Rafael dan sasya sudah ada di dapur penthouse di hotel keluarga rafael. Rafael menunjukan beberapa tempat dimana tersimpan bahan makanan. Sasya pun memgambil semua bahan yang bisa dia masak.
"Mau makan apa?" tanya sasya pada rafael.
"Terserah. Yang bisa dimasak dari bahan yang ada aja."
Karena penthouse ini sering rafael kunjungi, banyak bahan makanan yang memang rafael suka, hanya beberapa telur, sosis dan semacamnya.
"Bentar ya aku masakin." kata sasya yang sebenarnya berharap rafael pergi untuk menjaga iqbal mungkin. Tapi rafael hanya mengangguk dan mengekuarkan ponselnya. Dia main game sambil menunggu sasya selesai masak. Dengan berdiri lagi.
"Tuan, gak mau Nunggu di kamar aja. Sekalian jagain iqbal." kata sasya pada rafael. Rafael langsung kesal mendengar panggilan sasya lagi.
"Panggil lagi tuan, aku cium kamu." katanya menatap sasya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com