webnovel

15!

Pulang sekolah, Gilang mengajak ketiga temannya pergi ke café yang selalu mereka kunjungi saat mereka sedang bosan atau lelah dengan tugas sekolah. Awalnya Sandi menolak ajakan Gilang tersebut, tapi karena paksaan dari lelaki itu dan menyuruh Rey untuk pulang terlebih dahulu tanpa Sandi membuat lelaki manis itu mau tak mau ikut pergi dengan dibonceng oleh Gilang sendiri.

Saat ini mereka berempat sudah duduk melingkar di café yang bernama Mx café.

"nikmati pesanan kalian" kata seseorang yang mengantar pesanan mereka sambil mencubit pipi gembil milik Sandi sebelum pergi dan mendapat decakan dan tatapan tajam dari sang empunya pipi.

"kau terlalu menyukai pipi Sandi, kak Manda" kata Gilang yang mendapat senyuman dari lelaki yang dipanggil Manda itu sambil pergi dari meja mereka.

Manda adalah pemilik dari café yang selalu mereka kunjungi. Lelaki yang memiliki wajah tampan, tinggi dan memiliki lesung pipi dikedua pipinya. Jika keempat lelaki itu datang ke café-nya, Manda selalu menggoda Sandi. Entah kenapa ia suka sekali menggoda lelaki manis itu sampai membuat Gilang, Aldi dan Lian menggelengkan kepalanya dengan sifatnya. Sebenarnya Manda sudah memiliki kekasih dan tidak ada yang tahu siapa seseorang yang beruntung mendapatkan lelaki seperti Manda tersebut karena lelaki tampan berlesung pipi itu tidak pernah mengenalkannya kepada empat sekawan itu atau tidak pernah sekalipun membawa orang itu ke café-nya. Hal itu membuat empat lelaki itu penasaran dan terus menanyai Manda, tapi lelaki tampan itu tetap diam dan membuat keempat lelaki itu kesal dan marah padanya sampai meminta makanan gratis pada Manda.

Itulah sedikit cerita tentang sang pemilik café dengan keempat sekawan itu.

Setelah pesanan mereka diantar oleh Manda, ketiga lelaki itu hanya diam sambil memainkan pesanan masing-masing tanpa ada niatan untuk memakannya sedangkan Gilang sudah menyantap makanannya sambil melihat ketiga temannya yang hanya diam. Lalu ia melihat kearah Aldi yang duduk didepannya dan beruntung saat itu juga Aldi melihatnya. Gilang memberikan kode kepada lelaki itu agar memulai percakapan dan menghancurkan keheningan diantara mereka. Aldi menggelengkan kepalanya ketika tahu maksud dari Gilang.

"hah" Gilang menghela nafasnya sedikit panjang.

"kau kenapa?" tanya Sandi yang mendengar helaan nafas Gilang yang ada disampingnya.

"ah kau dengar ya!" kata Gilang sambil melihat Sandi yang hanya dihiraukan oleh lelaki manis itu.

"San, begini… Lian memang suka hal seperti itu" kata Gilang yang langsung to the point dan membuat Lian dan Aldi menatapnya, terkejut.

"kenapa? aku salah ya?" tanya Gilang lagi yang tidak mengerti dengan tatapan kedua temannya itu. Aldi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"begini San, sebenarnya kami sudah tahu jika Lian suka hal seperti itu dan awalnya kami juga terkejut sama sepertimu, tapi ketika ia menjelaskan kesukaannya itu-"

"kami menerimanya…" potong Gilang dengan begitu saja "…bagiku itu tidak masalah asal dia tidak meracuniku dan memperlihatkan hal seperti itu padaku lagi" tambah Gilang yang membuat Aldi menatapnya datar karena kesal ucapannya dipotong olehnya.

"jadi kalian sudah tahu hal itu?" tanya Sandi yang mendapat anggukan dari kedua lelaki itu. Kemudian Sandi menghela nafasnya panjang.

"maafkan aku, San! aku memang suka hal itu dan tidak bisa menghentikannya. Aku tidak akan memperlihatkannya lagi padamu…aku tidak mau kau mendiamku seperti di sekolah tadi" kata Lian.

