Reiko terbangun dari efek mabuknya dan menjumpai dirinya sudah berada di sofa dan Shingo berdiri tak jauh darinya dengan wajah sedikit memerah dan napas tersengal. "Aku minta maaf karena sudah merepotkanmu, Shingo-san."
"O-Ohh, tidak mengapa, Rei. Ini … ini hanya persoalan kecil saja untukku." Shingo berusaha senormal mungkin memberikan sahutan ditengah suaranya yang bergetar. Hampir saja dia terpergok oleh Reiko akan apa yang sudah dia lakukan terhadap wanita itu.
Ya, itu memang bukanlah mimpi seperti yang Shingo kira. Meski dia berharap itu hanya khayalan indah semata dari hasil imajinasi liar dia, nyatanya … itu nyata.
Pelecehan seksual, pemerkosaan senyap yang dia lakukan terhadap Reiko benar-benar terjadi, sungguh dia lakukan saat Reiko tak sadar. Ini memang buruk, sangat buruk, dan Shingo hanya menyesalinya meski tak punya nyali untuk meminta maaf mengenai itu ke Reiko, atau ke siapapun.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com