Sementara mayat-mayat itu semua sudah tumbang. Tersisa tiga wanita yang tertawa-tawa dan terkikik hingga membuat siapa pun yang mendengarnya akan merinding. Ayah segera berdiri. Ia yang semula kakinya lemas tiba-tiba bisa di gerakkan. Iya pun berlari ke arah pintu keluar namun tiga wanita tanpa tubuh itu terus membuntutinya.
Ayah memutuskan untuk memukulnya. Namun mereka malah terbang lebih tinggi. Mempermainkan ayah. Dengan kikikan yang tak pernah berhenti. Hal itu malah membuat ayah semakin naik pitam. Lalu ayah pun berniat untuk menuju keramaian agar tiga wanita itu tak mengikutinya. Namun keramaian yang Ia temui sebelumnya ternyata sudah musnah. Tak ada yang tersisa kecuali rerumputan di pinggir sungai.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com