lagi kebejatannya ditelingaku, tapi bagaimana caranya aku menjelaskan?" gumamku dalam hati.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo