Apo pun gemas pada dirinya sendiri. Ingin marah karena masa penantian, padahal Mile justru menyeringai senang tanpa sadar saat dia keluar ke balairung istana.
"Selamat pagi, Yang Mulia!" sapa perdana menteri yang sudah berbaris-baris. Mile pun duduk di depan mereka dengan jubah kebesarannya. Abai, meski beberapa mata gagal fokus ke bekas gigitan pada lehernya. Sangat siap memimpin rapat dewan untuk seluruh bangsa.
"Sudah kalian dapatkan pesananku pada waktu itu? Aku benar-benar sudah ingin mencicipi kesegarannya pada pagi ini."
"SUDAH, YANG MULIA! SILAHKAN!" teriak seorang penjaga pintu utama ruangan itu yang jaraknya nyaris 15 meter.
BRAKKKHHHHH!
SRAAAAAAAAAAAAAKKH!
Barisan para dayang pun keluar dari balik sana. Dan mereka mendorong meja sajian bertudung saji emas seiring daun pintunya terbuka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com