"Oke, oke. Aku tahu." Jirayu pun mencium bibir Kim dan cepat-cepat bergerak. Dia menghisap air mata dari pelupuk dan pipi lelaki itu, dan mengenang tiap perubahan ekspresi yang dibuat Kim dalam memori. Bagaimana bibir indahnya terbuka dan tertutup karena desahan. Bagaimana hidungnya berusaha mencari napas. Dan rintihan-rintihan pelan yang hanya bisa dinikmati olehnya.
Oh, jangan salah. Kim memang bukan tipe yang berisik saat disetubuhi, tapi lelaki itu indah dengan caranya sendiri. Dia juga tidak mudah menurut, tapi sekali mau melakukan sesuatu untuk Jirayu, dada Jirayu pun menghangat melebihi apapun.
Jirayu tahu Kim juga mencintai dia. Hanya saja bahasa perasaan lelaki itu berbeda. Jika tidak, Kim takkan mau balas meremas jemarinya setelah mereka berganti posisi lagi.
BRUGH!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com