Sama sekali tidak ada rasa menggebu kecuali kelembutan sebagai ungkapan betapa dalam perasaan seorang Calvino Luz Kafeel kepada wanita tercinta.
--
Setelah merasakan nafas mulai tersengal, bersamaan dengan itulah bibir terurai. Desiran angin malam mengikuti sejoli dalam mengisi paru - parunya yang serasa mau pecah.
"Apakah ciumanku menyakiti mu?"
Pertanyaan bodoh macam apakah ini? Tentu saja tidak. Kau tidak menyakitiku tetapi melumpuhkan akal sehatku sehingga tidak ada lagi yang ku inginkan selain mengarungi kebahagiaan bersama mu, ya hanya bersama mu.
"Mau lagi?" Merangkum lembut pipi Kiara.
Uh, kenapa harus kau tanyakan hal vulgar seperti itu, Calvin?
"Wajah mu terlihat sangat menggemaskan ketika sedang malu - malu seperti ini." Mencubit gemas hidung mancung membuat sang pemilik merintih kesakitan.
"Uh, sakit ya, Manis?"
"Ish, jangan lagi mencubit hidungku." Mendorong dada bidang menjauh.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com