"Aku sayang sama kamu. Aku juga mau jagain kamu kayak yang ify bilang." kata iqbal pada bela.
Bela hanya diam dan pergi, dia menepis tangan iqbal begitu saja. Rasa sarang, perasaan gak bisa dimainin gitu aja. Mentang-mentang iqbal sedang sedih, bela dijadikan pelampiasan iqbal saja kah?
Bela tak mau
***
Bela sebisa mungkin menghindari iqbal. Seperti biasa hari ini bela akan berangkat ke sekolah.
"Sayang, bangun udah jam berapa nini loh. Gak sekolah?" kata mama bela yang baik ke lantai atas dan mengetuk kamar bela.
"Iya ma. Bela sudah siap kok." bela membuka pintu kamarnya setelah dia bangun satu jam yang lalu dan siap-siap untuk ke sekolah.
Mandi, mengenakan seragam sekolah dan kembali mengecek buku yang harud dia bawa. Bela mengambil ponsel dan juga tas sekolahnya. Dia ikut dengan sang mama untuk turun dan sarapan.
"Pagi paa."
Bela menaruh tasnya dikursi lalu menghampiri sang papa yang seorang pengusaha seperti papanya iqbal. Bela mencium pipi sang papa seperti biasa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com