Apo pun memposisikan iPad agar bersandar di dinding kafe, lalu dia memeluk Paopao untuk selfie hingga puas. Rasanya hangat karena Paopao bulunya lebat, dia menciumi pipi si kucing seolah-olah dunia milik mereka sendiri. "Thank you! Thank you! Thank you!" katanya, entah sejak kapan meniru Bahasa Inggris. Rupanya Apo banyak belajar selama di rumah Ta Nannakun, dia merekam kebiasaan baik sang Ayah.
Di balik pot meja Mile pun mendengus kecil, dia sadar tak boleh tertarik kepada Apo. Namun, entah kenapa perasaan itu sulit diakhiri. Tangannya mengaduk selada dengan potongan seafood. Sepenuhnya sulit memahami diri sendiri hingga sekarang. "Celah? Sepertinya tak ada yang seperti itu," batinnya. "Kalian berdua sudah cocok, Pao. Walau besok aku mungkin harus mengambil waktu sendiri."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com