"hah" lagi. Sandi menghela nafas "…tidak apa, lagipula aku tidak marah denganmu…aku hanya shock saja mendengar dan melihat hal itu darimu" jelas Sandi "aku hanya tidak menyangka kau menyukai hal seperti itu, itu saja yang aku pikirkan".

"nah itu sama denganku….aku juga berfikir seperti itu awalnya sampai tidak bisa tidur, tapi aku rasa itu tidak masalah jika kau menyukainya" tambah Gilang sambil melihat Lian.

"maaf" lagi, Lian meminta maaf.

"tidak apa, jangan merasa bersalah begitu" ucap Gilang sambil menepuk bahu Lian. Lelaki cantik itu hanya tersenyum sambil melihat Gilang.

"maafkan aku juga sudah membuatmu memikirkan hal yang aneh-aneh" kata Sandi.

"tidak apa, aku mengerti kok" kata Lian. Kemudian mereka tersenyum bersama.

Aldi melihat kearah Lian yang tersenyum, akhirnya masalah inipun selesai juga. Ia senang melihatnya.

16.30.

Keempat lelaki itu memutuskan untuk pulang karena hari sudah sore. Aldi mengantar Lian pulang sedangkan Sandi diantar oleh Gilang. Meskipun tidak searah, tapi Gilang memiliki tanggung jawab untuk mengantar lelaki manis itu pulang karena ia-lah yang mengajak Sandi pergi bersama.

Dijalan Aldi dan Lian saling mengobrol satu sama lain tentang banyak hal, terutama soal hal yang tadi di café. Aldi merasa lega melihat Lian kembali seperti biasanya. Jujur saja ia suka melihat Lian yang cerewet seperti ini ketimbang Lian yang pendiam. Aldi pun tersenyum mendengar ocehan Lian yang ada dibelakangnya. Ia mendengar dengan seksama apa yang diceritakan Lian yang tidak jauh-jauh dari Sandi. Jangan ditanya Aldi bosan atau tidak mendengar ocehan dari Lian yang pasti lelaki itu akan menjawab tidak sama sekali.

Tak lama mereka sampai didepan rumah Lian. Lelaki cantik itu turun dari atas motor Aldi dan mencoba melepas pengait helm yang ia pakai namun tidak bisa ia lakukan.

"kemarilah" kata Aldi. Lian langsung mendekat kearah Aldi yang masih berada diatas motornya.

Cetek.

Tak butuh waktu lama Aldi berhasil membuka kaitan helm yang dipakai oleh lelaki cantik itu. Aldi juga melepaskan helm tersebut dari kepala Lian.

"terima kasih" kata lelaki cantik itu dengan tersenyum manis kepadanya. Aldi hanya bergumam sambil mengusak rambut Lian yang sedikit panjang itu. Lian tidak protes dengan apa yang dilakukan Aldi padanya. Toh mereka sering melakukan hal itu.

"mau mampir?" tanya Lian.

"tidak, lain kali saja! masuklah!" tolak Aldi lembut sambil menyuruh Lian masuk kedalam rumahnya.

"baiklah! hati-hati"

Lian berbalik dan berjalan memasuki rumah besarnya. Aldi hanya diam diatas motor sambil melihat Lian yang masuk kedalam rumahnya. Ia tersenyum ketika Lian masuk dan melihatnya sambil menutup pintu gerbang rumahnya.

"dia cantik" gumamnya sambil menghela nafas sambil melajukan motornya, pergi dari depan rumah Lian. Aldi sangat suka melihat lelaki cantik itu karena hal itu membuatnya merasa tenang dan juga seperti ada sesuatu yang menggelitik didalam perutnya ketika menyentuh lelaki cantik itu. Aldi awalnya tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, tapi ia mencari tahu jawabannya diinternet dan ketika melihat Lian menyukai hal seperti itu, membuatnya menyimpulkan bahwa ia menyukai lelaki cantik itu. Tapi, Aldi masih ragu untuk mengatakan perasaannya kepada lelaki cantik itu karena takut melihat reaksi Lian ketika tahu perasaannya.

tbc

Re balik lagiiii :)

maaf lupa update ...

semoga kalian masih suka membacanya

Ren_Jinangcreators' thoughts
Siguiente capítulo