"Kemarilah!" Merentangkan kedua tangan supaya sang kekasih berhambur ke dalam pelukan. Bersamaan dengan itu ponselnya berdering menampilkan nama Lenata yang membuat Calvino menegang seketika. Merasakan ketegangan dari tubuh kekar telah memaksa Kiara mengurai pelukan. Ditatapnya lelaki tercinta dengan tatapan penuh tanda tanya. "Ada apa? Siapa yang telepon?" Calvino tidak menjawab. Dia memilih diam dengan bibir membentuk garis lurus.
--
"Sayang, siapa yang telepon?"
Tidak ada satu patah kata pun yang mengiringi pergerakan bibir kokoh kecuali menyungging sebuah senyuman yang terkesan dipaksakan.
"Jangan hanya tersenyum katakan sesuatu!" Desak Kiara. Terlihat dengan sangat jelas raut khawatir menyelimuti wajah cantik.
Dirangkumnya pipi putih mulus dengan penuh kelembutan berselimut tatapan menghangat yang membuat hati Kiara merasa sedikit lebih tenang.
"Tidak perlu perdulikan hal-hal yang sama sekali tidak penting."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com